25 rancangan formulasi. Formulasi yang akan dicoba kestabilannya adalah
campuran air, bahan penyalut dengan perbandingan tertentu dan minyak. Total bobot bahan penyalut adalah 30 dari bobot air yang digunakan.
Bahan penyalut terdiri dari maltodekstrin dan gum arab dengan perbandingan 1:3, 2:3, 3:3, 3:2, dan 3:1. Perbandingan minyak dan bahan
penyalut kering adalah 1:2, 1:1, 2:1, 3:1, dan 4:1 atau dapat dikatakan bahwa minyak yang akan dicoba berkisar antara 50-400 dari bobot
penyalut. Total formula yang akan dicoba ada 25 macam Tabel 11.
Tabel 11. Rancangan uji percobaan stabilitas emulsi
MD : GA 1 : 3
2 : 3 3 : 3
3 : 2 3 : 1
Minyak: MD:GA
1 : 2 1
2 3
4 5
1 : 1 6
7 8
9 10
2 : 1 10
11 12
13 14
3 : 1 15
16 17
18 19
4 : 1 21
22 23
24 25
Setelah emulsi terbentuk, selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap stabilitas emulsi. Kestabilan dihitung berdasarkan metode Lamar et
al.1976 yang disitasi oleh Montesqrit 2007 yaitu dengan menghitung rasio pemisahan pada gelas piala yang berdimensi sama.Selanjutnya, emulsi
yang stabil dicoba dikeringkan melalui proses spray drying. Uji coba pengeringan ini dilakukan untuk memperoleh formula yang menghasilkan
mikroenkapsulat kering. Formula inilah yang akan diproduksi dan dianalisis pada tahap penelitian ketiga.
3. Produksi dan Analisis Mikroenkapsulat MSMTahap III
Tahapan ini dilakukan untuk memproduksidan menganalisis mikroenkapsulat terpilih dari tahap keduasehingga dapat diketahui formula
optimum. Formula terpilih dari tahap kedua, selanjutnya diproduksi menjadi mikroenkapsulatMSM dengan menggunakan spray dryer suhu inlet 140-
180°C, suhu outlet 80-120°C dan kecepatan pompa 40 rpm untuk dianalisis. Prosedur pembuatan mikroenkapsulat dapat dilihat pada Gambar 13.
26
Gambar 13. Diagram alir proses mikroenkapsulasi MSM
Analisis mikroenkapsulat MSM yang dilakukan meliputi analisis karotenoid dengan metode spektrofotometri PORIM, 2005, kadar minyak
tidak terkapsulkan metode ekstraksi Shahidi dan Wanasundara, 1997, kadar air metode oven AOAC, 1995, kelarutan modifikasi metode Fardiaz
et al., 1992warna mikroenkapsulat dan warna larutan menggunakan crhomameter Hutching, 1999. Selain itu dilakukan uji stabilitas karoten
dalam mikroenkapsulat, yaitu menyimpan mikroenkapsulat dalam tempat yang terpapar sinar UV selama empat jam setiap 30 menitdilakukan
pengadukan. Setiap 1 jam sekali dilakukan pengambilan sampel. Selanjutnya, sampel yang telah dipapar UV selama 1, 2, 3, dan 4 jam
tersebut dianalisis total karoten serta warnanya sehingga dapat diketahui stabilitas mikroenkapsulat terhadap UV. Uji stabilitas paparan sinar UV juga
dilakukan terhadap MSM untuk mengetahui efektivitas pengkapsulan. Air
total solid 30
MSM Gum arab
Pencampuran Pemanasan hingga meleleh, ±60°C
Spray dryer T
inlet
= 140 -180
o
C, T
outlet
= 80 – 120
o
C, kecepatan pompa = 40 rpm
Homogenisasi 1425 rpm, 8 menit
Homogenisasi 1425 rpm, 2 menit
Pendinginan, 45°C Maltodekstrin
27
Gambar 14. Tempat pemaparan mikroenkapsulat MSM dengan sinar UV
Tahapan prosedur penelitian lengkap
Gambar 15. Diagram alir penelitian pengaruh konsentrasi maltodekstrin
dan gum terhadap karakjteristik mikroenkapsulat MSM dengan teknik spray drying
Fraksinasi Bertahap pada Suhu Rendah
Penentuan Kisaran Jumlah MSM dan bahan penyalut Karakterisasi MSM dan Bahan Penyalut
Pembuatan Mikroenkapsulat
Analisis : Karotenoid
Kadar Lemak Tidak Terkapsulkan Kadar air
Kelarutan Warna Mikroenkapsulat
Warna Larutan Stabilitas karoten terhadap UV
Formula Optimum
28
4. Penentuan Formula Terbaik