24 Nilai  umur  simpan  dapat  dihitung  dengan  memasukkan  nilai  perhitungan
ke  dalam  persamaan  reaksi  ordo  nol  atau  satu.  Menurut  Labuza  1982,  reaksi kehilangan  mutu pada makanan  banyak dijelaskan oleh reaksi ordo nol dan  satu,
sedikit yang dijelaskan oleh ordo reaksi lain.
a. Reaksi Orde Nol
Penurunan  mutu  orde  nol  adalah  penurunan  mutu  yang  konstan.  Tipe  kerusakan yang  mengikuti  kinetika  reaksi  orde  nol  adalah  kerusakan  enzimatis,  pencoklatan
enzimatis, dan oksidasi. Persamaannya adalah sebagai berikut:
………………………………………..……………………..3
Integrasi  terhadap  persamaan  3  akan  menghasilkan  persamaan  5  dan  umur simpan produk dapat dihitung dengan persamaan 6:
………………………………………………….4
……….……………………………………….…….5
Pendugaan umur simpan berdasarkan reaksi orde nol adalah: ………………………………………………………………6
Dimana : A
t
= nilai A pada awal waktu t A
= nilai awal A K   = laju perubahan mutu
t    = waktu simpan
b. Reaksi Orde Satu
Tipe kerusakan bahan pangan yang mengikuti reaksi orde satu adalah ketengikan, pertumbuhan  mikroba, produksi  off flavour oleh  mikroba pada produk  daging,  ikan, dan
25
unggas,  kerusakan  vitamin,  penurunan  mutu  protein,  dan  sebagainya.  Persamaannya adalah sebagai berikut:
...........................................................................................7
Integrasi  terhadap  persamaan  7  akan  menghasilkan  persamaan  9  dan  umur simpan dihitung berdasarkan persamaan 10:
…………………………………………………..κ
………………………………………………..9
Pendugaan umur simpan berdasarkan reaksi orde satu adalah:
…………………………………………………….10
26
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bahan dan Alat
Bahan  baku  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  permen  jelly pepaya yang terbuat dari pepaya  varietas IPB 1 dengan bahan tambahan sukrosa,
ekstrak  rumput  laut  karagenan,  dan  bubur  nanas.  Pepaya  yang  dipakai  adalah pepaya varietas IPB 1 dengan waktu petik 140 hari setelah arthesis dan tidak dapat
memenuhi spesifikasi pemasaran buah segar. Pepaya IPB 1 yang digunakan untuk penelitian  ini  diperoleh  dari  kebun  Balai  Pengembangan  Keanekaragaman  Buah
Tropika PKBT, Tajur. Kemasan yang digunakan meliputi kemasan plastik jenis polipropilen,  alumunium  foil,  dan  kemasan  gelas  bermulut  lebar  jar.  Bahan-
bahan  kimia  yang  digunakan  untuk  analisis  adalah  pelarut  n-heksan,  asam  sulfat H
2
SO
4
pekat,  katalis  tembaga  II  sulfat  CuSO
4
dan  natrium  sulfat  Na
2
SO
4
, asam  klorida  HCl,  indikator  mengsel,  NaOH  0.02  N,  larutan  0.01  N  iodium,
indikator  pati,  Indikator  phenolphthalein  1,  larutan  0.1  N  NaOH,  PDA,  garam fisiologis, dan aquades.
Alat  yang  digunakan  untuk  penelitian  terdiri  atas  alat  untuk  proses produksi  permen  jelly,  alat  penyimpanan,  dan  alat  analisis.  Alat  yang  digunakan
dalam  proses  produksi  permen  jelly  adalah  tungku  pemasak  otomatis,  freezer, blender,  kompor  gas,  lemari  pendingin,  timbangan,  pisau  bergerigi,  dan  wadah
plastik. Alat untuk penyimpanan berupa lemari pendingin,  conditioned room, dan inkubator  dengan  suhu
penyimpanan  25˚C  dan  35˚C.  Alat  analisis  terdiri  atas neraca  analitik,  oven,  pH  meter,  soxlet,  tanur,  penetrometer,  colorimeter,  buret,
otoklaf, pipet, serta peralatan gelas lainnya.
3.2 Waktu  dan Tempat Penelitian
Penelitian  dilaksanakan  pada  bulan  Juni  2009  sampai  dengan  November 2009.  Pembuatan  produk  dilakukan  di  pabrik  CV.  Kinari  Indah  Mandiri,  Tajur,
Bogor.  Penyimpanan  dan  analisa  produk  dilakukan  di  Laboratoria  Pengemasan, Teknologi Kimia, DIT I dan II, Instrumentasi, dan Pengawasan Mutu Departemen
Teknologi  Industri  Pertanian,  Fakultas  Teknologi  Pertanian,  Institut  Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor.