63 dari pengelolaan lahan “Kopassus 23”. Peningkatan pendapatan di Desa Cogreg
lebih besar dibandingkan Desa Ciaruteun Ilir karena sebelum adanya kegiatan JUN lahan di Desa Cogreg tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk
menghasilkan pendapatan dalam bidang pertanian. Perbandingan pendapatan
petani JUN dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Perbandingan Pendapatan Petani JUN Tanpa dan dengan
Adanya Kegiatan JUN Tahun 2012 A. Pendapatan Tanpa JUN
Kriteria Desa Cogregtahun
Desa Ciaruteun Ilirtahun
1. Lahan UNB 28 265 000
2. Lahan Kopassus 23 602 550 000
Total Pendapatan Rp 28 265 000
Rp 602 550 000 B. Pendapatan dengan Adanya JUN
Kriteria Desa Cogregtahun
Desa Ciaruteun Ilirtahun
1. Upah Petani JUN 23 319 600
56 228 300
2. Bonus 950 000
3 235 000 3. Bagi Hasil
156 125 000 434 075 000
4. Tumpang sari 10 912 000
213 776 000
Total Pendapatan Rp 191 306 600
Rp 707 314 300
Sumber: Data Primer 2012 diolah
Adanya kegiatan JUN menyebabkan para petani yang pada awalnya menanam tanaman non kayu beralih ke tanaman berkayu yaitu pohon jati.
Pendapatan bagi petani JUN setelah adanya kegiatan JUN, yaitu:
a. Upah Petani JUN
Petani di dalam pengelolaan JUN akan mendapatkan upah dari UBH- KPWN Bogor setelah lima tahun. Upah diberikan karena petani JUN melakukan
beberapa kegiatan, yaitu: pembuatan lubang, pemupukan awal, penanaman, penyiangan dan pemupukan, pemeliharaan, dan pengamanan. Dari tahun ke tahun
upah yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan umur tanaman JUN. Desa Cogreg memiliki tanaman JUN yang berumur empat tahun dan lima
tahun. Petani JUN mendapatkan upah sebesar Rp 23 401 000 dari tanaman umur
64 empat tahun, sedangkan untuk tanaman yang berumur lima tahun petani JUN
mendapatkan upah sebesar Rp 93 197 000. Upah yang diperoleh Desa Cogreg kepada petani dari semua umur tanaman jati sebesar Rp 116 598 000
Rp 23 319 600tahun. Desa Ciaruteun Ilir memiliki tanaman JUN yang berumur empat tahun. Hasil yang akan diperoleh dari upah pengelolaan JUN sebesar
Rp 281 141 500 Rp 56 228 300tahun . Rincian perhitungan upah Desa Cogreg
dan Desa Ciaruteun Ilir dilihat pada Lampiran 5. b.
Bonus Petani JUN
Pada pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan JUN petani mendapatkan bonus dari hasil yang mereka lakukan dengan cara merawat JUN agar tumbuh
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh UBH-KPWN. Setiap petani JUN berpeluang mendapatkan bonus tersebut dengan catatan tanaman JUN miliknya
masuk ke dalam kriteria yang telah ada. Adanya bonus maka ada kesadaran dari petani JUN untuk memelihara pohon jati dengan baik. Adapun kriteria yang
ditetapkan pihak UBH-KPWN terhadap bonus tersebut pada Tabel 30. Tabel 30. Klasifikasi Tanaman JUN
Umur tahun
Klasifikasi Bawah
Standar Standar
Baik Amat Baik
Kell cm
T m
Kell cm
T m
Kell cm
T m
Kell cm
T m
0,5 -
2,5 -
2,5-3 -
3-3,5 -
≥ 3,5 1
15 4
15-18 4-5
18-21 5-6
≥ 21 ≥ 6
2 27
6 27-30
6-7 30-33
7-8 ≥ 33
≥ 8 3
39 8
39-42 8-9
42-45 9-10
≥ 45 ≥ 10
4 50
9 50-53
9-10 53-56
10-11 ≥ 56
≥ 11 5
61 10
61-64 10-11
64-67 11-12
≥ 67 ≥ 12
Keterangan: T = Tinggi pohon rata-rata m, Kell = Keliling rata-rata cm
Sumber: UBH-KPWN 2012
Petani JUN yang memiliki pohon jati dalam klasifikasi baik dan amat baik akan dilombakan dimana para petani JUN akan mendapatkan bonus dari pihak
65 UBH-KPWN. Besarnya bonus tergantung dari jumlah tanaman yang dimiliki
setiap petani JUN. Semakin banyak pohon jati yang dimiliki petani JUN maka akan semakin besar pula bonus yang diterima. Rincian klasifikasi bonus petani
JUN dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Klasifikasi Bonus Petani JUN
Klasifikasi Jumlah Tanaman
Bonus yang Diterima
Baik dan Amat Baik 100
Rp 175 000 100-200
Rp 225 000 200-300
Rp 275 000 300
Rp 300 000
Sumber: UBH-KPWN 2012
Petani yang mempunyai jumlah pohon lebih dari 300 pohon yang memiliki lima keliling terbesar pada klasifikasi amat baik akan mendapatkan bonus. Juara
pertama mendapatkan Rp 1 000 000, juara kedua Rp 750 000, juara ketiga Rp 600 000, juara keempat Rp 500 000, dan juara kelima Rp 400 000.
Penyeleksian tanaman JUN dilakukan setiap tahun sekali sehingga petani JUN di kedua desa berlomba-lomba agar memperoleh bonus tersebut. Desa Cogreg
memperoleh bonus rata-rata sebesar Rp 950 000tahun yang berasal dari tanaman jati umur empat tahun maupun lima tahun, sedangkan di Ciaruteun Ilir
memperoleh bonus rata-rata Rp 3 235 000tahun yang berasal dari tanaman jati umur empat tahun. Petani JUN yang mendapatkan bonus karena pohon yang
ditanam sudah memenuhi standar yang berlaku pada UBH-KPWN.
c. Hasil Kayu Pasca Panen