4. Variansi niat beli konsumen I dapat dijelaskan oleh variabel pesan iklan F, pengenalan merek B,
kepercayaan konsumen C, dan sikap konsumen A sebesar 36,5 dan sisanya sebesar 63.5 dijelaskan
oleh variabel lain. 5. Variansi pembelian nyata dapat dijelaskan sebesar 21,7
oleh variabel pesan iklan F, pengenalan merek B, kepercayaan konsumen C, sikap konsumen A, dan niat
beli I dan sisanya sebesar 78,3 dijelaskan oleh variabel lain.
4.5.3 Hasil Analisis Consumer Decision Model CDM
Berdasarkan Gambar 22 yang merupakan model yang sudah di bootsrapping, maka dapat dilihat jalur yang paling efektif dari
pesan iklan F sampai pada pembelian nyata P. Bisa dilihat informasi pada iklan di media televisi mobile broadband Telkomsel
Flash versi “GPL Gak Pake Lama” berpengaruh terhadap variabel-
variabel yang diukur pada CDM sampai dengan pembelian nyata seperti yang terlihat pada Gambar 21.Sehingga dapat dikatakan
bahwa iklan mobile broadband Telkomsel Flash versi “GPL Gak
Pake Lama” di media televisi tersebut mampu mengkomunikasikan informasi dengan efektif kepada konsumen. Dalam model tersebut
terdapat 4 jalur yang bisa diliat keefektivitasannya, tetapi setelah dilakukan pengolahan data dalam model terdapat 3 tiga jalur yang
variabel-variabelnya mempunyai hubungan yang signifikan dengan syarat nilai T hitung T tabel = 1,96.
Gambar 22. Model ketiga Consumer Decision Model yang telah dibootsrapping
Gambar 23. Hasil Consumer Decision Model mobile broadband TelkomselFlash Gambar 23 menunjukan ada 4 jalur yang dapat dilalui oleh pesan
iklan F ke pembelian nyata P dengan beberapa variabel antara, yaitu :
1. Jalur 1: dari pesan iklan F melalui variabel antara yaitu kepercayaan konsumen C dan niat beli I baru akan menuju
ke pembelian nyata P. Pada jalur 1 ini dapat dikatakan efektif karena syarat nilai T hitung T tabel = 1,96 sehingga terjadi
jalur yang signifikan untuk dilalui oleh pesan iklan F sampai ke pembelian nyata P. Disini terlihat nilai factor loading antara
pesan iklan F ke kepercayaan konsumen C yaitu sebesar 4,452 lalu dari kepercayaan konsumen C ke variabel niat I
beli factor loadingnya sebesar 1,997 dan dari niat beli I ke pembelian nyata P faktor loadingnya sebesar 6,715. Disini
dapat disimpulkan bahwa pesan iklan F yang terdapat pada iklan televisi mobile brodband Telkomsel Flash dapat
membangun kepercayaan konsumen C maka menimbulkan niat beli I sehingga terjadilah pembelian nyata dan dapat
dikatakan bahwa
iklan tersebut
sudah baik
dalam mengkomunikasikan pesan sehingga terjadi hingga ke
pembelian nyata. 2. Jalur 2 : dari dari pesan iklan F melalui 3 tiga variabel antara
yaitu pengenalan merek B, kepercayaan konsumen C, dan niat beli I baru akan menuju ke pembelian nyata P. Pada jalur
2 ini tidak dapat dikatakan efektif ada satu faktor loading antar variabel yang syarat nilai T hitung T tabel = 1,96 sehingga
terjadi jalur yang tidak signifikan untuk dilalui oleh pesan iklan F sampai ke pembelian nyata P. Disini terlihat nilai factor
loading antara pesan iklan F ke pengenalan merek B yaitu sebesar 27,001 lalu dari pengenalan merek B ke variabel
kepercayaan konsumen C factor loadingnya sebesar 1,633. Disini dapat disimpulkan bahwa pesan iklan F yang terdapat
pada iklan televisi mobile brodbandTelkomsel Flashhanya dapat membangun pengenalan merek B tetapi tidak dapat
membangun kepercayaan konsumen C sehingga tidak terjadi sampai ke niat beli I apalagi ke pembelian nyata P.
3. Jalur 3 : dari pesan iklan F melalui 3 tiga variabel antara yaitu pengenalan merek B, sikap konsumen A, dan niat beli
I baru akan menuju ke pembelian nyata P. Pada jalur 3 ini dapat dikatakan efektif karena syarat nilai T hitung T tabel =
1,96 sehingga terjadi jalur yang signifikan untuk dilalui oleh pesan iklan F sampai ke pembelian nyata P. Disini terlihat
nilai factor loading antara pesan iklan F ke pengenalan merek B yaitu sebesar 27,001 lalu dari pengenalan merek B ke
variabel sikap konsumen A factor loadingnya sebesar 4,216 dan dari sikap konsumen A ke niat beli I factor loadingnya
sebesar 2,233 serta terakhir adalah dari variabel niat beli I ke pembelian nyata P factor loadingnya sebesar 6,715. Disini
dapat disimpulkan bahwa pesan iklan F yang terdapat pada iklan televisi mobile brodband Telkomsel Flash dapat
membangun pengenalan merek B mobile broadband Telkomsel Flash tersebut kepada para penonton iklannya maka
menimbulkan sikap konsumen A sehingga konsumen akan berniat membeli I dan terjadilah pembelian nyata P dan dapat
dikatakan bahwa
iklan tersebut
sudah baik
dalam mengkomunikasikan pesan sehingga terjadi hingga ke
pembelian nyata. 4. Jalur 4: dari pesan iklan F melalui variabel antara yaitu sikap
konsumen A dan niat beli I baru akan menuju ke pembelian nyata P. Pada jalur 4 ini dapat dikatakan efektif karena syarat
nilai T hitung T tabel = 1,96 sehingga terjadi jalur yang signifikan untuk dilalui oleh pesan iklan F sampai ke
pembelian nyata P. Disini terlihat nilai factor loading antara pesan iklan F ke sikap konsumen A yaitu sebesar 2,600 lalu
dari sikap konsumen A ke variabel niat I beli factor loadingnya sebesar 2,233 dan dari niat beli I ke pembelian
nyata P faktor loadingnya sebesar 6,715. Disini dapat disimpulkan bahwa pesan iklan F yang terdapat pada iklan
televisi mobile brodband Telkomsel Flash dapat membangun sikap konsumen maka menimbulkan niat beli I sehingga
terjadilah pembelian nyata dan dapat dikatakan bahwa iklan tersebut sudah baik dalam mengkomunikasikan pesan sehingga
terjadi hingga ke pembelian nyata.
4.6 Hasil CDM Impulse Buying