Saluran Tataniaga V Saluran Tataniaga Salak Pondoh
60 I, pedagang pengumpul mempunyai nilai rasio keuntungan terhadap biaya sebesar
4.19 dan pedagang pengecer sebesar 19.29. Perolehan nilai yang besar terhadap pengecer karena keuntungan lembaga tersebut adalah Rp 2 519.38 per kg dengan
pengeluaran biaya sebesar Rp 130.62 per kg. Pedagang pengecer mengambil keuntungan paling banyak karena risiko yang ditanggung oleh mereka lebih besar
daripada pedagang pengumpul. Nilai rasio keuntungan terhadap biaya pada setiap lembaga yang terlibat
pada saluran II berturut-turut mulai dari pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer adalah 2.85, 8.61 dan 6.32. Pedagang pengumpul memperoleh
nilai terkecil karena biaya yang dikeluarkan oleh lembaga ini paling besar, terutama biaya transportasi. Saluran tataniaga III adalah saluran terpendek dengan
perolehan nilai rasio keuntungan terhadap biaya yang paling besar daripada saluran lainnya yakni sebesar 17.67 dengan biaya yang dikeluarkan Rp 187.50 per
kg dan keuntungan sebesar Rp 3 312.50 per kg. Hal ini disebabkan karena harga jual Salak Pondoh pada saluran ini paling tinggi dibandingkan dua saluran
sebelumnya sedangkan biaya yang dikeluarkan relatif kecil. Pada saluran tataniaga IV hanya melibatkan satu lembaga tataniaga yaitu
pedagang besar dengan biaya sebesar Rp 100 per kg dan keuntungan Rp 400 per kg sehingga diperoleh nilai rasio keuntungan terhadap biaya sebesar 4.00.
Terakhir yaitu saluran V yang merupakan saluran dengan rasio terkecil sebesar 1.44 dikarenakan biaya transportasi yang harus ditanggung lembaga ini cukup
besar yakni Rp 1 232 per kg sedangkan keuntungan yang diperoleh pada lembaga ini tidak terlalu besar yaitu Rp 1 768 per kg. Adapun keterbatasan dalam
penelitian ini adalah tidak adanya informasi yang menjelaskan biaya dan keuntungan dari PT.AMS dan swalayan Carrefour sehingga nilai rasio keuntungan
terhadap biaya tidak dapat dihitung.