Gambaran Umum Usahatani Salak Pondoh di Desa Wonokerto

45

6.1.2.2 Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Pengumpul

Pedagang pengumpul yang terlibat dalam tataniaga Salak Pondoh di Desa Wonokerto ada lima orang. Fungsi pertukaran yang dilakukan dari pedagang tersebut meliputi pembelian dan penjualan. Pedagang membeli Salak Pondoh dari beberapa petani di Desa Wonokerto dan menjualnya ke pengecer di Pasar Tempel lokal dan pedagang besar di Pasar Giwangan non lokal. Pedagang pengumpul membeli Salak Pondoh dari petani tanpa grade dan menjualnya kembali dengan grade A,B dan C yang bertujuan untuk memberi nilai tambah. Fungsi fisik yang dijalankan diantaranya fungsi penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan. Penyimpanan dilakukan jika jumlah Salak Pondoh yang diperoleh dari petani pada hari itu hanya sedikit, namun jika pedagang berhasil mendapatkan Salak Pondoh dalam jumlah banyak maka mereka langsung menjualnya ke pasar tujuan. Penyimpanan dilakukan di rumah pedagang pengumpul dengan jangka waktu maksimal 2-3 hari. Salak Pondoh yang siap dikirim dikemas menggunakan keranjang bambu dan diangkut dengan sepeda motor dan pick up. Kapasitas sepeda motor dalam mengangkut Salak Pondoh untuk sekali pengiriman sebesar 80-100 kg sedangkan pick up mencapai 1-2 ton. Pedagang pengumpul melakukan seluruh aktivitas dari fungsi fasilitas, meliputi fungsi sortasi dan grading, penanggungan risiko, pembiayaan dan informasi pasar. Proses sortasi adalah kegiatan memisahkan Salak Pondoh yang baik dengan yang busuk, sedangkan proses gradingyaitu tindakan yang dilakukan untuk membedakan tomat sesuai dengan ukurannya. Salak Pondoh grade A berisi 12 buah per kg, grade B berisi 15 buah per kg dan grade C berisi 30 buah per kg. Penanggungan risiko yang sering dialami pedagang pengumpul adalah kondisi buah yang busuk dan rusak sehingga tidak layak untuk dijual penyusutan.Pembiayaan yang dikeluarkan pedagang pengumpul meliputi biaya transportasi per sekali kirim menggunakan sepeda motor adalah Rp 20 000 dan untuk pick up adalah Rp 125 000-150 000, biaya retribusi sebesar Rp 2 000-5 000 per sekali kirimdan biaya tenaga kerja sebesar Rp 100 000 per hari. Fungsi fasilitas terakhir ialah penguasaan terhadap informasi pasar sehingga para pedagang pengumpul mempunyai bargaining position yang kuat dalam menentukan harga jual Salak Pondoh di tingkat petani. 46

6.1.2.3 Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Besar

Lembaga tataniaga berikutnya adalah pedagang besar yang berjumlah tiga orang, yakni pedagang besar di Pasar Giwangan non lokal, PT.Surya Alam Sejahtera SAS Indomerapi merupakan supplier swalayan Carrefour non lokal dan supplier PT.Agung Mustika Selaras AMS. Ketiganya melakukan fungsi pertukaran, fisik dan fasilitas. Kegiatan pembelian dan penjualan termasuk dalam fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pedagang besar. Supply Salak Pondoh untuk Pasar Giwangan diperoleh dari pedagang pengumpul yang berada di Kecamatan Turi. Pasokan untuk memenuhi permintaan dari swalayan Carrefour didapatkan langsung dari petani produsen di Desa Wonokerto, sedangkan PT.AMS sebagai eksportir Salak Pondoh ke China memperoleh produk tersebut dari Paguyuban Mitra Turindo yang terdiri dari beberapa kelompok tani desa setempat. Fungsi fisik yang dijalankan pedagang besar diantaranya fungsi penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan. Penyimpanan hanya dilakukan oleh pedagang besar Pasar Giwangan karena Salak Pondoh tidak selamanya bisa terjual dalam satu hari. Lain halnya dengan PT.SAS dan supplier PT.AMS yang tidak melakukan penyimpanan agar kesegaran buah tetap terjaga. Biasanya pemesanan dilakukan pada sore hari dan ketika esok harinya petani langsung melakukan pemanenan agar secepatnya bisa dikirim ke tempat tujuan.Proses pengemasan Salak Pondoh yang dilakukan pedagang besar Pasar Giwangan adalah dengan keranjang bambu, PT.SAS menggunakan kardus sedangkan Supplier PT.AMS mengemas Salak Pondoh dengan peti kayu krat. Keranjang bambu mempunyai daya tampung 40-50 kg, kardus 20 kg dan krat 50 kg. Pengangkutan ke Pasar Giwangan dilakukan setiap hari menggunakan pick up dengan kapasitas 1-2 ton sedangkan PT.SAS dan supplier PT.AMS melakukan pengiriman 2-3 kali dalam seminggu dengan satu buah trukbermuatan 4-5 ton. Fungsi fasilitas dari lembaga tataniaga ini adalah fungsi sortasi dan gradin g, penanggungan risiko, pembiayaan dan informasi pasar. PT.SAS dan supplier PT.AMS hanya menghendaki Salak Pondoh grade A dari petani, sedangkan pedagang besar Pasar Giwangan menjual seluruh grade salak mulai dari grade A,B dan C. Risiko yang dialami adalah penyusutan barang karena 47 busuk. Biaya yang dikeluarkan oleh pedagang besar Pasar Giwangan meliputi biaya transportasi, bongkar muat dan retribusi, sedangkan PT.SAS dan supplier PT.AMS hanya mengeluakan biaya untuk pembelian alat pengemasan kardus dan krat dan tenaga kerja. Informasi terkait perkembangan harga Salak Pondoh lebih dibutuhkan untuk pedagang besar Pasar Giwangan, sedangkan PT.SAS dan supplier PT.AMS tidak terlalu membutuhkan informasi pasar karena telah terikat kontrak sehingga tidak mengalami fluktuasi harga.

6.1.2.4 Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Pengecer

Pedagang pengecer merupakan lembaga terakhir dari rantai tataniaga Salak Pondoh di Desa Wonokerto. Lembaga ini melakukan fungsi pertukaran, yakni membeli barang dari pedagang pengumpul, pedagang besar namun ada juga yang langsung mendapatkan Salak Pondoh dari petani. Barang yang diperoleh lalu dijual kembali ke konsumen di empat pasar yang berbeda-beda, meliputi Pasar Sunmor lokal, Pasar Tempel lokal, Pasar Giwangan non lokal dan Pasar Turi lokal. Fungsi fisik yang dijalankan para pedagang pengecer yakni fungsi penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan . Salak Pondoh disimpan dalam keranjang bambu dan dijual pada hari berikutnya jika masih ada yang tersisa, sedangkan untuk pengemasan menggunakan kantong plastik. Transportasi yang dipilih untuk membawa barang dagangan adalah sepeda motor dan angkutan desa karena volume Salak Pondoh yang mereka jual tidak terlalu besar dan jarak tempuh dari rumah ke pasar tidak terlalu jauh. Keempat pedagang pengecer tersebut melakukan seluruh fungsi fasilitas. Sortasi dan grading bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah, penanggungan risiko dialami jika Salak Pondoh yang terlalu lama disimpan menjadi busuk. Pembiayaan yang dikeluarkan pedagang pengecer meliputi biaya transportasi, bongkar muat, retribusi, kantong plastik dan tenaga kerja kuli angkut.Biaya transportasi sebesar Rp 4 000-8 000, bongkar muat Rp 500 per keranjang, retribusi di Pasar Sunmor, Tempel dan Turi yakni Rp 2 000 per hari sedangkan Pasar Giwangan mematok biaya retribusi sebesar Rp 22 000 tiap bulan dan kantong plastik Rp 20 000. Hanya pengecer di Pasar Tempel yang memanfaatkan