55
b Pengaduaninformasi disampaikan kepada Dewan Kode Etik, untuk diverifikasi.
c Konselor yang bersangkutan dipanggil untuk verifikasi pengaduaninformasi yang disampaikan oleh konseli dan atau
pihak lain. Dalam hal ini konselor yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri.
d Apabila ternyata memang ada pelanggaran dan pelanggaran itu dianggap masih relatif ringan, maka penyelesaiannya dilakukan
oleh Dewan Kode Etik daerah yang kemudian dikuatkan oleh Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
PB-ABKIN. e Apabila pelanggaran dilakukan oleh konselor cukup berat,
Dewan Kode Etik Daerah melimpahkan penyelesaiannya kepada Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
PB-ABKIN.
e. Tugas Pokok dan Fungsi Dewan Kode Etik Profesi
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia sebagai asosiasi profesi membentuk Dewan Kode Etik Profesi Tingkat Nasional dan
Tingkat Daerah. Tugas pokok dan fungsi Dewan Kode Etik Profesi tersebut adalah:
1 Menjaga tegaknya Kode Etik profesi Bimbingan dan Konseling sebagai profesi yang bermatabat.
2 Mengadakan verifikasi tentang kebenaran pelanggaran terhadap Kode Etik oleh konselor yang dilaporkan oleh pihak tertentu.
56
3 Menerima dan mempertimbangkan pembelaan dari konselor yang diadukan melanggar Kode Etik.
4 Mempertimbangkan dan menjatuhkan sanksi kepada konselor yang nyata-nyata melanggar Kede Etik sesuai dengan besar kecilnya
pelanggaran yang dilakukan. 5 Bertindak sebagai sanksi di pengadilan berkenaan dengan perkara
berkenaan dengan permasalahan hukum yang menyangkut anggota ABKIN dan ABKIN sebagai lembaga.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa rumusan kode etik profesi bimbingan dan konseling ada dua versi, yaitu kode etik pada tahun 2005
dan tahun 2010. Kode etik tersebut ada kaitannya dengan rumusan kode etik profesi guru dalam hal profesi bimbingan dan konseling yang bekerja di satuan
pendidikan. Hal tersebut ditandai dengan adanya persamaan mentaati kode etik profesi bimbingan dan konseling maupun kode etik guru sebagai pedoman
dalam bekerja. Konselor sebagai pendidik wajib mentaati kode etik profesi guru yang menjelaskan hubungan-hubungan yang mencakup kewajiban guru
terhadap: orang tua, masyarakat; teman sejawat, profesi, dan pemerintah. Sebagai anggota organisasi profesi bimbingan dan konseling, guru bimbingan
dan konseling perlu memahami dan menerapkan kode etik profesi bimbingan dan konseling mencakup 5 aspek yang terdiri dari 1 dasar kode etik profesi
bimbingan dan konseling 2 kualifikasi guru bimbingan dan konseling; kompetensi guru bimbingan dan konseling; dan kegiatan profesional
bimbingan dan konseling, 3 pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling, 4 pelanggaran dan sanksi kode etik profesi bimbingan dan
57
konseling, 5 tugas pokok dan fungsi dewan kode etik profesi bimbingan dan konseling.
6. Implementasi Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling dalam Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling
Penerapan kode etik profesi bimbingan dan konseling dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling sebagai tujuan terkait
dengan asas kerahasiaan yang tercantum dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pendidikan dasar dan pendidikan
menengah pasal 4 butir a 2014: 3. Dalam lampiran Permendikbud tersebut dijelaskan bahwa kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut konselor atau
guru bimbingan dan konseling merahasiakan segenap data dan keterangan tentang peserta didikkonseli, sebagaimana diatur dalam kode etik bimbingan
dan konseling. Menurut Mungin 2005: 114, kerahasiaan merupakan persoalan pokok
yang paling penting dalam konseling kelompok. Konselor perlu menekankan kepada semua peserta konseli mengenai pentingnya pemeliharaan kerahasiaan.
Ketika konseling kelompok berlangsung, kegiatan tersebut merupakan rahasia bersama sebagai kelompok.
Penjelasan lain mengenai implementasi kode etik profesi bimbingan dan konseling dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling dalam
ABKIN 2007: 162, yaitu konselor perlu memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional dengan menyelenggarakan layanan sesuai dengan
kewenangan dan kode etik profesional. Adapun komponen layanan bimbingan dan konseling dalam Permendikbud No. 111 2014: 4, yaitu layanan dasar,
58
layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif, dan layanan dukungan sistem yang mencakup bidang layanan pribadi, belajar, sosial, dan
karier. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa implementasi kode
etik profesi bimbingan dan konseling dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yaitu berhubungan dengan asas kerahasiaan
sebagaiman tercantum penjelasannya dalam kode etik profesi bimbingan dan konseling.
B. Guru Bimbingan dan Konseling