24
etik  profesi  bimbingan  dan  konseling  tahun  2010.  Kode  etik  tahun  2005 menurut ABKIN 2005 menjelaskan mengenai :
a. Dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling
Dasar  kode  etik  profesi  bimbingan  dan  konseling  di  Indonesia  yaitu Pancasila  dan  tuntutan  profesi.  Pancasila  sebagai  dasar  karena  profesi
bimbingan dan konseling merupakan usaha layanan membantu warga negara Indonesia yang bertanggung jawab. Sedangkan tuntutan profesi sebagai dasar
kode etik profesi bimbingan dan konseling karena mengacu kepada kebutuhan dan  kebahagiaan  konseli  sesuai  dengan  norma-norma  yang  berlaku  di
Indonesia
b. Kualifikasi dan kegiatan profesional konselor
Konselor  perlu  memiliki  nilai,  sikap,  keterampilan,  pengetahuan,  dan wawasan dalam bidang profesi bimbingan dan konseling sebagai modal utama
untuk  bekerja.  Konselor  dapat  bekerja  ketika  ada  pengakuan  keahlian  dan kewenangan dari organisasi profesi bimbingan dan konseling.
Konselor sebagai seorang profesional memiliki kewenangan melakukan :
1 Penyimpanan dan penggunaan informasi
Data  hasil  wawancara,  observasi,  tes,  perekaman,  dan  surat- menyurat.  Penyimpanan  informasi  bersifat  rahasia  dan  hanya  boleh
digunakan  bagi  kepentingan  konseli.  Penggunaan  informasi  digunakan untuk  keperluan  penelitian  atau  pendidikan  calon  konselor,  sepanjang
identitas konseli dirahasiakan.
25
2 Testing
Tes  dilakukan  hanya  diberikan  oleh  konselor  yang  berwewenang menggunakan dan menafsirkan hasil data konseli. Penggunaan tes wajib
mengikuti pedoman dan petunjuk yang berlaku bagi tes tersebut.
3 Riset
Konselor  dalam  melakukan  penelitian  perlu  menghindari  hal-hal yang  dapat  merugikan  subyek.  Ketika  melaporkan  hasil  riset,  konseli
sebagai subyek identitasnya harus dijaga kerahasiaanya.
c. Proses hubungan dan konsultasi layanan
Konselor  memiliki  berbagai  hubungan  dan  konsultasi  dengan  berbagai pihak ketika melakukan pelayanan bimbingan dan konseling, diantaranya :
1 Hubungan dalam pemberian pada pelayanan
Konselor wajib menangani konseli selama ada kesempatan. Konseli sepenuhnya berhak untuk mengakhiri hubungan dan konselor, meskipun
proses konseling belum mencapai hasil yang diharapkan. Konselor tidak akan melanjutkan hubungan apabila konseli tidak memperoleh manfaat.
2 Hubungan dengan klien
Konselor  wajib  menghormati  harkat,  martabat,  integritas,  dan keyakinan konseli; menempatkan kepentingan konseli di atas kepentingan
pribadinya;  tidak  membedakan  konseli  atas  dasar  suku,  bangsa,  warna kulit, agama atau status sosial; dan memberikan pelayanan sampai tuntas.
3 Konsultasi dengan rekan sejawat
Ketika  dalam  memberikan  pelayanan  ragu-ragu  kepada  konseli, konselor  wajib  berkonsultasi  dengan  rekan-rekan  sejawatnya.  Konselor
26
wajib mendapat  izin  terlebih  dahulu  kepada konseli sebelum melakukan konsultasi.
4 Alih tangan kasus
Konselor wajib mengakhiri hubungan konseling dengan konseli bila tidak  dapat  memberikan  bantuan  kepada  konseli.  Konselor  menyarakan
kepada  konseli  untuk  berkonsultasi  kepada  orang  atau  badan  yang mempunyai keahlian yang relevan namun atas persetujuan konseli.
5 Hubungan kelembagaan
Prinsip  umum  ketika  konselor  bekerja  dalam  suatu  lembaga  perlu memperhatikan penyimpanan serta penyebaran informasi konseli sehingga
wajib  ada  pengertian  dan  kesepakatan  antara  konselor  dengan  pihak lembaga  tempat  konselor  bekerja.  Keterkaitan  kelembagaan  dengan
konselor  yaitu    adanya  peraturan-peraturan  di  lembaga  tempat  konselor bekerja  sehinggga  wajib  konselor  untuk  bertanggung  jawab  dalam
mematuhi  dan  mengetahui  program-program  di  lembaga  tersebut. Konselor  dapat  mengundurkan  dri  jika  tidak  cocok  dengan  ketentuan-
ketentuan yang berlaku di lembaga tempat bekerja.
d. Praktik mandiri dan laporan kepada pihak lain