Hasil data perbandingan skor aspek konsentrasi belajar siswa

97 tersebut dibuktikan dengan perolehan nilai mata pelajaran IPS yang semakin tinggi dan konsentrasi belajar siswa. Secara kuantitatif, hasil belajar siswa mengalami peningkatan, mulai dari pra siklus , siklus I hingga siklus II. Pada pra siklus pada awalnya siswa yang tuntas belajar hanya sebanyak 7 siswa 53.84 dan mengalami peningkatan di siklus I menjadi sebanyak 9 siswa 69.23. Pada siklus II kembali meningkat menjadi sebanyak 12 siswa 92.30 yang telah tuntas KKM. Tidak hanya peningkatan dalam hal ketuntasan belajar siswa saja yang terjadi, akan tetapi peningkatan nilai yang di peroleh siswa. Dan hal tersebut juga berpengaruh pada rata-rata nilai siswa pada kelas tersebut. Pada pra siklus rata- rata nilai siswa adalah 76.92. Pada siklus I rata-rata nilai mengalami peningkatan menjadi 78.07. Itu berarti rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan sebanyak 1.15. Pada siklus II juga mengalami peningkatan, yang awalnya pada siklus I rata-rata siswa adalah 78.07 sekarang menjadi 87.69. Itu berarti mengalami peningkatan sebesar 9.62. Itu membuktikan bahwa metode yang di terapkan memiliki dampak positif pada hasil belajar siswa. Tidak hanya hasil belajar saja yang mengalami peningkatan, konsentrasi belajar siswa juga mengalami peningkatan. Peningkatan tidak hanya terjadi pada hasil belajar saja, tetapi juga beberapa aspek yang lain pada setiap tindakan yang dilakukan. Pada tindakan siklus I siswa diminta membuat mind mapping tentang “masalah lingkungan”. Pada siklus ini siswa telah diberikan bacaan yang berkaitan dengan materi masalah sosial. Bacaan tersebut berisi tentang masalah lingkungan, khususnya 98 pada sungai, karena pada saat ini banyak kita temui sungai-sungai telah tercemar dan mengakibatkan masalah sosial. Siswa diminta membuat mind mapping terkait bacaan tersebut. Meskipun awalnya siswa masih terkesan bingung saat membuat mind mapping. Meskipun awalnya siswa masih bingung saat membuat mind mapping, akan tetapi mereka sangat antusias dalam membuatnya. Beberapa siswa yang masih bingung akan bertanya kepada guru. Dari keaktifan tersebut maka akan menimbulkan ingatan yang lebih kuat dibandingkan hanya mendengarkan dan menghafalkan. Sehingga siswa mampu memahaminya lebih baik daripada Cuma sekedar menghafal dan mengingat- ingatnya saja. Pada siklus II siswa sudah mampu membuat mind mapping lebih baik dari siklus I. Pada siklus II ini siswa membuat mind mapping secara individu tentang “masalah sosial yang terjadi di sekitar kita”. Pada siklus II ini, siswa lebih berani berkreasi pada mind mappingnya. Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul saat siklus I sudah berkurang. Kendala-kendala yang dialami siswa pada siklus I pun sudah tidak nampak lagi. Hanya saja siswa masih ragu dengan ide-ide yang muncul didalam pikiran mereka, sehingga masih perlu pengarahan dari guru. Dari kedua siklus tersebut, perubahan yang sangat nampak terlihat pada diri setiap siswa mereka lebih antusias dalam menjalankan proses pembelajaran, meskipun terkesan ruang kelas lebih ramai. Akan tetapi dilihat dari kepemahaman siswa tentang materi, keramaian kelas itu tidak menjadi masalah asalkan masih dalam batas kewajaran dan tidak mengganggu kelas