59
1. Penurunan Karoten Mikroenkapsulat dan MSM Akibat Pengaruh UV
Faktor penting yang mempengaruhi struktur karoten selama pengolahan dan penyimpanan pangan adalah oksidasi oleh oksigen udara
dan pengaruh panas. Karotenoid memiliki ikatan ganda sehingga sensitif terhadap oksidasi. Oksidasi karoten dipercepat dengan adanya cahaya,
logam, panas, peroksida dan bahan pengoksida lainnya Klaui dan Bauernfiend, 1981.
Cahaya merupakan akselerator terhadap timbulnya ketengikan, sedangkan kombinasi dari oksigen dan cahaya dapat mempercepat proses
oksidasi. Konstituen tidak jenuh dan jenuh serta molekul trigliserida yang terkena cahaya ultraviolet dalam jangka waktu lama, akan menghasilkan
sejumlah kecil aldehida dan metal keton yang berbau tidak enak. Persenyawaan keton dan asam-asam dengan berat molekul rendah lebih
cepat terbentuk dari senyawa tidak jenuh terutama lemak yang mengandung ikatan tidak jenuh C12 atau lebih rendah misalnya asam
palmitat. Gugus hidroksil bebas pada molekul mono dan digliserida akan teroksidasi sehingga menghasilkan gugus aldehida, jika gliserida tersebut
terkena iradiasi sinar ultra violet yang disertai oksigen. Sinar ultraviolet λ = 2900-4000 A° merupakan bagian spektrum yang paling berbahaya dalam
oksidasi lemak Ketaren, 1986. Bauernfeind et al. 1981 menambahkan bahwa penyinaran langsung
cahaya ultraviolet atau cahaya matahari dapat menyebabkan kerusakan karoten. Oksigen dan panas biasanya menjadi katalis dalam proses
oksidasi, serta peroksida yang terbentuk pada proses oksidasi lemak akan mempercepat oksidasi karoten. Oksidasi akan membuka cincin β-ionon
pada ujung molekul karoten, sehingga menyebabkan kerusakan aktifitas karoten tersebut sebagai provitamin A.
Lemak serta asam lemak tidak jenuh mampu mengabsorpsi spektrum, tetapi belum diketahui dengan jelas efisiensi dari masing-masing
fraksi cahaya dalam membantu proses oksidasi. Asam-asam lemak, ester dan trigliserida murni pada umumnya tidak berwarna dan tidak
mengabsorbsi visible light. Absorbs terhadap visible light terutama sinar
60 ultra violet, efektif dalam mempercepat dan merangsang proses kerusakan
minyak. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen, persenyawaan sterol, vitamin dan konstituen lain yang bukan lemak. Sinar matahari yang
langsung, kaya akan sinar ultra violet. Kecepatan oksidasi lemak yang dibiarkan di udara dan terkena cahaya, sebagian besar ditentukan oleh sinar
yang sampai ke permukaan bahan. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama bertahun-tahun ternyata sinar gelombang pendek dengan
energi tinggi merupakan akselerator yang efektif pada oksidasi lemak, dibandingkan dengan fraksi sinar kuning dan merah Ketaren, 1986.
Gambar 25 menunjukkan perbedaan penurunan karoten dalam MSM dan mikroenkapsulat setelah dipapar sinar UV selama 4 jam. Kadar karoten
awal mikroenkapsulat jauh lebih rendah 31.46-82.63 ppm dibandingkan kadar karoten awal dalam MSM 295.56 ppm. Hal tersebut diduga karena
banyak faktor dari proses pembuatan yang mempengaruhi kadar karoten, antara lain panas dan cahaya. Kurva penurunan karoten MSM akibat
pengaruh UV terlihat lebih curam jika dibandingkan dengan kurva penurunan karoten dalam mikroenkapsulat. Oleh karena itu, penurunan
karoten dalam
MSM lebih
tinggi jika
dibandingkan dengan
mikroenkapsulat sehingga dapat dikatakan bahwa proses mikroenkapsulasi meningkatkan perlindungan terhadap karoten. Bentuk dari kurva penurunan
karoten dalam mikroenkapsulat yang semakin landai juga menunjukkan bahwa penurunan karoten dalam mikroenkapsulat lebih stabil.
Gambar 25. Kurva hubungan antara total karoten ppm dengan waktu
papar jam pada MSM dan mikroenkapsulat MSM akibat pemaparan sinar UV
50 100
150 200
250 300
350
1 2
3 4
5
k ar
ot en
p p
m
waktu papar jam
MSM 1:3:1
2:3:1 3:3:1
1:3:2 2:3:2
3:3:2
61 Novia 2009 juga meneliti pengaruh sinar UV terhadap MSM dan
mikroenkapsulat pada formula optimum Simanjuntak 2007. Pada perlakuan pengaruh sinar UV tersebut, terdapat tiga perlakuan yang
berbeda terhadap mikroenkapsulat yang akan disinar. Perlakuan pertama mikroenkaspulat tidak dikerok dari plat kaca. Perlakuan kedua,
mikroenkapsulat dikerok dari plat kaca, kemudian sebanyak 4 gram mikroenkapsulat diletakkan di cawan petri yang berdiameter 11 cm.
Perlakuan ketiga, mikroenkapsulat dikerok dari plat kaca, dihaluskan menggunakan blender kering kemudian sebanyak 4 gram mikroenkapsulat
diletakkan di cawan petri yang berdiameter 11 cm. Mikroenkapsulat dihaluskan hingga berukuran 250 µm. Hasil analisis penurunan karoten
berdasarkan penelitian Novia 2009 dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26. Kurva hubungan total karoten ppm dengan waktu papar
jam pada MSM dan mikroenkapsulatMSM dengan berbagai perlakuan akibat pemaparan sinar UV pada
penelitian Novia 2009
Berdasarkan nilai laju penurunan karoten maka dapat diketahui penurunan karoten MSM dan mikroenkapsulat dengan lebih jelas karena
menunjukkan nilai kemiringan dari tiap kurva hubungan antara waktu papar dengan total karoten Lampiran 14. Semakin tinggi nilai laju
penurunan karoten, maka semakin tinggi penurunan karotennya. Berdasarkan Tabel 24 terlihat bahwa nilai laju penurunan mikroenkapsulat
jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai laju penurunan karoten 100
200 300
400 500
600 700
1 2
3 4
5
T ot
al k
ar ot
en p
p m
waktu papar jam
MSM mikroenkapsulat
pada plat kaca mikroenkapsulat
ukuran besar mikroenkapsulat
ukuran kecil
62 MSM. Semakin banyak maltodekstrin dan minyak yang ditambahkan,
ternyata laju penurunan karoten semakin tinggi.
Tabel 24. Nilai laju penurunan karoten MSM dan mikroenkapsulat MSM
akibat pemaparan sinar UV Sampel
Laju penurunan karoten ppmjam
MSM 54.73
MD:GA:Minyak 1:3:1
6.36 2:3:1
6.93 3:3:1
8.00 1:3:2
10.90 2:3:2
19.11 3:3:2
16.08 Nilai laju penurunan karoten diduga berkaitan dengan kadar
minyak tak terkapsulkan. Gambar 27 menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar minyak tak terkapsulkan, maka laju penurunan karoten juga semakin
tinggi. Hal tersebut karena kerusakan minyak pada permukaan dapat mempercepat kerusakan konstituen nonlemak seperti karoten. Winarno
dan Laksmi 1989 menjelaskan bahwa beberapa karoten membentuk ester dengan asam lemak, sehingga bila terjadi kerusakan pada lemak sekaligus
akan merusak karotennya.Pada umumnya, kerusakan karoten jarang terjadi pada cincin ionon, tapi pada rantai yang memanjang gugusan isopren
yang mempunyai ikatan ganda.
Gambar 27. Kurva hubungan antara laju penurunan karoten ppmjam
dengan kadar minyak tak terkapsulkan pada mikroenkapsulat MSM
y = 0,494x - 11,76 R² = 0,781
5 10
15 20
25
30 40
50 60
laj u
p en
u ru
n an
k ar
ot en
p p
m j
am
kadar minyak tak terkapsulkan
63
2. Perubahan Warna Mikroenkapsulat dan MSM Akibat Pengaruh UV