30
Kadar Karbohidrat Total Metode Fenol-Sulfat Dubois et al 1956
Sebanyak 0.5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan 0.5 ml fenol 5 dan divorteks. Sebanyak 2.5 ml
larutan H
2
SO
4
pekat ditambahkan dengan cara menuangkan secara tegak lurus permukaan larutan asam sulfat harus dikeluarkan dengan cepat dari
pipet, hati-hati karena reaksi panas jadiyang dipegang adalah ujung atas tabung reaksi. Larutan didiamkan selama 10 menit, divorteks dan disimpan
pada suhu kamar selama 20 menit. Sebelum diukur larutan divorteks dahulu, kemudian diukur pada panjang gelombang 490 nm dengan menggunakan
spektrofotometer. Pembuatan kurva standar dilakukan dengan cara yang sama seperti untuk sampel tetapi sampel diganti dengan glukosa dengan
konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100 ppm.Konsentrasi total gula ditentukan dengan menggunakan kurva standar.
2. Uji Stabilitas EmulsiLamar et al. 1976, disitasi oleh Montesqrit 2007
Penetapan stabilitas emulsi ditentukan berdasarkan persentase pemisahan selama waktu penyimpanan dengan asumsi bahwa sistem emulsi
yang sempurna bernilai 100 seperti yang disajikan dengan rumus: =
− 100
Keterangan: a = volume keseluruhan b = volume pemisahan
3. Karotenoid, Metode Spektrofotometri PORIM, 2005
Sampel ditimbang sebesar 0,1 gram ke dalam labu takar 25 ml. Kemudian ditepatkan hingga tanda tera dengan heksana. Pengenceran
dilakukan apabila absorbansi yang diperoleh nilainya lebih dari 0,700, sedangkan jika kurang dari 0.200 maka jumlah sampel perlu ditambahkan
dilakukan pemekatan. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 446 nm dengan kuvet lebar 1 cm. Konsentrasi karotenoid dalam sampel minyak
sawit dihitung menggunakan panjang gelombang 446 nm menggunakan kuvet 1 cm dengan pelarut heksana. Kadar karoten diukur dengan rumus :
Karoten ppm =
31 Keterangan :
W = bobot sampel yang dianalisis g As = absorbansi sampel
Ab = absorbansi blanko
4. Kadar Air MSM, Metode Hot Plate AOCS, 1993; Ketaren, 1986
Minyak diaduk terlebih dahulu agar penyebaran air dalam contoh merata. Sampel ditimbang sebanyak 5-20 gr di dalam gelas piala kering dan
telah didinginkan dalam desikator. Selanjutnya, sampel dipanaskan di atas hotplate sambil diputar secara perlahan-lahan agar minyak tidak memercik.
Pemanasan dihentikan setelah tidak terlihat lagi gelembung gas atau buih. Cara lain yang lebih baik yaitu dengan meletakkan gelas arloji dia atas gelas
piala. Adanya uap air dapat dilihat dari air yang mengembun pada gelas arloji. Pada akhir pemanasan, suhu minyak tidak boleh lebih dari 130°C.
Selanjutnya contoh dimasukkan ke dalam desikator dan didinginkan sampai suhu kamar, kemudian ditimbang. Penyusutan bobot disebabkan oleh bobot
dari air dan zat menguap yang terkandung dalam minyak. Kadar air dan zat yang menguap =
Bobot yang hilang g Bobot contoh g
x 100
5. Kadar Air Mikroenkapsulat dan Penyalut, Metode Oven AOAC,1995