Definisi Operasional Penelitian METODE PENELITIAN

37 Tabel 12 Karakteristik Petani Responden berdasarkan Luas Lahan di Desa Wonokerto Tahun 2014 Luas lahan m Jumlah responden orang Presentase 500 7 20.00 501 – 1500 15 42.86 1501 – 2500 8 22.86 2500 5 14.29 Total 35 100.00 Sumber : Data primer diolah Tabel 12 memperlihatkan bahwa petani responden mayoritas memiliki lahan seluas 501-1500 m sebanyak 15 orang 42.86 dan hanya 5 orang petani 14.29 yang memiliki lahan lebih dari 2500 m. Lahan tersebut sebagian besar berupa lahan warisan dan sudah sejak lama kendala utama petani adalah modal sehingga mereka tidak bisa memiliki lahan yang cukup luas. Tabel 13Karakteristik Petani Responden berdasarkan Pengalaman Bertani di Desa Wonokerto Tahun 2014 Lama bertani salak tahun Jumlah responden orang Presentase 15 10 28.57 16 – 25 11 31.43 26 – 35 7 20.00 36 7 20.00 Total 35 100.00 Sumber : Data primer diolah Pada Tabel 13 terlihat bahwa responden petani terbanyak adalah mereka yang telah bertani selama 16-25 tahun yakni berjumlah 11 orang sedangkan responden petani paling sedikit masing-masing ada tujuh orang yang memiliki pengalaman usahatani selama 26-35 tahun dan lebih dari 36 tahun. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa hampir semua petani responden mengetahui dengan baik mengenai teknik budidaya tanaman Salak Pondoh. Hal ini dikarenakan usahatani komoditas tersebut telah dilakukan sejak lama dan turun-temurun. Informasi selengkapnya mengenai responden petani dapat dilihat pada Lampiran 2. 38

5.3 Karakteristik Lembaga Tataniaga

Data primer selanjutnya diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner dengan lembaga tataniaga. Wawancara tersebut dilakukan dengan metode bola salju snowball samplingdan menghasilkan 12 lembaga tataniaga yang terlibat dalam saluran tataniaga Salak Pondoh di Desa Wonokerto. Lembaga tataniaga tersebut meliputi empat orang pedagang pengecer dari Pasar Sunmor, Pasar Turi, Pasar Tempel dan Pasar Giwangan, lima orang pedagang pengumpul yang memasarkan ke Pasar Turi, Pasar Tempel dan Pasar Pakem, satu orang pedagang besar dari Pasar Giwangan, satu orang supplier swalayan Carrefour dan satu orang supplierdari Mitra Turindo. Karakteristik lembaga tataniaga dibagi menjadi tiga yang meliputi usia, tingkat pendidikan dan pengalaman berdagang Tabel 14. Tabel 14 Karakteristik Lembaga Tataniaga Responden berdasarkan Usia, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Berdagang Salak Pondoh Karakteristik Jumlah responden orang Persentase Kelompok umur tahun 30 2 16.67 31 – 40 4 33.33 41 – 50 3 25.00 51 3 25.00 Tingkat pendidikan SD 4 33.33 SMPsederajat 2 16.67 SMAsederajat 5 41.67 Perguruan Tinggi 1 8.33 Lama berdagang tahun 15 2 16.67 16 – 25 4 33.33 26 – 35 2 16.67 36 4 33.33 Sumber : Data primer diolah Berdasarkan kelompok umur, mayoritas pedagang responden berusia 31-40 tahun sebanyak 4 orang 33.33 dan paling sedikit berusia kurang dari 30 tahun berjumlah 2 orang 16.67. Hal ini dikarenakan pemuda di desa setempat lebih memilih untuk bekerja di kota daripada di desa. Jika dilihat dari tingkat pendidikan, sebagian besar pedagang responden telah menempuh pendidikan 39 SMAsederajat sebanyak 5 orang 41.67dan 1 orang 8.33 yang menuntut ilmu sampai ke perguruan tinggi. Hal ini berbeda dengan petani yang mayoritas menuntut ilmu hanya mampu sampai sekolah dasar SD. Karakteristik terakhir ditentukan oleh lama berdagang Salak Pondoh. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa pedagang responden paling banyak memiliki pengalaman selama 16-25 tahun dan lebih dari 36 tahun dengan masing-masing sebanyak 4 orang 33.33. Hal ini mengindikasikan bahwa responden yang telah lama berdagang cenderung lebih menguasai pasar. Data lengkap responden lembaga tataniaga dapat dilihat di Lampiran 3.

5.4 Gambaran Umum Usahatani Salak Pondoh di Desa Wonokerto

Salak Pondoh termasuk dalam tanaman yang dapat diperbanyak dengan biji generatif atau melalui tunas anakan vegetatif, namun mayoritas penduduk Desa Wonokerto mengembangbiakkan Salak Pondoh secara vegetatif dengan cara dicangkok. Keuntungan mencangkok yaitu: 1 tanaman yang diperoleh bersifat sama dengan pohon induknya; 2 kelamin tanaman dapat dipastikan terlebih dahulu; 3 jangka waktu berbunga dan berbuah lebih cepat dan 4 buah yang diperoleh lebih seragam. Penanaman Salak Pondoh dimulai dengan proses pengolahan tanah agar tanah menjadi l gembur, lalu pembersihan tanaman dari gulma serta pencangkulan sedalam ±30 cm. Proses ini dilakukan 3-4 minggu sebelum waktu tanam. Selanjutnya yaitu pembuatan bedengan yang berukuran lebar 200-250 cm, tinggi 30 cm, panjangya menyesuaikan kondisi lapang dan jarak antar bedengan 60-80 cm. Masukkan pupuk kandang di dalam tanah dan ditunggu selama dua minggu, kemudian pembuatan lubang tanam dengan panjang 30 cm, lebar 30 cm, kedalaman 30 cm dan jarak tanam 2x2 meter atau 2.5x2.5 meter. Proses selanjutnya yaitu memasukkan bibit cangkokan ke dalam lubang tanam dengan perlahan agar tidak roboh. Perbandingan jumlah tanaman jantan dan betina dalam satu kebun adalah 1:10. Waktu penanaman Salak Pondoh yang baik adalah sore hari di bulan November –Desember. Hal ini dilakukan untuk mengurangi proses penguapan dan agar tanaman tidak kekurangan air. Tahap berikutnya adalah pemeliharaan yang meliputi penyulaman, penyiangan, pembumbunan, pemupukan, pemangkasan serta pengendalian hama