Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

3 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, maupun global. Seorang guru harus memiliki keterampilan dalam menyampaikan materi sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Materi yang dikemas secara menarik dan sederhanaakan dapat perhatian lebih dari peserta didik. Oleh karena itu seorang guru harus selalu inovatif dalam menyampaikan materi dan menggunakan metode-metode yang tepat agar tidak membosankan dan berkesan bagi siswa. Namun kenyataan berbanding terbalik dengan teori. Banyak guru mengajar hanya dengan metode ceramah yang relative monoton sehingga menjadikan peserta didik bosan untuk mengikuti pelajaran. Alhasil materi yang di sampaikan tidak dapat diterima secara optimal oleh peserta didik. Terlebih pada mata pelajaran IPS yang materinya begitu banyak dan sebagian masih bersifat abstrak bagi siswa yang seharusnya membutuhkan metode dan media yang tepat untuk mengajarkannya. Seperti yang terlihat pada SD N Tiyaran 01, 4 bahwa dalam pembelajarannya guru sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja, tidak ada inovasi untuk menggunakan media ataupun mengubah cara belajarnya dengan metode lain. Pada kesehariannya murid-murid hanya melakukan kegiatan mencatat apa yang ditulis dan diucapkan oleh guru saja kemudian menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Biasanya pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya di jawab oleh siswa yang sama dan siswa yang lainnya hanya diam saja bahkan ada beberapa yang malah tidak memperhatikan guru. Dampak yang diakibatkan dari model pembelajaran yang monoton tersebut juga terjadi pada mata pelajaran IPS. Nilai pada mata pelajaran IPS masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Apalagi pada mata pelajaran IPS, buku yang disediakan pihak sekolah masih sangat minim sedangkan materi yang harus dipelajari sangat banyak. Ini dikarenakan pihak sekolah lebih memilih menyediakan buku mata pelajaran yang nantinya akan digunakan saat Ujian Nasional pada saat kelas VI. Dengan sedikitnya fasilitas yang disediakan menyebabkan hasil belajar IPS menjadi rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain, karena sumber belajarnya masih kurang. Ini dibuktikan dari hasil pengamatan Ujian Tengah Semester nilai rata-rata kelas IV adalah 76.92 dan ada 6 siswa atau 46.15 yang tidak lulus KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Sedangkan nilai rata-rata untuk mata pelajaran Matematika adalah 82.30 dan rata-rata untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 85.70. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh guru kelas IV bahwa siswa sering mengalami kesulitan 5 dalam menerima materi IPS terutama yang masih bersifat abstrak. Berbeda dengan materi yang ada pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia yang seringkali dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada proses pembelajaran IPS, guru hanya berpegangan pada buku ajar yang disediakan oleh pihak sekolahan saja dan hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Jarang sekali guru kelas IV menggunakan media yang dapat menunjang untuk proses belajar mengajar sehingga materi yang diajarkan dapat tersampaikan secara optimal. Padahal apabila guru mau berinovasi sedikit menggunakan media, siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar sehingga materi yang disampaikan akan lebih berkesan dan mudah untuk diterima. Dengan banyaknya keaktifan siswa yang dilakukan di dalam kelas maka perhatian siswa dapat terpusat pada materi yang disampaikan dan sebisa mungkin seluruh siswa diajak untuk aktif dalam proses belajar. Guru yang professional adalah guru yang mampu menciptakan suasana yang mendukung untuk proses belajar mengajar sehingga materi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa dengan baik dan optimal. Berawal dari suasana kelas yang kondusif dan mendukung, seorang guru dapat mendidik siswa untuk memahami akan suatu materi yang disampaikan. Terlebih lagi apabila seorang guru dapat menggunakan media dan metode yang dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat aktif saat proses pembelajaran, maka kemungkinan untuk tercapainya tujuan pendidikan akan lebih besar. Penggunaan media yang tepat dengan materi dan metode yang tepat untuk siswa akan memberi pengalaman yang menyenangkan bagi siswa sehingga 6 materi yang disampaiakan dapat berkesan bagi siswa. Salah satu metode yang dapat diterapkan dikelas IV ini adalah metode Mind Mapping. Mind Mapping ditemukan dan dikembangkan oleh Tony Buzan seorang peneliti dari Inggris yang mengajarkan bagaimana cara mengingat sesuatu dengan cara memetakan informasi dalam bentuk dekrit-dekrit atau akar pikiran sesuai dengan keinginan masing-masing. Mind Mapping sendiri merupakan cara termudah menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak, cara mencatat kreatif, efektif, secara harfiah memetakan pikiran-pikiran kita dengan sangat sederhana Buzan, 2007: 4. Mind Mapping dapat dijadikan solusi untuk permasalahan yang terjadi di mata pelajaran IPS yang memiliki begitu banyak materi. Dengan menggunakan metode Mind Mapping, maka materi tersebut dapat di buat sederhana dalam bentuk seperti pola akar pohon dan menggunakan kata-kata yang sederhana sehingga mudah untuk di ingat oleh siswa. Hal tersebut dikarenakan tujuan Mind Mapping menurut Michael Michalko dalam Buzan, 2007: 6 adalah: 1 mengaktifkan seluruh otak, 2 membereskan akal dari kekusutan mental, 3 memungkinkan kita berfokus untuk pokok bahasan, 4 membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, 5 memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian, 6 memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya, dan 7 mensyaratkan kita untuk memusatkan pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. 7 Berdasarkan kondisi kelas dan analisis peneliti, maka peneliti tertarik untuk maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Mind Mapping Pada Kelas IV Tahun Ajaran 20152016 SD N Tiyaran 01, Sukoharjo, Jawa Tengah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Hasil belajar IPS pada siswa kelas IV masih rendah bila dibandingkan dengan Matematika dan Bahasa Indonesia 2. Siswa sulit memahami materi yang telah disampaikan oleh guru karena materinya terlalu banyak dan bersifat abstrak dan disajikan secara tidak menarik. 3. Kurangnya motivasi belajar siswa terhadap materi IPS karena dianggap kurang menarik dan berisi banyak materi. 4. Pembelajaran di kelas masih monoton hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja sehingga belum bisa menarik perhatian siswa. 5. Metode Mind Mapping belum diterapkan di kelas IV dalam penyampaian materi IPS. 8

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah pada hasil belajar IPS siswa kelas IV yang masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD N Tiyaran 01 tahun ajaran 20152016 dengan metode Mind Mapping?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada kelas IV SD N Tiyaran 01 dengan metode Mind Mapping.

F. Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa 1 Dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV 2 Kegiatan belajar dikelas menjadi menarik dan berkesan. 3 Dapat memudahkan memahami materi yang disampaikan. b. Bagi Guru 1 Memudahkan bagi guru dalam penyampaian materi pelajaran. 2 Meningkatkan keterampilan dalam menyampaikan materi. 3 Menambah wawasan terkait metode Mind Mapping. 9 c. Bagi peneliti Memberikan pengalaman dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Mind Mapping.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah tafsir tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional variable sebagai berikut: 1. Hasil belajar IPS adalah perubahan yang diperoleh dari hasil pengalaman belajar. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar kognitif berupa penguasaan materi setelah guru menerapkan merode mind mapping pada saat proses pembelajaran yang ditunjukkan pada penilaian tes kognitif. jenjang yang diperoleh dibagi menjadi empat kategori yaitu C1 mengetahui, C2 memahami, C3 menerapkan, C4 analisis. Hasil belajar afektif berupa perubahan tingkah laku setelah guru menerapkan metode mind mapping, yaitu perhatian dan minat siswa yang termasuk bagian konsentrasi belajar siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar psikomotor setelah guru mengajarkan dengan metode mind mapping adalah berupa hasil karya dalam bentuk mind mapping.