Analisis Pendapatan Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

30 waktu maksimum yang ditetapkan dengan hasil perhitungan proyek JUN. Jika hasil perhitungan menunjukkan waktu yang lebih pendek atau sama dengan waktu maksimum yang ditetapkan, investasi terhadap JUN dinyatakan layak untuk dilanjutkan. Jika hasil perhitungan menunjukkan waktu yang lebih lama dari umur proyek, investasi JUN sebaiknya ditolak.

e. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat bagaimana hasil proyek jika terjadi suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan manfaat atau biaya. Analisis sensitivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kenaikan harga pupuk sebesar 32 persen. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kenaikan harga pupuk pada kegiatan JUN yang telah berlangsung selama lima tahun.

4.3.2 Analisis Pendapatan

Data penerimaan dan biaya yang dikeluarkan digunakan untuk mengetahui besar pendapatan yang diterima oleh petani JUN. Pendapatan Petani JUN a Pendapatan dari pengelolaan JUN selama lima tahun. P = ∑Pi - ∑Ci Keterangan: P = Pendapatan dari pengelolaan JUN selama lima tahun Rp Pi = Jumlah penerimaan dari suatu jenis kegiatan ke-i dari usaha pengelolaan JUN selama lima tahun Rp Ci = Jumlah pengeluaran suatu jenis kegiatan ke-i pada usaha pengelolaan JUN selama lima tahun Rp 31 b Pendapatan Rumah Tangga Petani JUN. Prt = Pa + Pb + Pc +...+ Pn Keterangan: Prt = Pendapatan rumah tangga petani JUN Rptahun Pa-Pn = Pendapatan dari masing-masing bidang usaha Rptahun c Persentase Pendapatan dari Pengelolaan JUN terhadap Pendapatan Total. Pi = PiPrt x 100 Keterangan: Pi = Persentase pendapatan dari usaha pengelolaan JUN

4.3.3 Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial Riduwan, 2009. Skala Likert dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur persepsi petani JUN dengan adanya kegiatan penanaman JUN. Instrumen penelitian yang menggunakan Skala Likert dapat dibuat dalam bentuk multiple choice atau checklist . Tanggapan petani JUN dari Skala Likert, yaitu: Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS dengan nilai 4, 3, 2, dan 1. Penentuan batas bawah dan batas atas tergantung dari jumlah pernyataan yang ditanyakan kepada petani JUN. Dalam penelitian ini dampak ekonomi terdapat enam pernyataan, sedangkan untuk dampak lingkungan ada lima pernyataan. Batas bawah dan batas atas untuk dampak ekonomi yaitu 6-24, sedangkan untuk dampak lingkungan 5-20. Editing perlu dilakukan pada data untuk mengecek kelengkapan pengisian kuesioner, setelah itu dilakukan coding di buku kode untuk mempermudah 32 pengolahan data. Sistem scoring dibuat konsisten yaitu semakin tinggi skor semakin tinggi kategorinya. Setelah dijumlahkan, selanjutnya dikategorikan dengan menggunakan teknik scoring secara normatif berdasarkan interval kelas sebagai berikut: ∑ Keterangan: n : Batas selang tingkat persepsi petani JUN Max : Nilai maksimum yang diperoleh dari jumlah skor petani JUN Min : Nilai minimum yang diperoleh dari skor petani JUN ∑ : Jumlah pernyataan yang ditanyakan kepada petani JUN Interval nilai tanggapan untuk setiap tingkat persepsi dapat dilihat pada Tabel 8, yaitu: Tabel 8. Tingkat Persepsi Petani JUN dengan Adanya Kegiatan JUN No Interval Nilai Tanggapan Tingkat Persepsi Dampak Ekonomi Dampak Lingkungan 1 21-24 17-20 Sangat Setuju 2 16-20 13-16 Setuju 3 11-15 9-12 Tidak Setuju 4 6-10 5-8 Sangat Tidak Setuju

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1

Profil dan Kelembagaan UBH-KPWN Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara KPWN merupakan koperasi yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus memperbaiki kondisi lingkungan hidup, khususnya wilayah pedesaan, KPWN merancang konsep tentang pengembangan usaha budidaya jati unggul dengan pengelolaan secara intensif. Pengelolaan intensif tersebut dikembangkan melalui pola bagi hasil. Pengembangan usaha budidaya jati unggul perlu didukung dengan ketersediaan sumberdaya manusia, kemampuan pendanaan, dan kemampuan pengelolaan sehingga usaha yang dikembangkan dapat menguntungkan baik dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. KPWN membentuk Unit Usaha Bagi Hasil-Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara UBH-KPWN. Kantor pusat UBH-KPWN berlokasi di Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 5 R. 504-A Jakarta. UBH-KPWN dibentuk dengan Keputusan Pengurus KPWN No. 62KptsKPWNXII2006 Tanggal 21 Desember 2006, sebagaimana telah diperbaharui dengan Keputusan Pengurus KPWN No. 45KptsKPWNV2007 Tanggal 10 Mei dan disahkan dengan Akta 39 Notaris Sigit Siswanto, SH. No. 12 Tanggal 24 Mei 2007. Adapun visi dari UBH-KPWN adalah menjadi pengelola profesional terbaik di bidang Usahatani Jati Unggul Pola Bagi Hasil. Misi UBH-KPWN adalah mewujudkan usahatani jati unggul pola bagi hasil menjadi kegiatan yang memberikan keuntungan finansial optimal kepada semua pihak terkait dan mendorong pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat pedesaan serta berperan