Pembahasan HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

193 64 Ada satu tingkat yaitu nasional 65 Dewan kode etik ada ditingkat nasional dan propinsi 66 Ada tingkatan, dari teguran lisan sampai tulisan dan pencabutan 67 Dewan kode etik profesi mempunyai fungsi memeriksa adanya pelanggaran terhadap kode etik oleh guru BK 68 Dewan kode etik memiliki tugas menerima pembelaan dari guru BK yang diadukan 69 Tidak cukup mempertimbangkan sanksi tetapi lebih kearah meninggalkan tugas profesional guru bk dalam menjalankan tugas pemberian layanan 70 Dewan kode etik profesi memiliki fungsi sebagai saksi dalam pelanggaran yang berkaitan dengan profesi

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif dan kualitatif di atas, didapatkan beberapa hasil analisis. Pertama, hasil penelitian tentang pemahaman kode etik profesi bimbingan dan konseling di SMP Negeri se-Kelompok Kerja Kabupaten Bantul termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru bimbingan dan konseling memahami isi dari kode etik profesi bimbingan dan konseling. Pemahaman kode etik profesi bimbingan dan konseling termasuk dalam kategori tinggi disebabkan oleh beberapa alasan yaitu pentingnya memahami kode etik profesi bimbingan dan konseling agar dapat berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat ketika menjalankan tugas sebagai guru BK. Hal ini senada dengan yang dipaparkan oleh Mungin Eddy Wibowo 2005: 53 yang menyatakan bahwa kode etik profesi bimbingan dan konseling penting dalam mengatur tingkah laku pada waktu menjalankan tugas dan mengatur hubungan konselor dengan konseli, rekan sejawat, lembaga kerja, pimpinan, dan tenaga profesional lainnya. Alasan lain yaitu bahwa kode etik profesi bimbingan dan konseling perlu dipahami untuk mengatur guru BK dalam 194 melaksanakan kewajibannya sebagai pendidik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan K. Bertens 2005 bahwa kode etik merupakan aturan yang mengatur tingkah laku suatu kelompok khusus pendidik dalam masyarakat yang diharapkan menjadi pedoman oleh kelompok tersebut. Kedua, pemahaman guru BK mengenai aspek dari dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling terkategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru bimbingan dan konseling memahami dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling. Dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling termasuk dalam kategori tinggi disebabkan oleh beberapa alasan yaitu perlunya memahami dasar hukum kode etik bimbingan dan konseling agar kegiatan layanan bimbingan dan konseling dapat dilindungi secara hukum. Hal ini sesuai yang dikemukakan Van Hoose dan Kottler 1985 dalam Gladding 2012: 68 bahwa kode etik melindungi profesi dari pemerintah. Kode etik memperbolehkan profesi untuk mengatur diri mereka sendiri dan berfungsi sendiri yang dikendalikan oleh undang-undang. Alasan lain juga dikemukakan bahwa dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling perlu dipatuhi dan diamalkan oleh guru BK. Pengamalan kode etik profesi bimbingan dan konseling dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi BK. Hal ini senada dengan dengan yang dijelaskan oleh K. Bertens 2002 bahwa kode etik profesi dapat memperkuat kepercayaan masyarakat public trust terhadap suatu profesi sehingga ketika masyarakat meminta layanan BK merasa terjamin keamanannya karena sudah tercantum dalam kode etik profesi. Ketiga, pemahaman guru BK mengenai aspek kualifikasi guru bimbingan dan konseling, kompetensi guru bimbingan dan konseling, dan kegiatan profesional 195 bimbingan dan konseling terkategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru bimbingan dan konseling memahami kualifikasi guru bimbingan dan konseling, kompetensi guru bimbingan dan konseling, dan kegiatan profesional bimbingan dan konseling. Alasan penyebab aspek ini termasuk dalam kategori tinggi yaitu pentingnya memahami syarat kualifikasi akademik seorang guru BK agar yang menyelenggarkan layanan bimbingan dan konseling tidak sembarangan orang dan terhindar dari mal-praktek. Hal ini senada yang dikemukakan oleh Van Hoose dan Kottler 1985 dalam Gladding 2012: 68 bahwa kode etik melindungi praktisi dari pengaduan mal-praktik. Alasan lain yaitu perlunya memahami kompetensi yang dimiliki oleh guru BK dan kegiatan profesional yang dilakukan agar mempunyai kinerja yang sesuai dengan diharapkan oleh organisasi profesi dalam meningkatkan mutu kerja. Keempat, pemahaman guru BK mengenai aspek pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling termasuk kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru bimbingan dan konseling memahami pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Alasan penyebab aspek ini termasuk kategori tinggi yaitu guru BK perlu memahami kerahasiaan informasi dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Kerahasiaan penting karena termasuk dalam asas kerahasiaan BK sehingga perlu dipahami agar kegiatan layanan BK berjalan dengan lancar. Hal ini tercantum dalam Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bahwa layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan asas, salah satunya asas kerahasiaan yang menuntut guru BK merahasiakan segenap data dan keterangan konseli. Tanggung jawab guru BK 196 dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling juga tercantum dalam Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bahwa tanggung jawab layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan dilakukan oleh guru BK dalam pengelolaan program layanan BK. Kelima, pemahaman guru BK mengenai aspek pelanggaran dan sanksi kode etik profesi bimbingan dan konseling termasuk kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru bimbingan dan konseling memahami berbagai pelanggaran dan sanksi dalam kode etik profesi bimbingan dan konseling. Alasan penyebab aspek ini termasuk kategori tinggi yaitu guru BK perlu menjaga martabat dan harga diri konseli sehingga konselor perlu menghindari berbagai hal yang tidak boleh dilakukan agar tidak mendapat sanksi yang berujung pencabutan izin lisensi praktik. Hal ini senada yang dikemukakan oleh Mungin Eddy Wibowo 2005: 53 bahwa kode etik memberikan perlindungan kepada konseli. Alasan lain yaitu untuk kode etik perlu menjaga nama baik profesi supaya tetap menjadi kepercayaan masyarakat dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Terakhir, pemahaman guru BK mengenai aspek tugas pokok dan fungsi dewan kode etik profesi termasuk kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru bimbingan dan konseling memahami berbagai tugas utama dan fungsi dari dewan kode etik profesi. Alasan penyebab aspek ini termasuk kategori tinggi yaitu guru BK penting mengetahui tugas pokok dan fungsi dewan kode etik profesi BK karena memantau dan menangani pelanggaran terhadap kode etik profesi yang dilakukan oleh guru BK. Menurut R. Hermawan S 1979 dalam 197 Soetjipto Raflis Kosasi 2011 bahwa dewan kode etik membantu mengontrol ketidaksepakatan internal dan pertengkaran, sehingga memelihara kestabilan dalam profesi. Alasan lain yaitu guru BK perlu memahami berbagai tingkatan dewan kode etik profesi BK yang menjaga tegaknya kode etik profesi sebagai profesi yang bermartabat.

C. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Sistem Informasi Penilaian Kinerja Guru Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri 27 Bandung

1 7 165

PROFIL KUALITAS PRIBADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI (SMPN) SE-KOTA BANDUNG: Studi Terhadap Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013.

0 3 50

modul 9 profesionalisasi kode etik profesi bimbingan dan konseling fix

2 13 83

TINGKAT PEMAHAMAN TERHADAP KONSEP DAN PRAKSIS ASESMEN PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN BREBES.

37 223 245

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KOMISARIAT 1 KABUPATEN CIAMIS.

0 0 240

KOMPETENSI SOSIAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN.

0 2 194

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN.

0 0 200

TINGKAT PEMAHAMAN KETERAMPILAN KONSELING PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL.

0 1 255

DRAFT I KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA) Oleh: Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN dan tim ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA 2009 KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA) PE

0 0 17

Modul guru pembelajar bimbingan dan konseling sekolah menengah pertama (SMP) kelompok kompetensi C profesional: program bimbingan dan konseling - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

0 0 40