4.5.2. Model Struktural Inner Model
Model struktural
atau disebut
juga inner
model menggambarkan hubunganantar variabel laten berdasarkan pada
substantive theory. Menilai inner model dapat dilakukan dengan cara melihat model struktural yang terdiri dari hubunganyang
dihipotesiskan di antara konstruk-konstruk laten dalam model penelitian.
Dengan menggunakan metode bootstrapping pada smartPLS, dapat diperolehkesalahan baku standar standard errors, koefisien
jalur path coefficientsS, dan nilaiT-Statistik.Dengan teknik ini, peneliti dapat menilai signifikansi statistik modelpenelitian dengan
menguji hipotesis untuk tiap jalur hubungan. Hasil bootstraping yang terdapat pada Tabel 8 menunjukkan koefisien untuk tiap
jalurhipotesis dan nilai T-Statistiknya yang diperoleh dari hasil output smartPLSsebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Bootstrap Bobot Tiap Indikator Terhadap Variabel Laten
Path Original
Sample O
Sample Mean
M Standard
Deviation STDEV
Standard Error
STERR T Statistics
|OSTERR| A - I
0,355469 0,334392 0,159183 0,159183 2,233091
B - A 0,476321 0,480635 0,112988 0,112988
4,215671 B - C
0,212833 0,236028 0,130327 0,130327 1,633072
C - I 0,29591 0,314806 0,148163 0,148163
1,997196 F - A
0,342705 0,347895 0,131806 0,131806 2,600067
F - B 0,846527 0,853763 0,031352 0,031352
27,00059 F - C
0,659522 0,63848 0,133194 0,133194
4,951602 I - P
0,465961 0,472522 0,069394 0,069394 6,7147
Data diolah, 2012 Pada Tabel 8 dapat dilihat hubungan yang positif langsung
dan positif tidak langsung diantara konstruk-konstruk yang ada dengan melihat nilainya pada tabel original sample O.
Hubungannya antara lain : a Konstruk pesan iklan F memiliki pengaruh positif
langsung terhadap pengenalan merek B sebesar 0,84,
terhadap kepercayaan konsumen C sebesar 0,83, dan terhadap sikap konsumen A sebesar 0,74 serta
pengaruh positif tidak langsung terhadap niat beli I dan kepada pembelian nyata P.
b Konstruk pengenalan merek B memiliki pengaruh positif langsung terhadap kepercayaan konsumen C
sebesar 0,21 dan terhadap sikap konsumen A sebesar 0,47 serta memiliki pengaruh positif tidak langsung
terhadap niat beli I dan terhadap pembelian nyata P. c Konstruk
kepercayaan konsumen
C memiliki
pengaruh positif secara langsung terhadap niat beli I sebesar 0,29 dan pengaruh positif tidak langsung
terhadap pembelian nyata P. d Konstruk sikap konsumen A memiliki pengaruh
positif terhadap niat beli I sebesar 0,35 dan pengaruh positif tidak langsung terhadap pembelian nyata P.
e Konstruk niat beli I memiliki pengaruh positif langsung terhadap pembelian nyata P sebesar 0,46.
Dilihat dari Gambar 19 yang merupakan hasil dari model yang sudah direduksi, hasil empiris dari pengujian modeldapat
menunjukkan variansi laten-laten tersebut,yaitu : 1. Pesan iklan F dapat menjelaskan variansi pengenalan
merek B sebesar 71,7 dan sisanya sebesar 28,3 dijelaskan oleh variabel lain.
2. Variansi kepercayaan konsumen C dapat dijelaskan oleh pesan iklan F dan pengenalan merek B sebesar 71,8
dan sisanya sebesar 28,2 dijelaskan oleh variabel lain. 3. Variansi sikap konsumen A dapat dijelaskan oleh
variabel pesan iklan F dan variabel pengenalan merek B sebesar 62,1 dan sisanya sebesar 37,9 dijelaskan
oleh variabel lain.
4. Variansi niat beli konsumen I dapat dijelaskan oleh variabel pesan iklan F, pengenalan merek B,
kepercayaan konsumen C, dan sikap konsumen A sebesar 36,5 dan sisanya sebesar 63.5 dijelaskan
oleh variabel lain. 5. Variansi pembelian nyata dapat dijelaskan sebesar 21,7
oleh variabel pesan iklan F, pengenalan merek B, kepercayaan konsumen C, sikap konsumen A, dan niat
beli I dan sisanya sebesar 78,3 dijelaskan oleh variabel lain.
4.5.3 Hasil Analisis Consumer Decision Model CDM