Karakterisasi Bahan Baku Tahap I Penentuan Konsentrasi Penyalut dan MSMTahap II

23

III. METODOLOGI PENELITIAN A.

BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Neutralized and Deodorized Red Palm Oil NDRPO dari penelitan Riyadi 2009 yang dimulai pada bulan Juli 2008 hingga Maret 2009. NDRPO tersebut berasal dari NRPO Neutralized Red Palm Oil hasil penelitian Widarta 2008 yang dilakukan pada bulan Januari hingga Juni 2008. Crude Palm Oil CPO untuk pembuatan NRPO diperoleh dari PT. Sinar Meadow International, Jakarta. Bahan-bahan penyalut yang digunakan adalah maltodekstrin dari PT Menara Sumber Daya dan gum arab yang diperoleh dariBrataco Chemika. Bahan-bahan kimia untuk analisis yang digunakan adalah etanol, Na-azid, Na 2 CO 3 , NaHCO 3 , KCN, potassium fericianida, NH 4 FeSO 3 4 2H 2 O, H 2 SO 4 , fenol 5, heksan pro analisis, heksan teknis, kertas saring no. 1, kertas whatman 42 dan akuades.

2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spray dryer Buchi 190, termometer, homogenizer Armfield L4R, hot plate, chromameter Minolta CR-200, penyaring vakum, timbangan analitik, autoclave, sentrifuse, oven, desikator, spektrofotometer, destilator, soxhlet, serta peralatan gelas gelas piala, labu takar 25 ml, gelas ukur 100 ml, gelas pengaduk, tabung reaksi dll..

B. METODE PENELITIAN

1. Karakterisasi Bahan Baku Tahap I

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik minyak sawit merah MSM, maltodekstrin MD dan gum arab GA yang akan digunakan sebagai bahan baku. Sebelum analisis MSM, terlebih dahulu dilakukan fraksinasi terhadap NDRPO untuk mendapatkan MSM olein yang sudah terpisah dari fase stearin. NDRPO dipanaskan terlebih dahulu agar diperoleh olein dengan jumlah yang optimal.Pemisahan fraksi olein dan 24 stearin dilakukan dengan cara inkubasi pada suhu ruang selama satu hari. Diagram alir dari proses fraksinasi dapat dilihat pada Gambar 12. Setelah diperoleh MSM, selanjutnya dilakukan karakterisasi MSM meliputi analisis total karotenoid dengan metode spektrofotometriPORIM, 2005dan kadar air dengan metode hot plate AOCS, 1993; Ketaren, 1986. Karakterisasi bahan penyalut MD dan GA dilakukan untuk mengetahui nilai Dextrose Equivalent DE dan kadar air dengan metode oven AOAC, 1995. Penentuan nilai DE dilakukan dengan analisis total gula melalui metode fenol sulfat Dubois, et al., 1956dan analisis gula pereduksi melalui metode Park-Johnson Takedaet al., 1993. Gambar 12. Diagram alir proses fraksinasi minyak sawit

2. Penentuan Konsentrasi Penyalut dan MSMTahap II

Penelitian tahap kedua dilakukan untuk mendapatkan kisaran perbandinganmaltodekstrin dan gum arab yang mampu membentuk emulsi stabil. Selain itu, tahap ini dilakukan untuk mengetahui jumlah minyak yang masih dapat ditambahkan ke dalam konsentrasi bahan penyalut tersebut sehingga menghasilkan mikroenkapsulat yang kering. Penentuan konsentrasi penyalut dan MSM ditentukan dengan melakukan uji stabilitas emulsi dan uji proses pengeringan untuk semua Pemanasan 15 menit, ±50°C NDRPO Pemisahan Fraksi Inkubasi suhu ruang 1 hari Fraksi cair Fraksi padat Analisis Karoten Minyak sawit merah 25 rancangan formulasi. Formulasi yang akan dicoba kestabilannya adalah campuran air, bahan penyalut dengan perbandingan tertentu dan minyak. Total bobot bahan penyalut adalah 30 dari bobot air yang digunakan. Bahan penyalut terdiri dari maltodekstrin dan gum arab dengan perbandingan 1:3, 2:3, 3:3, 3:2, dan 3:1. Perbandingan minyak dan bahan penyalut kering adalah 1:2, 1:1, 2:1, 3:1, dan 4:1 atau dapat dikatakan bahwa minyak yang akan dicoba berkisar antara 50-400 dari bobot penyalut. Total formula yang akan dicoba ada 25 macam Tabel 11. Tabel 11. Rancangan uji percobaan stabilitas emulsi MD : GA 1 : 3 2 : 3 3 : 3 3 : 2 3 : 1 Minyak: MD:GA 1 : 2 1 2 3 4 5 1 : 1 6 7 8 9 10 2 : 1 10 11 12 13 14 3 : 1 15 16 17 18 19 4 : 1 21 22 23 24 25 Setelah emulsi terbentuk, selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap stabilitas emulsi. Kestabilan dihitung berdasarkan metode Lamar et al.1976 yang disitasi oleh Montesqrit 2007 yaitu dengan menghitung rasio pemisahan pada gelas piala yang berdimensi sama.Selanjutnya, emulsi yang stabil dicoba dikeringkan melalui proses spray drying. Uji coba pengeringan ini dilakukan untuk memperoleh formula yang menghasilkan mikroenkapsulat kering. Formula inilah yang akan diproduksi dan dianalisis pada tahap penelitian ketiga.

3. Produksi dan Analisis Mikroenkapsulat MSMTahap III

Dokumen yang terkait

Optimasi Formula Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Menggunakan Maltodekstrin, Gelatin dan Carboxymethyl Cellulose Dengan Proses Thin Layer Drying

5 55 152

Stabilitas Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Hasil Pengeringan Lapis Tipis Selama Penyimpanan

0 24 91

Kajian Pengeringan Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah dengan Pengering Rak

1 48 90

Karakteristik Mikroenkapsulat Pepton Berbahan Dasar Ikan HasilTangkapan Sampingan (HTS) Multispesies Busuk dengan MetodeSpray Drying dan Bahan Penyalut Maltodekstrin

0 3 44

Reformulasi Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Dengan Bahan Penyalut Maltodekstrin Dan Natrium Kaseinat Serta Aplikasinya Pada Mi Instan

2 24 71

Peningkatan Skala Produksi Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Dan Aplikasinya Pada Beberapa Produk Pangan

0 5 59

Mikroenkapsulasi Vitamin E Pfad Dengan Campuran Galaktomanan Kolang-Kaling dan Gum Acasia Menggunakan Metode Spray Drying

0 3 19

Mikroenkapsulasi Vitamin E Pfad Dengan Campuran Galaktomanan Kolang-Kaling dan Gum Acasia Menggunakan Metode Spray Drying

0 1 2

THE EFFECTS OF MALTODEXTRIN AND GUM ARABICAS MICROENCAPSULATING AGENTS ON THE CHARACTERISTICS OF RED BEET (Beta vulgaris L)POWDER PRODUCED BY SPRAY DRYING METHOD PENGARUH PENGGUNAAN MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB SEBAGAI AGEN MIKROENKAPSULASI PADA KARAKTERIST

0 0 12

KARAKTERISTIK SERBUK BIT MERAH (Beta vulgaris L.) (METODE SPRAY DRYING) YANG DIPROSES DENGAN VARIASI TEMPERATUR INLET DAN MALTODEKSTRIN CHARACTERISTIC OF RED BEET POWDER (Beta vulgaris L.) (SPRAY DRYING METHOD) PROCESSED BY VARIATION OF INLET TEMPERATURE

0 0 12