Karakteristik Tanaman Salak Pondoh

pedagang besar dan pedagang pengecer cenderung mengarah pada pasar oligopoli murni. Ketujuh, struktur pasar juga dianalisis pada penelitian Aziz 2013 menggunakan metode pendekatan kualitataif melaui SCP Structure, Conduct and Performance . Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tataniaga manggis di Desa Karacak menghadapi struktur pasar persaingan tidak sempurnadengan ciri-ciri: 1 jumlah penjual petani lebih banyak daripada pembeli lembaga tataniaga; 2 komoditas yang diperdagangkan bersifat homogen; 3 lembaga tataniaga lebih menguasai informasi pasar dan 4 hambatan keluar masuk pasar tinggi. Hambatan tersebut dipengaruhi oleh kekuatan modal serta akses kerjasama antar lembaga tataniaga. Perilaku pasar market conduct dapat dilihat dari fungsi-fungsi yang dijalankan setiap lembaga tataniaga untuk mengidentifikasi praktek penjualan dan pembelian, pembentukan harga dan kerjasama antar pelaku tataniaga. Proses penjualan dan pembelian tataniaga manggis sesuai kesepakatan antar pelaku tataniaga, pembentukan harga berdasarkan tawar menawar sedangkan bentuk kerjasama yang dilakukan cenderung karena adanya ikatan kekeluargaan, terikat kontrak atau pemberian modal.Keragaan pasar market performance digunakan untuk menentukan saluran tataniaga yang efisien berdasarkan marjin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya. Mayoritas penelitian tataniaga komoditas hortikultura menggunakan metode yang sama yakni analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Metode deskriptif kuantitatif meliputi marjin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya sedangkan metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui lembaga yang terlibat, fungsi dari setiap lembaga dan saluran yang terbentuk dari aktivitas tataniaga. Perbedaan terdapat pada komoditi yang diteliti, lokasi penelitian dan waktu penelitian. Komoditi yang dipilih yaitu Salak Pondoh di sentra produksi Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Waktu pengambilan data penelitian yaitu pada bulan Januari-Februari 2014. Penentuan lokasi dipilih secara sengaja purposive sedangkan responden petani dan lembaga tataniaga menggunakan metode snowball samplingmengikuti alur tataniaga yang terbentuk mulai dari petani hingga konsumen. Ringkasan dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Penelitian Terdahulu No. PenelitiJudul Penelitian Tujuan Metode Hasil 1. Peneliti : Sihombing 2005 Judul : Analisis Tataniaga Kentang di Kabupaten Tanah Karo, Dairi, Simalungun dan Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara 1. Mengetahui struktur pasar 2. Mengidentifikasi saluran tataniaga dan efisiensi pemasaran kentang 1. Analisis Deskriptif 2. Analisis Statistik 1. Tiga saluran tataniaga dan semuanya menunjukkan hasil yang belum efisien. Ciri-cirinya adalah rendahnya profit share petani, tingginya marketing marjin, nisbah marjin keuntungan yang tidak merata, rendahnya nilai koefisien korelasi dan elastisitas transmisi harga. 2. Hubungan antara pasar produsen dengan pasar konsumsi kurang terintegrasi secara vertikal. Adanya eksploitasi harga yang dilakukan oleh pedagang pengumpul kedua memberikan petunjuk bahwa produsen lembaga pemasaran dan konsumen berada dalam struktur pasar yang tidak bersaing sempurna. 2. Peneliti : Husinsyah 2003 Judul : Sistem Tataniaga Pisang Kepok untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Tani di Propinsi Kalimantan Timur 1. Mengetahui rantai tataniaga pisang kepok di Propinsi Kalimantan Timur 2. Menghitung marjin tataniaga 3. Menganalisis struktur pasar dan elastisitas transmisi harga 1. Analisis Marjin Tataniaga 2. Analisis Integrasi Pasar 3. Analisis Elastisitas Transmisi Harga 1. Sistem tataniaga pisang kepok di daerah tersebut relatif panjang yang ditunjukkan oleh nilai marjin yang besar namun share terhadap petani rendah. 2. Saluran pendek cenderung lebih efisien, untuk itu diperlukan upaya melakukan integrasi lembaga tataniaga baik secara vertikal maupun horizontal. 3. Perlu adanya sistem dan lembaga yang mampu menjamin terjualnya produk dengan harga yang layak di tingkat petani. 4. Perlu adanya informasi pasar yang cepat dan tepat kepada petani produsen dan konsumen sehingga harga yang 15 2 diinformasikan sesuai realita yang ada. 3. Peneliti : Agustian dan Mayrowani 2005 Judul : Pola Distribusi Komoditas Kentang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat 1. Menganalisis pola pemasaran komoditas kentang 2. Menghitung marjin pemasaran 3. Menganalisis struktur pasar 1. Analisis Deskriptif Kuantitatif 2. Analisis Deskriptif Kualitatif 1. Ada dua varietas yang diusahakan oleh petani di Kabupaten Bandung yakni kentang Granola dan kentang Atlantik. Kentang Granola ditujukan ke berbagai pasar sedangkan kentang Atlantik ditujukan kepada PT. Indofood Fritolay Makmur. 2. Kentang Atlantik menghadapi struktur pasar monopsoni namun harga yang diterima petani lebih tinggi daripada kentang Granola dengan struktur pasar yang kompetitif, akan tetapi marjin tataniaga kentang Granola secara keseluruhan lebih besar. 4. Peneliti : Agustian dan Anugrah 2008 Judul : Analisis Perkembangan Harga dan Rantai Tataniaga Komoditas Cabai Merah di Propinsi Jawa Barat 1. Menganalisis perkembangan harga 2. Mengidentifikasi saluran pemasaran 3. Menghitung marjin pemasaran 1. Analisis Kuantitatif 2. Analisis Kualitatif 1. Perkembangan harga bulanan komoditas cabai merah pada tahun 2007 di sentra produksi Cikajang, Kabupaten Garutrelatif berfluktuasi. 2. Terjadi ketimpangan perolehan net marjin pemasaran yang disebabkan oleh rantai yang panjang sehingga pemasaran cabai merah dianggap masih belum efisien. 5. Peneliti: Wiggo Windi Riswandy 2013 Judul : Tataniaga Tomat di Desa Gekbrong, Kecamatan Turi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 1. Mengidentifikasi saluran, lembaga, fungsi dan struktur pasar pada tataniaga tomat di Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur 2. Menganalisis tingkat efisiensi operasional tataniaga tomat di Desa Gekbrong `1. Analisis Deskriptif Kualitatif 2.Analisis Deskriptif Kuantitatif 1. Empat saluran tataniaga tomat yang ada di Desa Gekbrong melibatkanpedagang pengumpul desa, Koperasi Mitra Tani Parahyangan, pedagang besar non lokal, pedagang pengecer lokal dannon lokal. 2.Saluran tataniaga yang relatif lebih efisien adalah saluran IV dengan melihat hasil dari marjin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya. 16 16