80
C. Variabel Penelitian
Menurut Zainal Arifin 2012: 185 variabel merupakan suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi. Adapun variabel dalam
penelitian ini yaitu pemahaman kode etik profesi bimbingan dan konseling.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam penelitian karena apabila metode pengumpulan datanya kurang tepat ketika sedang
mengumpulkan data penelitian maka hasil penelitiannya pun tidak akurat. Teknik pengumpulan data yaitu cara dalam menghimpun data variabel yang
akan diteliti dengan berbaga metode wawancara, tes, dan kuesioner Suharsimi Arikunto, 2010. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik
pengumpulan data dengan metode tes.
1. Tes
Tes adalah merupakan cara untuk menaksir besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung melalui respons seseorang
terhadap sejumlah pertanyaann yang memiliki jawaban yang benar atau salah sehingga hasil tes tersebut bisa digunakan untuk memantau
perkembangan mutu pendidikan Djemari Mardapi, 2008. Djemari Mardapi 2008 juga menjelaskan bahwa tujuan tes yaitu untuk
mengetahui dan mengukur tingkat kemampuan testee. Menurut S. Margono 2005, ada dua jenis tes yang sering dipergunakan sebagai alat
pengukur, yaitu tes lisan dan tes tertulis. Tes lisan merupakan sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada testee. Sedangkan tes tertulis
81
merupakan tes yang diajukan kepada testee dalam bentuk tulisan dalam mengungkap aspek tertentu.
Tes objektif adalah suatu tes berupa pertanyaan atau pernyataan yang disusun dalam bentuk jawaban alternatif berupa jawaban benar-salah,
pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi, dan jawaban singkat menghasilkan skor yang tetap, tidak tegantung oleh siapa pun yang
memberi skor S. Margono, 2005. Menurut Djemari Mardapi 2008: 71, tes benar-salah adalah bentuk tes yang terdiri sejumlah pernyataan yang
bernilai benar B dan salah S. Tes ini terdiri dari dua macam yaitu tes benar-salah dengan pembetulan dan tes benar salah tanpa pembentulan.
Tes pembentulan yaitu testee diminta untuk membetulkan jawaban yang ia jawab salah, sedangkan tes tanpa pembentulan testee tidak diberikan
kesempatan untuk membetulkan jawaban yang ia jawab salah. W.S. Winkel 2009: 553, menjelaskan bahwa tes obyektif
mempunyai kelebihan, antara lain: a. Jumlah pertanyaan atau pernyataan yang diajukan cukup banyak.
b. Kemungkinan testee mendapat keuntungan dengan berspekulasi tentang materi yang akan keluar dalam soal.
c. Testee tidak dituntut untuk menguraikan sendiri, tetapi hanya memilih di antara beberapa alternatif jawaban yang disajikan.
d. Jawaban yang tepat sudah pasti sehingga tidak mungkin timbul variasi antara pemeriksa yang satu dengan yang lain dalam mengartikan
jawaban.
82
e. Pemeriksaan dapat dilakukan jauh lebih cepat dibanding dengan tes uraian.
Penelitian ini menggunakan tes tertulis berupa tes obyektif bentuk jawaban benar-salah dengan pembentulan dalam mengumpulkan data. Tes
untuk guru bimbingan dan konseling dipergunakan untuk mengetahui dan mengukur tingkat pemahaman kode etik profesi bimbingan dan konseling
guru bimbingan dan konseling yang meliputi aspek dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling, kualifikasi guru bimbingan dan konseling;
kompetensi guru bimbingan dan konseling; dan kegiatan profesional bimbingan dan konseling, pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling, pelanggaran dan sanksi kode etik profesi bimbingan dan konseling, tugas dan fungsi dewan kode etik profesi bimbingan dan
konseling. Alternatif jawabannya dalam tes ini yaitu : a. B : Benar
b. S : Salah Adapun cara penghitungan skor tiap responden menjawab soalnya
yaitu : Tabel. 2 Penghitungan Skor Jawaban
Pilihan Jawaban Favourable Unfavourable
Benar 1
Salah 1
83
E. Instrumen Penelitian