74
Pentingnya guru bimbingan dan konseling dalam memahami kode etik profesi  bimbingan  dan  konseling  adalah  mengontrol  anggota  profesi
bimbingan dan konseling dalam bertingkah laku agar sesuai dengan etika yang diharapkan  oleh  masyarakat.  Namun,  dalam  kenyataannya  di  lapangan
beberapa  guru  bimbingan  dan  konseling  belum  mempunyai  buku  kode  etik profesi bimbingan dan konseling dan ada guru yang tidak bisa menjaga rahasia
permasalahan siswa sehingga dipertanyakan pemahaman mengenai kode etik profesi bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, perlunya mengetahui tingkat
pemahaman  kode  etik  profesi  bimbingan  dan  konseling  diharapkan  dapat menjadi salah satu cara untuk evaluasi diri dalam hal profesionalitas bagi guru
bimbingan  dan  konseling  ketika  menyelenggarakan  layanan  bimbingan  dan konseling.
D. Penelitian yang Relevan
Kode  etik  profesi  bimbingan  dan  konseling  sebelumnya  sudah  ada penelitiannya  dengan  judul  pelaksanaan  kode  etik  konselor  di  SMASMK
seKota  Malang.  Sumber  acuanya  berasal  dari  kode  etik  konselor  yang dirumuskan  oleh  IKI  Ikatan  Konselor  Indonesia.  Yuanita  Puspitasari,
mahasiswa  prodi  Bimbingan  dan  Konseling  Universitas  Malang  melakukan penelitiannya pada tahun 2010 di daerah SeKota Malang, Jawa Timur dengan
tujuan  untuk:  1  mengetahui  gambaran  pelaksanaan  kode  etik  konselor  di SMASMK  se  Kota  Malang,  2  mengetahui  adanya  perbedaan  pelaksanaan
kode etik konselor berdasarkan jenis kelamin, masa kerja dalam jabatan, dan kualifikasi  pendidikan.  Sampel  penelitian  adalah  20  konselor  SMA
negeriswasta dan 20 konselor SMK negerisasta yang dipilih berdasarkan jenis
75
kelamin, masa kerja dalam jabatan, dan kualifikasi pendidikan. Pengumpulan data menggunakan angketkuisioner pelaksanaan kode etik dengan skala sangat
sesuai, sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 55 konselor berada pada taraf
tinggi, 45 konselor berada pada taraf cukup, 0 konselor berada pada taraf rendah  dalam pelaksanaan kode etik, 2 Pada aspek kualifikasi  dan kegiatan
profesional konselor 42,5 konselor berada pada taraf tinggi,  57,5  cukup, dan 0 rendah; pada aspek hubungan kelembagaan dan laporan kepada pihak
lain 20 konselor berada pada taraf tinggi, 80 cukup, dan 0 rendah; pada aspek  ketaatan  kepada  profesi  95  konselor  berada  pada  taraf  tinggi,  5
cukup, dan 0 rendah, 3 Berdasarkan hasil analisis uji t yang telah dilakukan, tidak  ada  pengaruh  perbedaan  jenis  kelamin,  masa  kerja  dan  kualifikasi
pendidikan dalam pelaksanaan kode etik konselor. Berdasarkan  hasil  penelitian  diatas,  bahwa  pelaksanaan  kode  etik
konselor di daerah se-kota Malang  yaitu cenderung berada pada taraf tinggi. Guru  bimbingan  dan  konseling  dalam  melaksanakan  layanannya  dapat
dikatakan  sudah  sesuai  tata  aturan  dalam  kode  etik  tersebut.  Namun,  dalam penelitian  ini  belum  membahas  lebih  lanjut  mengenai  pemahaman  konselor
mengenai  kode  etik  profesi  bimbingan  dan  konseling  yang  ditetapkan  oleh ABKIN,  sehingga  perlunya  melakukan  penelitian  mengenai  tingkat
pemahaman kode etik profesi bimbingan dan konseling dengan rujukan kode etik profesi bimbingan dan konseling dari induk organisasi profesi bimbingan
dan konseling yaitu ABKIN agar dapat mengetahui dan memahami lebih dalam
seberapa besar tingkat pemahaman kode etik profesi bimbingan dan konseling.
76
E. Pertanyaan Penelitian