Tingkat Pemahaman Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling Pada

72 jenis profesinya. Selain itu, guru bimbingan dan konseling perlu meningkatkan mutu produktifitas hasil kerjanya untuk bahan evaluasi diri kinerja terhadap pekerjaannya. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap profesional guru bimbingan dan konseling mencakup sikap terhadap perundangan- undangan, sikap terhadap organisasi profesi bimbingan dan konseling, sikap terhadap teman sejawat, sikap terhadap konseli, sikap terhadap tempat kerja, sikap terhadap pimpinan, dan sikap terhadap pekerjaan.

C. Tingkat Pemahaman Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling Pada

Guru Bimbingan dan Konseling Di SMP Negeri Pemahaman merupakan kemampuan untuk menguasai makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Kemampuan tersebut dinyatakan dalam menguraikan isi pokok suatu bacaan, kemudian bacaan tersebut diterapkan ke bentuk yang lain W.S. Winkel, 2007. Kode etik profesi bimbingan dan konseling merupakan pedoman dan landasan moral yang berisi aturan bagi angota profesi bimbingan dan konseling mencakup tingkah laku, sikap, akhlak, dan perbuatan yang wajib dipatuhi dan diamalkan oleh setiap anggota organisasi profesi bimbingan dan konseling dengan harapan dapat bertanggungjawab dalam menjalani tugasnya sebagai seorang profesional. Kode etik profesi bimbingan dan konseling ada 5 bab yang dibahas dan telah disepakati oleh anggota profesi, yang terdiri dari: 1 dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling 2 kualifikasi guru bimbingan dan konseling; kompetensi guru bimbingan dan konseling; dan kegiatan profesional 73 bimbingan dan konseling, 3 pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling, 4 pelanggaran dan sanksi kode etik profesi bimbingan dan konseling, 5 tugas pokok dan fungsi dewan kode etik profesi bimbingan dan konseling Kualifikasi guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri dapat dibedakan dua, guru bimbingan dan konseling profesional dan guru bimbingan dan konseling non-profesional. Guru profesional yang memiliki ijazah dan berlatar belakang profesi sesuai klasifikasi keilmuannya, D-II, D-III, S-1, S-2, S-3, dan berpendidikan profesi konselor. Sedangkan guru bimbingan dan konseling non-profesional yaitu guru bimbingan dan konseling yang tidak memiliki ijazah keilmuan di bidang bimbingan dan konseling dan diperoleh melalui pendidikan formal dari program studi yang teraktreditasi dan uji kelayakan dan kesetaraan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya Pemahaman kode etik profesi bimbingan dan konseling pada guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri merupakan kemampuan dalam menguasai makna pedoman yang berisi aturan bagi guru berprofesi di bidang bimbingan dan konseling dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling mencakup aspek 1 dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling 2 kualifikasi guru bimbingan dan konseling; kompetensi guru bimbingan dan konseling; dan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, 3 pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling, 4 pelanggaran dan sanksi kode etik profesi bimbingan dan konseling, 5 tugas pokok dan fungsi dewan kode etik profesi bimbingan dan konseling. 74 Pentingnya guru bimbingan dan konseling dalam memahami kode etik profesi bimbingan dan konseling adalah mengontrol anggota profesi bimbingan dan konseling dalam bertingkah laku agar sesuai dengan etika yang diharapkan oleh masyarakat. Namun, dalam kenyataannya di lapangan beberapa guru bimbingan dan konseling belum mempunyai buku kode etik profesi bimbingan dan konseling dan ada guru yang tidak bisa menjaga rahasia permasalahan siswa sehingga dipertanyakan pemahaman mengenai kode etik profesi bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, perlunya mengetahui tingkat pemahaman kode etik profesi bimbingan dan konseling diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk evaluasi diri dalam hal profesionalitas bagi guru bimbingan dan konseling ketika menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling.

D. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Sistem Informasi Penilaian Kinerja Guru Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri 27 Bandung

1 7 165

PROFIL KUALITAS PRIBADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI (SMPN) SE-KOTA BANDUNG: Studi Terhadap Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013.

0 3 50

modul 9 profesionalisasi kode etik profesi bimbingan dan konseling fix

2 13 83

TINGKAT PEMAHAMAN TERHADAP KONSEP DAN PRAKSIS ASESMEN PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN BREBES.

37 223 245

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KOMISARIAT 1 KABUPATEN CIAMIS.

0 0 240

KOMPETENSI SOSIAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN.

0 2 194

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN.

0 0 200

TINGKAT PEMAHAMAN KETERAMPILAN KONSELING PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL.

0 1 255

DRAFT I KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA) Oleh: Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN dan tim ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA 2009 KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA) PE

0 0 17

Modul guru pembelajar bimbingan dan konseling sekolah menengah pertama (SMP) kelompok kompetensi C profesional: program bimbingan dan konseling - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

0 0 40