17
CH
3
CH CH
2
Gambar 1. Struktur umum polipropilen Brown, 1991
Beberapa sifat utama dari polipropilen menurut Syarief et al. 1989, antara lain: i ringan densitas 0.9 gcm
3
, mudah dibentuk, tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, tidak transparan dalam bentuk kemasan kaku; ii mempunyai kekuatan tarik lebih
besar dari PE. Pada suhu rendah akan rapuh, dalam bentuk murni pada suhu -30 C mudah
pecah sehingga perlu ditambahkan PE atau bahan lain untuk memperbaiki ketahanan terhadap benturan. Tidak dapat digunakan untuk kemasan beku; iii lebih kaku dari PE
dan tidak gampang sobek sehingga mudah dalam penanganan dan distribusi; iv permeabilitas uap air rendah, permeabilitas gas sedang, tidak baik untuk makanan yang
peka terhadap oksigen; v tahan terhadap suhu tinggi sampai 150 C, sehingga dapat
dipakai untuk makanan yang harus disterilisasi; vi titik leburnya tinggi sehingga sulit dibuat kantung dengan sifat kelim panas yang baik. Mengeluarkan benang-benang plastik
pada suhu tinggi; vii tahan terhadap asam kuat, basa, dan minyak. Baik untuk kemasan sari buah dan minyak. Tidak terpengaruh oleh pelarut pada suhu kamar kecuali HCl; viii
pada suhu tinggi PP akan bereaksi dengan benzen, silken, toluene, terpentin, dan asam nitrat kuat.
2.6.2 Kemasan Alumunium foil
Foil adalah bahan kemas dari logam, berupa lembaran alumunium yang padat dan tipis dengan ketebalan kurang dari 0.15 mm. Foil mempunyai sifat
thermotis, fleksibel, dan tidak tembus cahaya. Pada umumnya digunakan sebagai bahan pelapis laminan yang dapat ditempatkan pada bagian dalam atau lapisan
tengah sebagai penguat yang dapat melindungi bungkusan. Ketebalan dari alumunium foil menentukan sifat protektifnya. Foil dengan ketebalan rendah
masih dapat dilalui oleh gas dan uap. Sifat-sifat alumunium foil yang tipis dapat diperbaiki dengan memberikan lapisan plastik atau kertas menjadi foil-plastik,
foil-kertas, atau kertas-foil-plastik Syarief et al., 1989. Alumunium foil merupakan kemasan logam yang lebih ringan daripada
baja dan memiliki daya korosif terhadap atmosfir yang sangat rendah, mudah n
18 dilekuk-lekukkan sehingga dapat dibentuk sesuai dengan keinginan, tidak berbau,
tidak berasa, dan tidak beracun. Alumunium foil juga merupakan salah satu jenis kemasan yang kedap terhadap udara, uap air, dan kedap cahaya sehingga dapat
mencegah peningkatan a
w
dan oksidasi. Alumunium foil memiliki sifat tahan terhadap panas, permeabilitas yang rendah terhadap uap air dan tidak korosif.
Kemasan ini juga memiliki pori-pori yang kecil sehingga dapat menghambat kemampuan uap air untuk menembus masuk kedalam kemasan Departemen
Perindustrian dan Perdagangan, 2003. Alumunium foil merupakan kemasan yang dapat menghalangi cahaya dan
oksigen penyebab lemak teroksidasi atau menjadi tengik, bau dan aroma, kelembaban, dan bakteri masuk ke dalam makanan yang dikemas. Alumunium
foil digunakan pada makanan dan produk-produk farmasi. Bahan ini juga digunakan untuk membuat kemasan pak yang berumur panjang kemasan aseptik
untuk minuman dan dairy product dengan penyimpanan tanpa pendingin. Laminasi alumunium foil juga digunakan untuk mengemas makanan yang sensitif
terhadap oksigen dan uap air, misalnya tembakau Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 2003.
Alumunium foil memiliki sisi yang mengkilap dan sisi yang buram. Sisi yang mengkilap diproduksi ketika alumunium digulung pada waktu tahap akhir.
Pada tahap akhir penggulungan, dua lembar digulung pada waktu yang sama. Keduanya masuk pada mesin penggulung. Ketika lembaran dipisahkan, sisi
dalamnya tidak mengkilap, sedangkan sisi luarnya mengkilap. Banyak orang percaya bahwa sisi yang mengkilap mencerminkan bagian yang menjaga panas
keluar dan menjaga panas di dalam ketika melapisi bagian luar produk Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 2003.
2.6.3 Kemasan Gelas