19
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini menjelaskan teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian, yaitu mengenai konsep risiko dan
teori lainnya yang berkaitan dengan risiko. Teori-teori tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
3.1.1. Konsep Risiko dan Ketidakpastian
Istilah risiko dan ketidakpastian secara teoritis mempunyai pengertian yang berbeda, meskipun seringkali kedua istilah tersebut digunakan secara
bersama-sama. Dari beberapa sumber yang berbeda telah menyebutkan pengertian risiko dan ketidakpastian. Walaupun sumbernya berbeda, namun beberapa sumber
tersebut menyebutkan makna atau pengertian risiko dan ketidakpastian yang sama. Risiko adalah peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh
pelaku bisnis dan tingkat peluangnya terukur secara kuantitatif. Sedangkan ketidakpastian adalah kondisi dimana peluang kejadian tidak dapat diketahui dan
tingkat peluangnya tidak dapat diukur secara kuantitatif Hardaker 1997, Robison dan Barry 1987, Debertin 1986, dan Djohanputro 2008.
Risiko sangat erat kaitannya dengan ketidakpastiaan, tetapi kedua hal tersebut memiliki makna yang berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh Harwood,
et al., 1999, bahwa risiko dan ketidakpastian menunjukkan kemungkinan kejadian yang menimbulkan kerugian bagi pelaku bisnis yang mengalaminya. Hal
ini juga didukung oleh pernyataan dari Muslich 2007, yang menyatakan bahwa secara umum risiko dapat diartikan dalam berbagai cara, namun pengertian risiko
yang paling umum adalah seluruh hal yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Muslich 2007 juga menyatakan bahwa risiko yang dapat mencakup
semua risiko selain risiko pasar dan risiko kredit adalah risiko operasional, dimana risiko operasional disebabkan oleh kegagalan proses internal perusahaan,
kesalahan sumberdaya manusia, kegagalan sistem, kerugian yang disebabkan kejadian dari luar perusahaan, dan kerugian karena pelanggaran peraturan dan
hukum yang berlaku .
20 Demikian juga dengan pernyataan dari Kountur 2006, yang menyatakan
bahwa risiko itu terdiri dari tiga unsur penting, yaitu kejadian, kemungkinan, dan akibat. Risiko itu berhubungan dengan suatu kejadian, dimana kejadian tersebut
memiliki kemungkinan untuk terjadi atau tidak terjadi, dan jika terjadi ada akibat berupa kerugian yang ditimbulkan. Gambaran mengenai risiko dan ketidakpastian
dapat dilihat dalam suatu kontinum seperti Gambar 1.
Peluang dan Hasil diketahui Peluang dan Hasil tidak diketahui
Gambar 1. Risk- Uncertainty Continuum
Sumber : Debertin, 1986
Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa pada kontinum sebelah kiri menggambarkan kejadian yang berisiko dimana peluang dan hasil dari suatu
kejadian dapat diketahui oleh pengambil keputusan. Di sisi lain pada kontinum yang terletak sebelah kanan yang menggambarkan kejadian ketidakpastian dimana
peluang dan hasil dari suatu kejadian tidak diketahui oleh pengambil keputusan. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa kontinum bergerak dari titik awal yang
di sebelah kiri risky events ke arah sebelah kanan uncertain events. Ini artinya jika kontinum mengarah semakin ke kanan, maka peluang kejadian tersebut
makin sulit diketahui dan diukur secara kuantitatif sehingga akan masuk ke dalam kejadian ketidakpastian. Beberapa kejadian seperti pada bisnis usahatani dapat
terletak antara dua kutub yang berlawanan yaitu risiko dan ketidakpastian. Dengan kata lain pada kegiatan usahatani, sebagian besar kejadian terletak di
tengah-tengah kontinum, yang artinya beberapa peluang kejadian dapat diketahui seperti kejadian adanya hama dan penyakit, musim kemarau, musim hujan dan
beberapa peluang kejadian tidak dapat diketahui seperti kejadian bencana gempa dan banjir.
Peluang dan Hasil diketahui Peluang dan Hasil tidak diketahui
RISKY EVENTS UNCERTAIN EVENTS
21 Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa risiko dan
ketidakpastian menunjukkan kemungkinan kejadian yang menimbulkan kerugian bagi pelaku bisnis yang mengalaminya. Debertin 1986 juga mengungkapkan
bahwa risiko dan ketidakpastian sangat sulit untuk ditangani karena hasil dan probabilitas yang terkait dengan setiap kejadian tidak dapat diketahui dengan pasti
atau sulit untuk diprediksi. Terkait dengan hal itu, Debertin 1986 mengungkapan bahwa perlu adanya asuransi jelas dalam suatu usaha sebagai alternatif untuk
menangani risiko.
3.1.2. Sumber-Sumber Risiko