Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN
harga di tingkat konsumen. Berdasarkan hasil analisis elastisitas transmisi harga, diketahui bahwa struktur pasar yang terjadi adalah persaingan tidak sempurna.
Ketiga, penelitian Agustian dan Mayrowani 2005 memiliki tujuan dan menggunakan metode yang sama dengan penelitian yang tengah dilakukan,
namun perbedaannya terletak pada analisis struktur pasar yang terbentuk dari pola distribusi komoditas tersebut. Dua jenis varietas kentang yang dibudidayakan
petani di lokasi tersebut adalah kentang Granola dan Atlantik. Kentang Granola adalah kentang yang diusahakan petani secara mandiri mengadapi pasar yang
kompetitif, sedangkan kentang Atlantik yang merupakan hasil dari kemitraan dengan PT.Indofood FM cenderung mengarah pada pasar monopsoni.
Keempat, Agustian dan Anugrah 2008 memiliki perbedaan pada tujuan penelitian yaitu menganalisis perkembangan harga cabai merah di Propinsi Jawa
Barat yang relatif berfluktuasi setiap bulannya dan mencapai harga terendah ketika musim panen pada bulan April-Mei yang disebabkan oleh panen yang
serentak. Penelitian ini membandingkan harga di sentra Cikajang, Garut dengan Pasar Induk Caringin, Bandung. Hasil menunjukkan bahwa harga cabai merah di
Pasar Induk Caringin relatif lebih tinggi. Kelima,Riswandy 2013 memiliki perbedaan pada salah satu tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui struktur pasar yang terbentuk pada tataniaga komoditas tomat dan kentang di lokasi penelitian. Struktur pasar dapat diketahui
berdasarkan karakteristik pasar, meliputi: 1 jumlah dan ukuran perusahaan; 2 sifat produk dari sudut pandang pembeli; 3 hambatan keluar dan masuk pasar; 4
pengetahuan tentang biaya, harga dan kondisi pasar diantara partisipan tataniaga Hammond and Dahl 1977. Hasilnya menunjukkan bahwa petani, pedagang
pengumpul dan koperasi pada tataniaga tomat di Desa Gekbrong menghadapi struktur pasar oligopsoni murni, pedagang besar cenderung mengarah pada pasar
oligopoli murni dan pedagang pengecer mengarah pada pasar persaingan murni. Keenam, Aeni 2013 juga menganalisis hal yang sama dengan Riswandy
2013 yaitu menganalisis struktur pasar. Berdarkan penelitian yang telah dilakukan, petani dan pedagang pengumpul yang terlibat dalam aktivitas tataniaga
kentang di Desa Sangiang menghadapi pasar oligopsoni murni, sedangkan
pedagang besar dan pedagang pengecer cenderung mengarah pada pasar oligopoli murni.
Ketujuh, struktur pasar juga dianalisis pada penelitian Aziz 2013 menggunakan metode pendekatan kualitataif melaui SCP Structure, Conduct and
Performance . Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tataniaga manggis di Desa
Karacak menghadapi struktur pasar persaingan tidak sempurnadengan ciri-ciri: 1 jumlah penjual petani lebih banyak daripada pembeli lembaga tataniaga; 2
komoditas yang diperdagangkan bersifat homogen; 3 lembaga tataniaga lebih menguasai informasi pasar dan 4 hambatan keluar masuk pasar tinggi. Hambatan
tersebut dipengaruhi oleh kekuatan modal serta akses kerjasama antar lembaga tataniaga. Perilaku pasar market conduct dapat dilihat dari fungsi-fungsi yang
dijalankan setiap lembaga tataniaga untuk mengidentifikasi praktek penjualan dan pembelian, pembentukan harga dan kerjasama antar pelaku tataniaga. Proses
penjualan dan pembelian tataniaga manggis sesuai kesepakatan antar pelaku tataniaga, pembentukan harga berdasarkan tawar menawar sedangkan bentuk
kerjasama yang dilakukan cenderung karena adanya ikatan kekeluargaan, terikat kontrak atau pemberian modal.Keragaan pasar market performance digunakan
untuk menentukan saluran tataniaga yang efisien berdasarkan marjin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya.
Mayoritas penelitian tataniaga komoditas hortikultura menggunakan metode yang sama yakni analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Metode deskriptif
kuantitatif meliputi marjin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan
terhadap biaya sedangkan metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui lembaga yang terlibat, fungsi dari setiap lembaga dan saluran yang
terbentuk dari aktivitas tataniaga. Perbedaan terdapat pada komoditi yang diteliti, lokasi penelitian dan waktu penelitian. Komoditi yang dipilih yaitu Salak Pondoh
di sentra produksi Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Waktu pengambilan data penelitian yaitu pada bulan Januari-Februari 2014. Penentuan
lokasi dipilih secara sengaja purposive sedangkan responden petani dan lembaga tataniaga menggunakan metode snowball samplingmengikuti alur tataniaga yang
terbentuk mulai dari petani hingga konsumen. Ringkasan dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 7.