GUM ARAB TINJAUAN PUSTAKA

19 • Produk rerotian, misalnya cake, muffin, dan biskuit, digunakan sebagai pengganti gula atau lemak. • Makanan beku, maltodekstrin memiliki kemampuan mengikat air water holding capacity dan berat molekul rendah sehingga dapat mempertahankan produk beku. • Makanan rendah kalori, penambahan maltodekstrin dalam jumlah besar tidak meningkatkan kemanisan produk seperti gula.

G. GUM ARAB

Gum arab atau gum akasia berasal dari spesies tertentu pohon akasia yang tumbuh di daerah Afrika. Gum merupakan hasil sekresi bagian kulit atau batang tanaman plant exudation, yang berupa cairan kental dan akan menjadi padat bila dibiarkan dingin Furia, 1968 dalam Lastriningsih 1997. Gum arab banyak dipakai dalam industri makanan antara lain digunakan sebagai campuran minuman untuk mengurangi tekanan permukaan surface tension air dan stabilizer. Nomor kode E tumbuhan ini adalah E-414. Glicksman 1969 menyebutkan bahwa tanaman akasia akan menghasilkan gum arab hanya bila ketika berada dalam keadaan tidak sehat karena nutrisi yang buruk, kekurangan air atau cuaca panas. Gum tersebut dihasilkan dari patahan atau luka pada batang pohon dan menetes dalam bentuk butiran. Gum arab bersifat mudah larut dalam air dingin dan membentuk larutan yang kurang kental sehingga cocok digunakan sebagai bahan pengisi pada pangan yang akan dikeringkan dengan pengering semprot. Selain itu, gum arab dapat memperbaiki viskositas dan tekstur suatu produk. Gum arab dapat mempertahankan flavor dari makanan yang dikeringkan dengan pengering semprot. Hal ini disebabkan karena gum arab membentuk lapisan yang dapat melapisi partikel flavor, sehingga terlindungi dari oksidasi, absorpsi, dan evaporasi air dari udara terutama untuk produk yang higroskopis Glicksman dan Schachat, 1959 disitasi oleh Lastriningsih, 1997 . 20 a b c Gambar 10. a tanaman gum arab b pohon gum arab c batang gum arab dengan getah yang sudah mongering Anonim, 2008 b Viskositas larutan gum arab dipengaruhi oleh pH, garam, suhu atau elektrolit. Jika suhu semakin tinggi, maka viskositas dan berat jenis gum arab akan relatif menurun. Elektrolit menurunkan viskositas proporsional dengan pengikatan valensi kation atau peningkatan konsistensi elektrolit. Penurunan viskositas berarti penurunan tegangan antar permukaan akan memberikan kondisi sistem emulsi yang baik. Viskositas gum arab meningkat tajam siring dengan peningkatan pH sampai ke pH 6, kemudian mengalami penurunan secara bertahap hingga pH 12. Kekentalan maksimum tercapai pada pH 4.5-5.5 Glicksman, 1983. Gum arab mempunyai sifat yang unik dibandingkan dengan jenis gum yang lainnya. Hal ini karena sampai konsentrasi 40-50, tidak memberikan viskositas yang tinggi sedangkan gum yang lain hanya mampu ditambahkan dengan konsentrasi 1-5. Kemampuannya ini dapat menciptakan kestabilan yang sempurna dan sifat sebagai emulsifier ketika dicampur dengan sejumlah besar bahan insoluble. Gum arab merupakan agen pengemulsi yang efektif karena kemampuannya sebagai koloid pelindung. Selain itu, gum arab juga sering digunakan dalam persiapan pangan emulsi minyak dalam air yang mampu menstabilkan sebagian besar minyak pada kisaran pH yang luas dan dengan keberadaan elektrolit meskipun tanpa ditambahakan agen penstabil lainnya. Meskipun mekanisme emulsifikasi gum arab belum dimengerti dengan jelas, namun diduga karena kemampuannya membentuk film sehingga mencegah coalescence globula minyak Glicksman, 1983. Penelitian yang telah dilakukan oleh Saputra 1996 menunjukkan bahwa gum arab akan menghasilkan emulsi yang stabil pada rasio 21 minyakairarabik 2:2:1 dan 90:48:22.5. Uji stabilitas tersebut dilakukan dengan cara mendiamkan emulsi selama 5 hari.

H. SPRAY DRYING

Dokumen yang terkait

Optimasi Formula Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Menggunakan Maltodekstrin, Gelatin dan Carboxymethyl Cellulose Dengan Proses Thin Layer Drying

5 55 152

Stabilitas Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Hasil Pengeringan Lapis Tipis Selama Penyimpanan

0 24 91

Kajian Pengeringan Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah dengan Pengering Rak

1 48 90

Karakteristik Mikroenkapsulat Pepton Berbahan Dasar Ikan HasilTangkapan Sampingan (HTS) Multispesies Busuk dengan MetodeSpray Drying dan Bahan Penyalut Maltodekstrin

0 3 44

Reformulasi Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Dengan Bahan Penyalut Maltodekstrin Dan Natrium Kaseinat Serta Aplikasinya Pada Mi Instan

2 24 71

Peningkatan Skala Produksi Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Dan Aplikasinya Pada Beberapa Produk Pangan

0 5 59

Mikroenkapsulasi Vitamin E Pfad Dengan Campuran Galaktomanan Kolang-Kaling dan Gum Acasia Menggunakan Metode Spray Drying

0 3 19

Mikroenkapsulasi Vitamin E Pfad Dengan Campuran Galaktomanan Kolang-Kaling dan Gum Acasia Menggunakan Metode Spray Drying

0 1 2

THE EFFECTS OF MALTODEXTRIN AND GUM ARABICAS MICROENCAPSULATING AGENTS ON THE CHARACTERISTICS OF RED BEET (Beta vulgaris L)POWDER PRODUCED BY SPRAY DRYING METHOD PENGARUH PENGGUNAAN MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB SEBAGAI AGEN MIKROENKAPSULASI PADA KARAKTERIST

0 0 12

KARAKTERISTIK SERBUK BIT MERAH (Beta vulgaris L.) (METODE SPRAY DRYING) YANG DIPROSES DENGAN VARIASI TEMPERATUR INLET DAN MALTODEKSTRIN CHARACTERISTIC OF RED BEET POWDER (Beta vulgaris L.) (SPRAY DRYING METHOD) PROCESSED BY VARIATION OF INLET TEMPERATURE

0 0 12