Kadar Air Mikroenkapsulat dan Penyalut, Metode Oven AOAC,1995 Kadar Minyak Tidak Terkapsulkan, Metode Ekstraksi Shahidi dan Kelarutan, Metode Gravimetri Modifikasi metode Fardiaz et al., 1992

31 Keterangan : W = bobot sampel yang dianalisis g As = absorbansi sampel Ab = absorbansi blanko

4. Kadar Air MSM, Metode Hot Plate AOCS, 1993; Ketaren, 1986

Minyak diaduk terlebih dahulu agar penyebaran air dalam contoh merata. Sampel ditimbang sebanyak 5-20 gr di dalam gelas piala kering dan telah didinginkan dalam desikator. Selanjutnya, sampel dipanaskan di atas hotplate sambil diputar secara perlahan-lahan agar minyak tidak memercik. Pemanasan dihentikan setelah tidak terlihat lagi gelembung gas atau buih. Cara lain yang lebih baik yaitu dengan meletakkan gelas arloji dia atas gelas piala. Adanya uap air dapat dilihat dari air yang mengembun pada gelas arloji. Pada akhir pemanasan, suhu minyak tidak boleh lebih dari 130°C. Selanjutnya contoh dimasukkan ke dalam desikator dan didinginkan sampai suhu kamar, kemudian ditimbang. Penyusutan bobot disebabkan oleh bobot dari air dan zat menguap yang terkandung dalam minyak. Kadar air dan zat yang menguap = Bobot yang hilang g Bobot contoh g x 100

5. Kadar Air Mikroenkapsulat dan Penyalut, Metode Oven AOAC,1995

Sampel sejumlah 3-5 gram ditimbang dan dimasukkan dalam cawan yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kemudian sampel dan cawan dikeringkan dalam oven bersuhu 105°C selama 6 jam. Cawan didinginkan dan ditimbang, kemudian dikeringkan kembali sampai diperoleh bobot tetap. Kadar air sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kadar air basis basah g100 g bahan basah = 100 Kadar air basis kering g100 g bahan basah = 100 Keterangan : W = bobot contoh sebelum dikeringkan g W1 = bobot contoh + cawan kering kosong g W2 = bobot cawan kosong g 32

6. Kadar Minyak Tidak Terkapsulkan, Metode Ekstraksi Shahidi dan

Wanasundara, 1997 Keringkan labu lemak dalam oven 105-110°C sampai benar-benar kering kemudian didinginkan dalam desikator dan timbang. Sebanyak 1-3 gram sampel ditimbang dalam erlenmeyer, kemudian dicuci dengan heksana ± 20 ml sekitar 1 menit. Setelah itu, sampel disaring dengan kertas saring ke dalam labu lemak yang telah diketahui beratnya. Pencucian diulang sampai 3 kali. Heksana dalam labu lemak didestilasi dan dikeringkan dalam oven selama satu jam. Setelah itu, labu lemak didinginkan dalam desikator. Setelah mencapai suhu ruang, labu lemak ditimbang. Kadar lemak yang tak terkapsulkan dihitung dengan rumus berikut : = AB C AB D A E x 100 Keterangan : wl 1 : Berat labu lemak kosong wl 2 : Berat labu lemak dan minyak yang tidak terkapsulkan w s : Berat sampel sebelum dicuci

7. Kelarutan, Metode Gravimetri Modifikasi metode Fardiaz et al., 1992

Pengukuran kelarutan dihitung berdasarkan pada persentase berat residu yang tidak dapat melalui kertas saring Whatman 42 terhadap berat contoh bahan yang digunakan. Sebanyak 0.5 gram bahan ditimbang lalu dilarutkan dalam 50 ml aquades dan disaring dengan penyaring vakum. Kertas saring sebelum digunakann dikeringkan terlebih dahulu dengan oven 105°C sekitar 30 menit lalu ditimbang. Setelah proses penyaringan, kertas saring beserta residu bahan dikeringkan kembali dalam oven 105°C kurang lebih tiga jam, didinginkan dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang. Kelarutan = F1 − G DHHIJK DHH L M 100 Keterangan : a = berat contoh yang digunakan c = berat kertas saring + residu b = berat kertas saring ka = kadar air contoh bb 33

8. Warna Mikroenkapsulat dan Warna Larutan, Metode Chromameter

Dokumen yang terkait

Optimasi Formula Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Menggunakan Maltodekstrin, Gelatin dan Carboxymethyl Cellulose Dengan Proses Thin Layer Drying

5 55 152

Stabilitas Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Hasil Pengeringan Lapis Tipis Selama Penyimpanan

0 24 91

Kajian Pengeringan Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah dengan Pengering Rak

1 48 90

Karakteristik Mikroenkapsulat Pepton Berbahan Dasar Ikan HasilTangkapan Sampingan (HTS) Multispesies Busuk dengan MetodeSpray Drying dan Bahan Penyalut Maltodekstrin

0 3 44

Reformulasi Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Dengan Bahan Penyalut Maltodekstrin Dan Natrium Kaseinat Serta Aplikasinya Pada Mi Instan

2 24 71

Peningkatan Skala Produksi Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah Dan Aplikasinya Pada Beberapa Produk Pangan

0 5 59

Mikroenkapsulasi Vitamin E Pfad Dengan Campuran Galaktomanan Kolang-Kaling dan Gum Acasia Menggunakan Metode Spray Drying

0 3 19

Mikroenkapsulasi Vitamin E Pfad Dengan Campuran Galaktomanan Kolang-Kaling dan Gum Acasia Menggunakan Metode Spray Drying

0 1 2

THE EFFECTS OF MALTODEXTRIN AND GUM ARABICAS MICROENCAPSULATING AGENTS ON THE CHARACTERISTICS OF RED BEET (Beta vulgaris L)POWDER PRODUCED BY SPRAY DRYING METHOD PENGARUH PENGGUNAAN MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB SEBAGAI AGEN MIKROENKAPSULASI PADA KARAKTERIST

0 0 12

KARAKTERISTIK SERBUK BIT MERAH (Beta vulgaris L.) (METODE SPRAY DRYING) YANG DIPROSES DENGAN VARIASI TEMPERATUR INLET DAN MALTODEKSTRIN CHARACTERISTIC OF RED BEET POWDER (Beta vulgaris L.) (SPRAY DRYING METHOD) PROCESSED BY VARIATION OF INLET TEMPERATURE

0 0 12