Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi

13 2. Konsep diri self concept Apabila individu optimis bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam bertingkah laku. 3. Pengakuan dan prestasi recognition and achievement Individu lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras apabila memperoleh pengakuan atau perhatian dari orang lain. Berdasarkan kedua teori di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi individu dapat dipengaruhi oleh dua macam faktor, yakni faktor dari dalam diri internal dan dari luar diri individu eksternal. Faktor internal.berupa persepsi diri untuk berkompetensi, dan konsep diri. Faktor eksternal yaitu keluarga dan kebudayaan, pengakuan dan prestasi, serta perilaku orang lainlingkungan sekitar individu.

B. Kedisiplinan

Sebelum dipaparkan kajian teori mengenai kedisiplinan, dipaparkan terlebih dahulu teori perkembangan moral siswa kelas tinggi sekolah dasar. Dikarenakan perkembangan moral merupakan salah satu bagian dari kedisiplinan. Berikut beberapa teori tentang perkembangan moral. Masa anak sekolah dasar berkisar pada usia 6 tahun sampai 12 tahun. Syamsudin dkk. 2004: 83 mengemukakan perkembangan moral masa anak usia SD sebagai berikut. 14 a. Mulai memperhitungkan keadaan khusus pada waktu pelanggaran moral. Moral tidak lagi bersifat kaku, misal berbohong pada situasi tertentu, dapat dibenarkan. b. Perkembangan moral berada pada tingkat moralitas konvensional di mana anak mengikuti aturan dan penyesuaian konvensional, menyesuaikan dengan norma kelompok. Kohlberg Endang Poerwanti Nur Widodo, 2002:101-102 mengemukakan bahwa perkembangan moral pada masa ini tidak sekedar pada harapan orang tertentu tetapi mulai ada loyalitas aktif yang membenarkan norma yang berlaku. Tahapan pada masa ini ada dua tahap, sebagai berikut. a. Penyesuaian kelompok atau orientasi menjadi “anak manis” Penalaran moral anak cenderung terarah pada harapan dari anggota keluarga atau kelompok lain, sehingga perilaku moral adalah perilaku yang dapat menyenangkan atau dapat membantu orang lain. Anak berusaha memenuhi harapan orang tua dan guru, dan anggota kelompok yang lain. b. Orientasi hukum dan ketertiban la w and order Pada tahapan ini anak memperluas penyesuaian diri, dari kelompok keluarga ke dalam kelompok yang lebih abstrak, seperti teman sebaya, se-ide, dan sebagainya. Tekanan diberikan pada aturan yang bersifat tetap yaitu otoritas serta pertahanan norma sosial, sehingga perilaku yang baik ialah melakukan kewajiban, menghormati otoritas dan mematuhi norma sosial. Bandura Muhibbin Syah, 2014:158 menambahkan bahwa sebagian besar dari yang dipelajari anak didapat melalui peniruan imitation dan 15 penyajian contoh perilaku modeling . Dalam hal ini, siswa mengubah perilakunya sendiri melalui penyaksian cara orang atau sekelompok orang ketika merespon stimulus tertentu. Siswa juga dapat mempelajari respons- respons baru melalui pengamatan terhadap contoh perilaku orang lain, misalnya guru atau orang tua. Berdasarkan beberapa teori ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan moral siswa Sekolah Dasar berada pada tingkat moralitas konvensional di mana anak mengikuti aturan dan penyesuaian konvensional, menyesuaikan dengan norma kelompok dan cenderung terarah pada harapan dari anggota keluarga atau kelompok lain, sehingga perilaku moral adalah perilaku yang dapat menyenangkan atau dapat membantu orang lain. Anak berusaha memenuhi harapan orang tua dan guru, dan anggota kelompok yang lain. Setelah dipaparkan mengenai teori perkembangan moral sebagai salah satu bagian dari kedisiplinan, maka berikut ini dipaparkan kajian teori mengenai kedisiplinan.

1. Pengertian Kedisiplinan