14
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Menurut Nurfuadi 2012: 147, kode etik berasal dari dua kata, yaitu kode yang berarti tulisan berupa kata-kata, tanda dengan persetujuan
mempunyai arti atau maksud tertentu; sedangkan etik, dapat berarti aturan tata susila; sikap atau akhlak. Dengan demikian, kode etik secara kebahasaan
berarti ketentuan atau aturan yang berkenaan menyangkut tata susila dan akhlak yang dituangkan dalam sebuah tulisan.
Menurut K. Bertens 2005, kode etik merupakan aturan yang mengatur tingkah laku suatu kelompok khusus dalam masyarakat yang diharapkan
menjadi pedoman oleh kelompok tersebut. Kode etik pertama dan tertua sudah
ada pada profesi dokter yang bernama Sumpah Hipokrates. Kode etik tersebut
merupakan awal dari munculnya berbagai macam-macam kode etik profesi. Penjelasan lain mengenai kode etik Menurut Undang-Undang No. 8
tahun 1974 pasal 28 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dalam Soetjipto Raflis 2011: 29, menyatakan bahwa pegawai negeri sipil mempunyai kode
etik sebagai pedoman, sikap, tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan
Penjelasan Undang-Undang tesebut dinyatakan bahwa dengan adanya Kode Etik ini, pegawai negeri sipil sebagai aparatur negara, abdi negara, dan
abdi masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari.
15
Selanjutnya dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil itu digariskan pula prinsip –prinsip pokok tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai negeri.
Penjelasan mengenai kode etik profesi dalam Ondi Saondi dan Aris Suherman 2010: 96, yaitu pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Profesi termasuk dalam sebuah kelompok yang memiliki tugas, tujuan, dan fungsi tertentu. Berbagai
macam profesi memerlukan tata aturan agar dapat berjalan baik dan sesuai dengan yang diharapkan oleh kelompok tersebut. Menjadi seorang profesional
perlu memperhatikan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang tidak seharusnya dikerjakan ketika sedang menjalani sebuah profesi. Dengan
memperhatikan tingkah laku, sikap, dan perbuatan ketika sedang bertugas sesuai dengan yang tercantum dalam kode etik, maka kepercayaan masyarakat
akan suatu profesi menjadi kuat, karena setiap konseli mempunyai kepastian bahwa kepentingannya akan terjamin.
Pengertian kode etik profesi bimbingan dan konseling dalam ABKIN 2010: 3, menyatakan bahwa kode etik merupakan landasan moral dan
pedoman tingkah laku profesional yang dijungjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap anggota organisasi profesi bimbingan dan konseling
Indonesia, yaitu ABKIN. Kode etik profesi tersebut wajib dipatuhi dan diamalkan oleh seluruh jajaran pengurus dan anggota organisasi tingkat
Nasional, Provinsi, KabupatenKota. Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kode etik
profesi bimbingan dan konseling merupakan pedoman dan landasan moral yang berisi aturan bagi angota profesi bimbingan dan konseling mencakup
16
tingkah laku, sikap, akhlak, dan perbuatan yang wajib dipatuhi dan diamalkan oleh setiap anggota organisasi profesi bimbingan dan konseling dengan
harapan dapat bertanggungjawab dalam menjalani tugasnya sebagai seorang profesional.
2. Tujuan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling