71 kompor gas yang digunakan untuk mengukus hingga ditemukan letak kompor gas
yang tepat untuk kematangan semua baglog yang ada di mesin steamer.
6.1.5. Sumber Risiko pada Proses Inokulasi
Setelah semua baglog selesai disterilisasi maka baglog-baglog tersebut didinginkan di ruang inokulasi selama satu hari sebelum pengisian bibit F1 karena
baglog yang panas tidak boleh langsung diisi bibit F1 karena akan dapat menyebabkan bibit mati. Pendinginan semua baglog dalam ruang inokulasi harus
merata. Suhu yang baik untuk proses inokulasi kira-kira di kisaran 35-38 C. Pada
proses inokulasi harus memperhatikan kebersihan alat, tempat dan sumber daya manusia atau pelaksananya. Bibit yang akan digunakan adalah bibit produksi
Rimba Jaya Mushroom juga. Peralatan, tempat, dan tenaga kerja yang tidak higienis pada proses inokulasi dapat menyebabkan kegagalan baglog dalam
menghasilkan jamur tiram putih. Pada Rimba Jaya Mushroom teknik inokulasi dilakukan dengan cara
pengisian bibit ke dalam media tanam. Media yang telah diisi bibit selanjutnya ditutup dengan menggunakan kapas yang sebelumnya telah disterilisasi lalu
diikat dengan menggunakan karet. Inokulasi dilakukan di empat ruangan yang tertutup. Pengisian ini harus dilakukan dengan teliti dan cepat. Setiap pengisian
bibit dalam satu baglog telah dilakukan, maka botol bibit F1 dan baglog yang telah diisi bibit segera ditutup kembali untuk menghindari terjadinya kontaminasi
mikroorganisme. Pada proses inokulasi harus memperhatikan kebersihan alat, tempat dan sumberdaya manusia atau pelaksananya. Kebersihan peralatan,
tempat, dan tenaga kerja yang tidak terjaga akan memberi kesempatan mikroorganisme masuk ke dalam baglog pada saat proses pengisian bibit dari
botolnya ke dalam baglognya, sehingga baglog dapat terkontaminasi gagal berproduksi. Baglog yang terkontaminasi karena kebersihan peralatan, tempat,
dan tenaga kerjanya yang tidak terjaga dapat terlihat pada saat baglog melewati masa inkubasi. Pada baglog tersebut tidak ditumbuhi oleh miselium karena telah
terkontaminasi. Baglog tersebut akan ditumbuhi oleh jamur lain sehingga berwarna hijau atau hitam oncom hijau atau oncom hitam. Jika pada ruang
inkubasi dijumpai baglog yang demikian, maka segera baglog tersebut dibuang karena tidak dapat menghasilkan jamur tiram putih lagi. Jumlah kerusakan baglog
72 akibat risiko yang disebabkan peralatan, tempat, dan tenaga kerja yang tidak
higienis serta nilai kerugian yang ditimbulkannya selama bulan Juni 2012 pada usaha Rimba Jaya Mushroom dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Jumlah Baglog yang Rusak Akibat Risiko yang Disebabkan Peralatan,
Tempat, dan Tenaga Kerja tidak Higienis serta Nilai Kerugian yang Ditimbulkannya Selama Bulan Juni 2012 dan Jumlah Baglog yang
Diisi ke Kumbung Inkubasi 40 Hari yang Lalu pada Usaha Rimba Jaya Mushroom
Tanggal Jumlah Baglog yang
Rusak karena Peralatan, Tempat, dan Tenaga Kerja
yang tidak Higienis Unit Nilai Kerugian
yang Ditimbulkan Rp
Jumlah Baglog yang Diisi ke Kumbung Inkubasi 40
hari yang Lalu Unit
1 24
38.400,00 21 April : 7027
2 36
57.600,00 22 April : 7233
3 -
- 23 April : -
4 60
96.000,00 24 April : 6670
5 30
48.000,00 25 April : 7033
6 53
84.800,00 26 April : 7414
7 38
60.800,00 27 April : 7199
8 42
67.200,00 28 April : 7237
9 50
80.000,00 29 April : 7259
10 -
- 30 April : -
11 42
67.200,00 1 Mei : 7363
12 12
19.200,00 2 Mei : 6987
13 29
46.400,00 3 Mei : 7406
14 17
27.200,00 4 Mei : 7223
15 27
43.200,00 5 Mei : 6980
16 15
24.000,00 6 Mei : 6759
17 -
- 7 Mei : -
18 52
83.200,00 8 Mei : 7326
19 36
57.600,00 9 Mei : 7410
20 23
36.800,00 10 Mei : 7328
21 52
83.200,00 11 Mei : 7267
22 15
24.000,00 12 Mei : 7410
23 27
43.200,00 13 Mei : 7362
24 -
- 14 Mei : -
25 62
99.200,00 15 Mei : 7097
26 36
57.600,00 16 Mei : 7439
27 26
41.600,00 17 Mei : 7213
28 30
48.000,00 18 Mei : 7370
29 52
83.200,00 19 Mei : 7512
30 35
56.000,00 20 Mei : 6973
Total 921
1.473.600,00 187.497
Keterangan: Harga baglog siap jual
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan pada usaha Rimba Jaya Mushroom, bahwa setiap hari pada bulan Juni 2012 terjadi kerugian
akibat risiko yang disebabkan peralatan, tempat, dan tenaga kerja yang tidak
73 higienis. Jumlah baglog yang gagal berproduksi karena risiko yang disebabkan
peralatan, tempat, dan tenaga kerja yang tidak higienis tersebut lebih mudah diidentifikasi atau dilihat ketika baglog tersebut sudah melewati masa inkubasi
dan siap untuk dipindahkan ke ruang pertumbuhan. Setiap hari tenaga kerja di Rimba Jaya Mushroom menyortir baglog-baglog dari ruang inkubasi yang layak
untuk dijual dan dibudidayakan sendiri oleh perusahaan. Pada saat melakukan penyortiran akan terlihat dengan jelas baglog yang rusak karena risiko yang
disebabkan peralatan, tempat, dan tenaga kerja yang tidak higienis, dimana baglog tersebut tidak ditumbuhi oleh miselium karena telah terkontaminasi. Baglog
tersebut akan berwarna hijau atau hitam oncom hijau atau oncom hitam. Jika ditemukan baglog yang demikian pada saat penyortiran dilakukan, maka segera
dipisahkan lalu dibuang karena baglog tersebut tidak dapat lagi berproduksi. Dari semua baglog yang telah dipisahkan karena rusak tersebut, dapat dihitung berapa
jumlah baglog yang rusak akibat peralatan, tempat, dan tenaga kerja yang tidak higienis setiap hari.
Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa jumlah baglog yang tidak dapat berproduksi akibat peralatan, tempat, dan tenaga kerja yang tidak higienis selama
bulan Juni 2012 adalah sebanyak 921 baglog dan jumlah kerugian yang diakibatkan adalah sebesar Rp 1.473.600,00. Kerugian per baglog dihitung
berdasarkan harga jual baglog siap budidaya, yaitu Rp 1.600,00 per baglog, sehingga setiap satu baglog yang rusak akibat risiko peralatan, tempat, dan tenaga
kerja yang tidak higienis, maka perusahaan akan mengalami kerugian sebesar Rp 1.600,00. Berdasarkan Tabel 14 juga dapat dibandingkan jumlah baglog yang
rusak karena peralatan, tempat, dan tenaga kerja yang tidak higienis selama bulan Juni 2012 dengan jumlah baglog yang diisi ke kumbung inkubasi 40 hari yang
lalu, sehingga selama bulan Juni 2012 total baglog yang rusak karena peralatan, tempat, dan tenaga kerja yang tidak higienis adalah sebanyak 921 baglog dari
187.497 baglog. Kerugian yang terjadi akibat dari risiko yang disebabkan peralatan,
tempat, dan tenaga kerja yang tidak higienis akan berpengaruh pada penerimaan ataupun pendapatan perusahaan. Hal ini akan menurunkan hasil produksi jamur
tiram putih pada Rimba Jaya Mushroom. Untuk itu, dibutuhkan upaya untuk
74 mengantisipasi kerugian akibat risiko yang disebabkan peralatan, tempat, dan
tenaga kerja yang tidak higienis. Upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengantisipasi terjadinya baglog yang gagal berproduksi karena peralatan,
tempat, dan tenaga kerja yang tidak higienis adalah menjaga kebersihan tempat, peralatan, dan tenaga kerja yang melakukan proses inokulasi. Sebelum melakukan
pengisian bibit ke dalam baglog, terlebih dahulu spatula dan tangan dari tenaga kerja diberi alkohol agar mikroorganisme lain mati dan tidak masuk ke dalam
baglog pada saat pengisian bibit dilakukan. Tenaga kerja juga harus menggunakan masker mulut. Pengisian ini harus dilakukan dengan teliti dan cepat. Setiap
pengisisan bibit dalam satu baglog telah dilakukan, maka botol bibit F1 dan baglog yang telah diisi bibit segera ditutup kembali untuk menghindari
kontaminasi dari mikroorganisme. Di dalam ruang inokulasi juga dilengkapi dengan lampu UV yang bermanfaat untuk membunuh kuman-kuman yang ada di
dalam ruangan inokulasi. Inokulasi dilakukan di empat ruangan yang tertutup dan siapapun yang
masuk ke ruangan ini harus melepaskan alas kakinya. Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan bahwa di bulan Juni 2012 masih saja terjadi
baglog yang terkontaminasi karena perlatan, tempat, ataupun tenaga kerja yang tidak higienis pada saat melakukan poses inokulasi. Hal ini mungkin terjadi
karena tenaga kerja yang melakukan proses inokulasi adalah tenaga kerja yang pengupahannya berdasarkan jumlah baglog yang telah diinokulasi, dimana upah
yang diterima oleh tenaga kerja inokulasi adalah Rp 45,00 per baglog. Sistem pengupahan ini membuat tenaga kerja cenderung ingin cepat-cepat selesai
melakukan inokulasi sehingga tidak sepenuhnya memperhatikan kesterilan tangan maupun spatula yang digunakan untuk mengisi bibit ke dalam baglog.
6.1.6. Sumber Risiko pada Proses Inkubasi