Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan

63 pendidikan formal. Kedua, kualifikasi akademik guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan.

a. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal

Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur pendidikan formal mencakup kualifikasi akademik guru Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah SMP yaitu guru pada SMP, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat D-IV atau sarjana S1 program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkandiampu, dan diperoleh dari program studi yang teraktreditasi.

b. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan

Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya. Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang guru menjelaskan bahwa kualifikasi akademik guru diperoleh melalui pendidikan tinggi program S-1 atau program D-IV pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan tenaga kependidikan danatau program pendidikan non-kependidikan. Penjelasan lain mengenai standar kualifikasi akademik guru bimbingan dan konseling atau konselor tercantum dalam Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan 64 Kompetensi Konselor. Konselor adalah tenaga pendidik profesional yang telah menyelesaikan pendidikan akademik strata satu S-1 program studi Bimbingan dan Konseling dan program Pendidikan Profesi Konselor dari perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi. Kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal adalah: a. Sarjana pendidikan S-1 dalam bidang Bimbingan dan Konseling b. Berpendidikan profesi konselor Kualifikasi guru bimbingan dan konseling diperkuat dalam Permendikbud No.111 Tahun 2014 pasal 1 ayat 4 yang menyebutkan bahwa guru bimbingan dan konseling adalah pendidik yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan S-1 dalam bidang bimbingan dan konseling dan memiliki kompetensi di bidang bimbingan dan konseling. Menurut Tohirin 2012: 113, guru bimbingan dan konseling dapat dibedakan menjadi dua; yaitu guru bimbingan dan konseling profesional dan non-profesional. Guru bimbingan dan konseling profesional adalah guru yang diangkat atas dasar kepemilikan ijazah atau latar belakang pendidikan profesi sesuai klasifikasi keilmuannya dan latar belakagnnya Diploma II, III, Sarjana Strata Satu S-1, S-2, dan S3. Sedangkan guru BK non-profesional yaitu guru yang diangkat tidak berdasarkan keilmuan atau latar belakang pendidikan profesi, seperti guru wali kelas, guru mata pelajaran, dan k oepala sekolah yang bukan berlatar belakang dari bimbingan dan konseling. 65 Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kualifikasi guru bimbingan dan konseling dapat dibedakan dua, guru bimbingan dan konseling profesional dan guru bimbingan dan konseling non-profesional. Guru profesional yang memiliki ijazah dan berlatar belakang profesi sesuai klasifikasi keilmuannya, D-II, D-III, S-1, S-2, S-3, dan berpendidikan profesi konselor. Sedangkan guru bimbingan dan konseling non-profesional yaitu guru bimbingan dan konseling yang tidak memiliki ijazah keilmuan di bidang bimbingan dan konseling dan diperoleh melalui pendidikan formal dari program studi yang teraktreditasi dan uji kelayakan dan kesetaraan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

4. Kepribadian Guru Bimbingan dan Konseling

Dokumen yang terkait

Sistem Informasi Penilaian Kinerja Guru Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri 27 Bandung

1 7 165

PROFIL KUALITAS PRIBADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI (SMPN) SE-KOTA BANDUNG: Studi Terhadap Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013.

0 3 50

modul 9 profesionalisasi kode etik profesi bimbingan dan konseling fix

2 13 83

TINGKAT PEMAHAMAN TERHADAP KONSEP DAN PRAKSIS ASESMEN PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN BREBES.

37 223 245

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KOMISARIAT 1 KABUPATEN CIAMIS.

0 0 240

KOMPETENSI SOSIAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN.

0 2 194

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN.

0 0 200

TINGKAT PEMAHAMAN KETERAMPILAN KONSELING PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL.

0 1 255

DRAFT I KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA) Oleh: Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN dan tim ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA 2009 KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA) PE

0 0 17

Modul guru pembelajar bimbingan dan konseling sekolah menengah pertama (SMP) kelompok kompetensi C profesional: program bimbingan dan konseling - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

0 0 40