23 Kountur 2008 menyebutkan bahwa segala aktivitas dapat menimbulkan
berbagai macam risiko misalnya aktivitas pelaksanaan proses sterilisasi baglog yang dikenal dengan risiko sterilisasi log. Banyaknya risiko dari sudut
pandang aktivitas sebanyak jumlah aktivitas yang ada. d.
Risiko dari Sudut Pandang Kejadian Risiko yang dinyatakan berdasarkan kejadian merupakan pernyataan risiko
yang paling baik, misalnya terjadi serangan hama terhadap baglog di kumbung inkubasi, maka risiko yang terjadi adalah risiko hama di inkubasi.
Setiap kegiatan dalam suatu usaha pasti mengandung risiko dalam pengusahaanya dan risiko tersebut tentunya akan memberikan dampak kerugian
bagi perusahaan. Jenis-Jenis risikonya tergantung dari jenis usahanya juga, sehingga dalam menentukan strategi untuk menangani risiko yang ada, maka
harus terlebih dahulu diketahui jenis risikonya. Dalam bidang agribisnis, risiko yang dapat terjadi pada kegiatan usahatani adalah risiko selama proses produksi
berlangsung dan risiko terhadap harga jual. Namun, pada perusahaan Rimba Jaya Mushroom harga relatif stabil, sehingga risiko yang paling utama dihadapi oleh
usaha ini adalah risiko produksi. Risiko produksi antara lain disebabkan serangan hama, input, dan faktor kesalahan tenaga kerja. Akibat risiko produksi tersebut
terjadi penurunan kualitas serta kuantitas hasil panen. Sedangkan risiko harga disebabkan oleh fluktuasi harga input dan harga output yang dipengaruhi tingkat
inflasi serta kondisi permintaan dan penawaran produk.
3.1.3. Penilaian Risiko
Penilaian risiko didasarkan pada pengukuran penyimpangan deviation terhadap return yang diharapkan. Untuk menentukan banyaknya kejadian yang
dianggap berisiko dapat menggunakan konsep perhitungan peluang. Hasil dari perhitungan peluang ini akan menunjukkan seberapa sering perusahaan
menghadapi periode atau hasil yang sesuai dengan harapan, melebihi harapan dan tidak sesuai dengan harapan.
Pengukuran risiko dapat menggunakan nilai varian variance, standar baku standard deviation, dan koefisien variasi coefficient variation Elton dan
Gruber 1995. Ketiga alat ukur penilaian risiko ini saling berkaitan satu sama lain dengan nilai varian sebagai dasar perhitungan untuk pengukuran lainnya. Standar
24 baku merupakan akar kuadrat dari perhitungan nilai varian sedangkan koefisien
variasi merupakan rasio antara nilai standar baku dengan nilai expected return. Expected return merupakan nilai atau hasil yang diharapkan oleh pengusaha atau
pelaku usaha. Expected return dapat berbentuk jumlah produksi, jumlah penjualan dan penerimaan atau pendapatan.
Alat penilaian risiko dengan model varian dan standar baku sering sekali dianggap kurang tepat apabila dibandingkan dengan penerimaan return. Varian
dan standar baku hanya menunjukkan nilai risiko secara absolut. Khususnya apabila dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam manajemen
perusahaan, model perhitungan dengan varian dan standar baku tidak cukup. Untuk mengatasi hal itu model perhitungan dengan menggunakan koefisien
variasi merupakan model yang paling sesuai. Koefisien variasi sudah memperhitungkan antara nilai risiko yang dihadapi sebuah perusahaan dan
perbandingannya dengan setiap satu satuan penerimaan return yang diperoleh oleh perusahaan.
3.1.4. Strategi Pengelolaan Risiko
Strategi pengelolaan risiko merupakan langkah-langkah yang ditujukan untuk mengurangi tingkat kerugian dari suatu kondisi yang dianggap berisiko.
Penanganan risiko dapat dimasukkan ke dalam fungsi-fungsi manajemen, sehingga fungsi-fungsi manajemen yang dikenal dengan planning, organizing,
actuating dan controlling POAC bertambah satu, yaitu fungsi penanganan risiko Kountur, 2008.
Menurut Kountur 2008 Strategi penanganan risiko dapat dibedakan menjadi dua, yaitu strategi preventif dan strategi mitigasi.
1. Strategi Preventif
Preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini dilakukan apabila probabilitas risiko besar. Strategi preventif dapat dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya : a.
Membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur b.
Mengembangkan sumberdaya manusia, dan c.
Memasang atau memperbaiki fasilitas fisik
25 2.
Strategi Mitigasi Mitigasi adalah strategi penanganan risiko yang dimaksud untuk
memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi dilakukan untuk menangani risiko yang memiliki dampak yang sangat besar. Menurut
Kountur 2008, ada beberapa cara yang termasuk ke dalam strategi mitigasi, yaitu diversifikasi, penggabungan, dan pengalihan risiko.
Seperti yang dikemukakan oleh Kountur 2008 di atas, bahwa terdapat beberapa alternatif strategi penanganan risiko dalam suatu usaha. Salah satu
penanganan risiko yang digunakan oleh pihak Rimba Jaya Mushroom adalah strategi preventif yang dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini
dilakukan apabila probabilitas risikonya besar.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional