44
6.1.2.1 Fungsi Tataniaga di Tingkat Petani
Berdasarkan penelitian di lokasi setempat, diperoleh hasil bahwa petani Salak Pondoh melakukan ketiga fungsi di atas. Pertama, fungsi pertukaran yang
dilakukan petani adalah penjualan. Jumlah responden petani ada 35 orang yang melakukan aktivitas penjualan dengan cara yang berbeda-beda. Sebanyak 28
petani 80 melakukan penjualan Salak Pondoh kepada pedagang pengumpul di wilayah Kecamatan Turi, dua orang petani 5.71 menjual ke pedagang
pengecer sedangkan lima orang petani 14.29 memilih untuk menyerahkan hasil panennya ke pedagang besar yaitu supplier swalayan Carrefour dan
supplier yang mengumpulkan Salak Pondoh untuk diekspor ke China.
Kedua, fungsi fisik meliputi pengemasan dan pengangkutan. Pengemasan Salak Pondoh umumnya menggunakan keranjang bambu dengan kapasitas tiap
keranjang sebesar 50 kg. Beberapa petani yang memiliki lahan luas mempekerjakan buruh untuk merawat kebun dan melakukan pemanenan, namun
sebagian besar melakukannya sendiri. Menurut informasi yang diperoleh, para petani melakukan pemanenan Salak Pondoh sebanyak tiga kali dalam seminggu.
Upah yang diberikan untuk setiap buruh sebesar Rp 25 000-30 000 untuk setiap lima jam kerja. Kegiatan selanjutnya ialah proses pengangkutan. Mayoritas petani
menyerahkan Salak Pondoh dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Kapasitas maksimal per sekali kirim dengan menggunakan sepeda motor
adalah 80-100 kg dengan biaya sebesar Rp 6 500. Petani disana tidak melakukan fungsi penyimpanan mengingat komoditas Salak Pondoh yang cepat busuk.
Ketiga, fungsi fasilitas diantaranya adalah fungsi pembiayaan, penanggungan risiko dan informasi pasar. Fungsi pembiayaan adalah modal yang
dikeluarkan untuk budidaya Salak Pondoh. Mayoritas petani di Desa Wonokerto tidak memperoleh bantuan dari pedagang pengumpul, karena itu petani bebas
memilih kepada siapa hasil produksinya akan dijual. Fungsi penanggungan risiko artinya petani harus siap menerima harga rendah ketika panen raya, sedangkan
informasi pasar terkait dengan perubahan harga Salak Pondoh yang diperoleh dari sesama petani, pedagang dan pasar terdekat. Hampir semua petani di Desa
Wonokerto menjual Salak Pondoh tanpa adanya proses sortasi dan grading terlebih dahulu.
45
6.1.2.2 Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Pengumpul
Pedagang pengumpul yang terlibat dalam tataniaga Salak Pondoh di Desa Wonokerto ada lima orang. Fungsi pertukaran yang dilakukan dari pedagang
tersebut meliputi pembelian dan penjualan. Pedagang membeli Salak Pondoh dari beberapa petani di Desa Wonokerto dan menjualnya ke pengecer di Pasar Tempel
lokal dan pedagang besar di Pasar Giwangan non lokal. Pedagang pengumpul membeli Salak Pondoh dari petani tanpa grade dan menjualnya kembali dengan
grade A,B dan C yang bertujuan untuk memberi nilai tambah.
Fungsi fisik yang dijalankan diantaranya fungsi penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan. Penyimpanan dilakukan jika jumlah Salak Pondoh yang
diperoleh dari petani pada hari itu hanya sedikit, namun jika pedagang berhasil mendapatkan Salak Pondoh dalam jumlah banyak maka mereka langsung
menjualnya ke pasar tujuan. Penyimpanan dilakukan di rumah pedagang pengumpul dengan jangka waktu maksimal 2-3 hari. Salak Pondoh yang siap
dikirim dikemas menggunakan keranjang bambu dan diangkut dengan sepeda motor dan pick up. Kapasitas sepeda motor dalam mengangkut Salak Pondoh
untuk sekali pengiriman sebesar 80-100 kg sedangkan pick up mencapai 1-2 ton. Pedagang pengumpul melakukan seluruh aktivitas dari fungsi fasilitas,
meliputi fungsi sortasi dan grading, penanggungan risiko, pembiayaan dan informasi pasar. Proses sortasi adalah kegiatan memisahkan Salak Pondoh yang
baik dengan yang busuk, sedangkan proses gradingyaitu tindakan yang dilakukan untuk membedakan tomat sesuai dengan ukurannya. Salak Pondoh grade A berisi
12 buah per kg, grade B berisi 15 buah per kg dan grade C berisi 30 buah per kg. Penanggungan risiko yang sering dialami pedagang pengumpul adalah kondisi
buah yang
busuk dan
rusak sehingga
tidak layak
untuk dijual
penyusutan.Pembiayaan yang dikeluarkan pedagang pengumpul meliputi biaya transportasi per sekali kirim menggunakan sepeda motor adalah Rp 20 000 dan
untuk pick up adalah Rp 125 000-150 000, biaya retribusi sebesar Rp 2 000-5 000 per sekali kirimdan biaya tenaga kerja sebesar Rp 100 000 per hari. Fungsi
fasilitas terakhir ialah penguasaan terhadap informasi pasar sehingga para pedagang pengumpul mempunyai bargaining position yang kuat dalam
menentukan harga jual Salak Pondoh di tingkat petani.