41
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Identifikasi Lembaga, Fungsi dan Saluran Tataniaga 6.1.1 Lembaga Tataniaga
Pihak-pihak yang terlibat dalam tataniaga komoditas Salak Pondoh di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman meliputi petani produsen,
pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer. Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Petani adalah penduduk Desa Wonokerto yang menggarap kebunnya dan
menghasilkan Salak Pondoh untuk dijual ke lembaga tataniaga selanjutnya. Petani yang menjadi responden adalah mereka yang melakukan aktivitas
pemanenan pada bulan Januari-Februari 2014. 2.
Pedagang pengumpul yaitu lembaga tataniaga yang bertempat tinggal di Kecamatan Turi dan membeli Salak Pondoh dari petani produsen dalam
jumlah tertentu kemudian menjualnya ke pedagang besar atau pengecer. Pedagang pengumpul menguasai informasi pasar sehingga mempunyai
kekuatan dalam menentukan harga Salak Pondoh. 3.
Pedagang besar yakni seseorang yang melakukan aktivitas pembelian komoditas Salak Pondoh dari pedagang pengumpul atau langsung melalui
Gabungan Kelompok Tani Gapoktan. Terdapat tiga pedagang besar dalam tataniaga komoditas ini diantaranya pedagang besar di Pasar Giwangan,
pedagang besar yang menjadi supplier swalayan Carrefour dan pedagang besar yang mengumpulkan produk dari Gapoktan kemudian diserahkan
kepada eksportir dan selanjutnya dikirim ke China. 4.
Pedagang pengecer ialah lembaga tataniaga terakhir yang bertugas memasarkan Salak Pondoh hingga sampai ke tangan konsumen, terdiri dari
tiga pedagang pengecer lokal dan satu pedagang pengecer non lokal. Pedagang pengecer lokal adalah mereka yang melakukan aktivitas jual beli
di Kabupaten Sleman Pasar Tempel, Turi dan Sunmor sedangkan pedagang pengecer non lokal yaitu seseorang yang menjual Salak Pondoh di
luar Kabupaten Sleman Pasar Giwangan.
42
6.1.2 Fungsi Tataniaga
Fungsi tataniaga dilakukan untuk memperlancar proses penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Masing-masing lembaga tataniaga menjalankan
fungsi yang berbeda-beda, diantaranya: 1 fungsi pertukaran adalah aktivitas pertukaran barang atau jasa dari produsen ke konsumen, meliputi fungsi penjualan
dan pembelian; 2fungsi fisik adalah aktivitas yang berhubungan langsung dengan barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, bentuk dan
waktu yang terdiri dari fungsi penyimpanan, pengemasan, pengangkutan dan pengolahan; 3 fungsi fasilitas ialah tindakan yang dilakukan untuk
memperlancar proses pertukaran dari produsen kepada konsumen, diantaranya fungsi sortasi dan grading, pembiayaan, penanggungan risiko dan informasi pasar.
Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Fungsi-fungsi yang Dilakukan setiap Lembaga Tataniaga Salak Pondoh
di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman Lembaga Tataniaga
Fungsi Tataniaga Aktivitas
Petani Pertukaran
Fisik Fasilitas
Penjualan Pengemasan dan pengangkutan
Pembiayaan, penanggungan risiko dan informasi pasar
Pedagang pengumpul
Pertukaran Fisik
Fasilitas Pembelian dan penjualan
Penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan
Sortasi dan grading, pembiayaan, penanggungan
risiko dan
informasi pasar Pedagang besar
Pertukaran Fisik
Fasilitas Pembelian dan penjualan
Penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan
Sortasi dan grading, pembiayaan, penanggungan
risiko dan
informasi pasar Pedagang pengecer
Pertukaran Fisik
Fasilitas Pembelian dan penjualan
Penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan
Sortasi dan grading, pembiayaan, penanggungan
risiko dan
informasi pasar
Sumber: Data primer
43 Tabel 15 menunjukkan bahwa petani merupakan produsen Salak Pondoh
sehingga pada fungsi pertukaran, mereka hanya melakukan aktivitas penjualan, sedangkan lembaga tataniaga lainnya, seperti pedagang pengumpul, pedagang
besar dan pedagang pengecer melakukan aktivitas penjualan dan pembelian karena lembaga tersebut bukan merupakan produsen Salak Pondoh sehingga
mereka harus membeli Salak Pondoh dari petani lalu menjualnya kepada lembaga tataniaga berikutnya.
Fungsi tataniaga selanjutnya adalah fungsi fisik, meliputi penyimpanan, pengemasan, pengangkutan dan pengolahan. Petani Salak Pondoh hanya
melakukan aktivitas pengemasan dan pengangkutan karena hasil panen yang diperoleh pada saat itu langsung diserahkan kepada pedagang pengumpul tanpa
ada aktivitas penyimpanan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kualitas dari komoditas tersebut. Tiga lembaga tataniaga yang lain yaitu
pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer melakukan aktivitas penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan. Penyimpanan dilakukan
karena tidak semua Salak Pondoh yang mereka pasarkan berhasil dijual saat itu juga sehingga mereka harus membawa pulang Salak Pondoh kembali untuk dijual
keesokan harinya. Aktivitas yang tidak dilakukan oleh ke empat lembaga tataniaga tersebut adalah pengolahan karena mereka hanya menjual fresh product.
Fungsi tataniaga terakhir yaitu fungsi fasilitas, meliputi aktivitas sortasi dan grading, pembiayaan, penanggungan risiko dan informasi pasar.Lembaga
tataniaga yang tidak melakukan sortasi dan gradingadalah petani. Hal ini disebabkan karena Salak Pondoh hasil panen langsung dijual kepada lembaga
tataniaga berikutnya tanpa melalui proses pengelompokan berdasarkan ukuran grade A, B dan C, sedangkan lembaga tataniaga yang lain melakukan sortasi
dan gradinguntuk meningkatkan benefit. Pembiayaan, penanggungan risiko, dan informasi pasar dilakukan oleh seluruh lembaga tataniaga. Petani melakukan
pembiayaan sebagai modal untuk menanam dan memanen Salak Pondoh, sedangkan lembaga lainnya mengeluarkan biaya untuk menyalurkan produk
sampai ke lembaga selanjutnya. Penanggungan risiko pada petani adalah ketika harga panen murah dan pada pedagang adalah ketika buah busuk dan tidak lagu
terjual. Informasi pasar diperoleh dari sesama petani, pedagang dan pasar terdekat.
44
6.1.2.1 Fungsi Tataniaga di Tingkat Petani
Berdasarkan penelitian di lokasi setempat, diperoleh hasil bahwa petani Salak Pondoh melakukan ketiga fungsi di atas. Pertama, fungsi pertukaran yang
dilakukan petani adalah penjualan. Jumlah responden petani ada 35 orang yang melakukan aktivitas penjualan dengan cara yang berbeda-beda. Sebanyak 28
petani 80 melakukan penjualan Salak Pondoh kepada pedagang pengumpul di wilayah Kecamatan Turi, dua orang petani 5.71 menjual ke pedagang
pengecer sedangkan lima orang petani 14.29 memilih untuk menyerahkan hasil panennya ke pedagang besar yaitu supplier swalayan Carrefour dan
supplier yang mengumpulkan Salak Pondoh untuk diekspor ke China.
Kedua, fungsi fisik meliputi pengemasan dan pengangkutan. Pengemasan Salak Pondoh umumnya menggunakan keranjang bambu dengan kapasitas tiap
keranjang sebesar 50 kg. Beberapa petani yang memiliki lahan luas mempekerjakan buruh untuk merawat kebun dan melakukan pemanenan, namun
sebagian besar melakukannya sendiri. Menurut informasi yang diperoleh, para petani melakukan pemanenan Salak Pondoh sebanyak tiga kali dalam seminggu.
Upah yang diberikan untuk setiap buruh sebesar Rp 25 000-30 000 untuk setiap lima jam kerja. Kegiatan selanjutnya ialah proses pengangkutan. Mayoritas petani
menyerahkan Salak Pondoh dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Kapasitas maksimal per sekali kirim dengan menggunakan sepeda motor
adalah 80-100 kg dengan biaya sebesar Rp 6 500. Petani disana tidak melakukan fungsi penyimpanan mengingat komoditas Salak Pondoh yang cepat busuk.
Ketiga, fungsi fasilitas diantaranya adalah fungsi pembiayaan, penanggungan risiko dan informasi pasar. Fungsi pembiayaan adalah modal yang
dikeluarkan untuk budidaya Salak Pondoh. Mayoritas petani di Desa Wonokerto tidak memperoleh bantuan dari pedagang pengumpul, karena itu petani bebas
memilih kepada siapa hasil produksinya akan dijual. Fungsi penanggungan risiko artinya petani harus siap menerima harga rendah ketika panen raya, sedangkan
informasi pasar terkait dengan perubahan harga Salak Pondoh yang diperoleh dari sesama petani, pedagang dan pasar terdekat. Hampir semua petani di Desa
Wonokerto menjual Salak Pondoh tanpa adanya proses sortasi dan grading terlebih dahulu.