MINYAK SAWIT TINJAUAN PUSTAKA

6 Kalimantan dan Aceh Ketaren, 1986. Buah sawit berukuran kecil antara 12- 18 grbutir yang duduk pada bulir. Setiap bulir terdiri dari 10-18 butir tergantung pada kesempurnaan penyerbukan. Beberapa bulir bersatu membentuk tandan. Buah sawit yang dipanen dalam bentuk tandan disebut dengan tandan buah sawit Naibaho, 1998. Di bawah ini adalah gambar kelapa sawit dan tandan kelapa sawit Gambar 3. a b Gambar 3. a Kelapa sawit Agustina, 2007 dan b Tandan kelapa sawit Isroi, 2008 Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan buah pada umur 24- 30 bulan. Buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum dapat diolah dalam pabrik karena masih mengandung minyak yang rendah. Umur buah tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman dan iklim. Umumnya, buah telah dapat dipanen setelah berumur 6 bulan terhitung sejak penyerbukan Naibaho, 1998.

B. MINYAK SAWIT

Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak sawit yang terdapat pada daging buah mesokarp dan minyak inti sawit yang terdapat pada kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat fisika-kimia. Minyak sawit dan minyak inti sawitmulai terbentuk sesudah 100 hari setelah penyerbukan dan berhenti setelah 180 hari atau setelah minyak dalam buah sudah jenuh. Minyak yang mula-mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang mengandung asam lemak bebas jenuh, dan setelah mendekati masa pematangan buah terjadi pembentukan trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Pada saat pembentukan minyak terjadi, tanaman membentuk karotin dan phitol untuk melindungi dari oksidasi, sedangkan klorofil tidak mampu melakukannya sebagai antioksidasi Naibaho, 1998. Reaksi pembentukan trigliserida dapat dilihat pada Gambar 4. 7 Gambar 4. Reaksi pembentukan trigliserida Pasaribu, 2004 Minyak sawit kasar Crude Palm OilCPO merupakan minyak yang diperoleh dari hasil ekstraksi tanpa mengalami pengolahan lebih lanjut. Untuk keperluan komersial, minyak sawit kasar akan mengalami pemurnian yang meliputi refining, bleaching, dan deodorisasi. Tujuan pemurnian adalah menghilangkan bahan-bahan yang tidak dikehendaki dalam minyak sehingga dihasilkan minyak yang memiliki warna, bau, citarasa dan kualitas yang baik Ketaren, 1986. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 perikarp dan 20 buah yang dilapisi kulit tipis Gambar 5. Kadar minyak dalam perikarp sekitar 34- 40 Ketaren, 1986. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi tetap seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3. Gambar 5 .Buah kelapa sawit Anonim, 2009 a Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone Ketaren, 1986. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa minyak sawit bersifat netral pada kadar lipid darah. Sifat hiperkolesterolemik asam palmitat C16:0 yang banyak terkandung dalam 8 minyak sawit ternyata dapat ditekan oleh sifat hipokolesterolemik dari asam oleat C18:1 dan juga linoleat C18:2 Haryatiet al., 2003 a . Tabel 3. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak intibiji sawit Asam lemak Minyak kelapa sawit Minyak intibiji sawit asam kaprilat - 3-4 asam kaproat - 3-7 asam laurat - 46-52 asam miristat 1.1-2.5 14-17 asam palmitat 40-46 6.5-9 asam stearat 3.6-4.7 1-2.5 asam oleat 39-45 13-19 asam linoleat 7-11 0.5-2 Sumber : Horinishi 2005

C. MINYAK MERAH

Dokumen yang terkait

Optimasi Formula Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Menggunakan Maltodekstrin, Gelatin dan Carboxymethyl Cellulose Dengan Proses Thin Layer Drying

5 55 152

Stabilitas Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Hasil Pengeringan Lapis Tipis Selama Penyimpanan

0 24 91

Kajian Pengeringan Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah dengan Pengering Rak

1 48 90

Karakteristik Mikroenkapsulat Pepton Berbahan Dasar Ikan HasilTangkapan Sampingan (HTS) Multispesies Busuk dengan MetodeSpray Drying dan Bahan Penyalut Maltodekstrin

0 3 44

Reformulasi Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Dengan Bahan Penyalut Maltodekstrin Dan Natrium Kaseinat Serta Aplikasinya Pada Mi Instan

2 24 71

Peningkatan Skala Produksi Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Dan Aplikasinya Pada Beberapa Produk Pangan

0 5 59

Mikroenkapsulasi Vitamin E Pfad Dengan Campuran Galaktomanan Kolang-Kaling dan Gum Acasia Menggunakan Metode Spray Drying

0 3 19

Mikroenkapsulasi Vitamin E Pfad Dengan Campuran Galaktomanan Kolang-Kaling dan Gum Acasia Menggunakan Metode Spray Drying

0 1 2

THE EFFECTS OF MALTODEXTRIN AND GUM ARABICAS MICROENCAPSULATING AGENTS ON THE CHARACTERISTICS OF RED BEET (Beta vulgaris L)POWDER PRODUCED BY SPRAY DRYING METHOD PENGARUH PENGGUNAAN MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB SEBAGAI AGEN MIKROENKAPSULASI PADA KARAKTERIST

0 0 12

KARAKTERISTIK SERBUK BIT MERAH (Beta vulgaris L.) (METODE SPRAY DRYING) YANG DIPROSES DENGAN VARIASI TEMPERATUR INLET DAN MALTODEKSTRIN CHARACTERISTIC OF RED BEET POWDER (Beta vulgaris L.) (SPRAY DRYING METHOD) PROCESSED BY VARIATION OF INLET TEMPERATURE

0 0 12