27
b. Mengejar aktivitas yang menarik dan menyenangkan tanpa
menghiraukan ekspektasi dan kesuksesan. c.
Munculnya kecenderungan untuk membedakan antara usaha dan kemampuan
sebagai penyebab
kesuksesan dan
kegagalan; kepercayaan bahwa usaha yang tinggi mencirikan kemampuan tinggi.
d. Kecenderungan mengatribusikan kesuksesan dengan kerja keras dan
latihan, yang menghasilkan optimisme tentang apa yang dapat diraih. 2.
Tingkat Kelas 3 sampai Kelas 5 a.
Timbulnya minat yang agak stabil. b.
Meningkatnya fokus pada tujuan performa. c.
Pengakuan bahwa usaha dan kemampuan saling mengimbangi, bahwa orang-orang yang kemampuannya lebih rendah harus bekerja lebih
keras agar bisa sukses. d.
Meningkatnya kepercayaan tentang kemampuan bawaan sebagai faktor yang signifikan dan tak dapat dikendalikan, yang memengaruhi
pembelajaran dan prestasi. e.
Meningkatnya kesadaran tentang jenis-jenis atribusi yang akan memunculkan reaksi yang positif dari orang lain misal, “Aku tidak
merasa fit selama tes”. Karakteristik yang dimiliki oleh siswa kelas rendah dengan siswa
kelas tinggi berbeda, sehingga diperlukan perlakukan yang berbeda sesuai karakteristik siswa untuk meningkatkan motivasi berprestasi.
28
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Motivasi berprestasi siswa
Motivasi berprestasi pada siswa di sekolah dapat diartikan sebagai dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu dengan usaha maksimal
guna mencapai prestasi sebaik-baiknya. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tergambar dalam karakteristik, yaitu tekun menghadapi tugas,
minat terhadap situasi atau pekerjaan dengan umpan balik yang nyata guna mengetahui hasil kerjanya, dapat mempertahankan pendapatnya, dan
berusaha berprestasi sebaik mungkin tanpa dorongan orang lain. 2.
Kedisiplinan Kedisiplinan ialah kesadaran dalam pengendalian diri seseorang
yang berupa keteraturan kondisi atau sikap berdasar acuan nilai moral. Mengenai kedisiplinan belajar di sekolah, ada dua jenis disiplin yang
sangat dominan yakni disiplin dalam hal waktu dan disiplin dalam hal kerja atau perbuatan. Pengukuran kedisiplinan belajar didasarkan pada
indikator, yaitu tepat waktu dalam belajar, patuh pada peraturan yang berlaku, dan bertingkah laku sesuai norma yang ada.
3. Dukungan sosial orang tua
Dukungan sosial orang tua merupakan kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diterima anak dari orang tua, terdiri dari aspek dukungan
emosional empati, perhatian, kepedulian; dukungan penghargaan penghargaan positif dan persetujuan gagasan; dukungan instrumental
29
baranguang dan tindakan; serta dukungan informatif nasehat, saran, dan petunjuk.
Orang tua sebagai penanggung jawab dalam suatu keluarga berkewajiban memberikan bimbingan dan pengarahan dalam membantu
anak menjalani kehidupan. Orang tua dalam penelitian ini mencakup ayah, ibu, maupun walinya kakek, nenek, paman, bibi, dan orang dewasa lain
yang berperan mengasuh dan membimbing anak dalam kehidupan sehari- sehari.
Disimpulkan bahwa dukungan sosial orang tua adalah pemberian bantuan atau dukungan yang diberikan oleh orangtua kepada anak dalam
bentuk kenyamanan, kepedulian, penghargaan, dan bantuan sehingga penerima merasa dihargai dan dicintai.
F. Hasil Penelitian Yang Relevan
1 Penelitian yang dilakukan oleh Fatma Dewi tahun 1997 dengan judul
Hubungan antara pola pengasuhan dan dukungan sosial orang tua dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah Suatu studi terhadap Siswa Kelas V
dari 8 Sekolah Dasar di Jakarta Pusat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara dukungan sosial orang tua
dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah. 2
Penelitian yang dilakukan oleh Nestor Verolesa Babaro tahun 2010 dengan judul Dukungan Sosial Orang Tua terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Kelas
IV SD N di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran
30
20092010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi berprestasi
anak usia sekolah. Hasil penelitian menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment padaprogram SPSS versi 13.0 for Windows, yang diperoleh
hasil r = 0,570 dengan signifikansi 0,000 atau p 0,01 . Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara dukungan sosial orang
tua dengan motivasi berprestasi siswa. 3
Penelitian yang dilakukan oleh Diyah Safitri tahun 2012 dengan judul Pengaruh Kedisiplinan dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 3 Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan berpengaruh terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas V SD Muhammadiyah 3 Surakarta, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai t t 3,172 2,023 dan ρ-value 0,05 0,003
0,05.
G. Kerangka Pikir
1. Hubungan Kedisiplinan dengan Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi berkaitan dengan beberapa hal, diantaranya adalah kedisiplinan dan dukungan sosial orang tua. Ketika seorang siswa
berdisiplin di sekolah dengan berusaha menata dirinya terbiasa hidup tertib, teratur, mentaati peraturan dan norma yang berlaku di sekolah serta
bekerja keras dalam belajar maka potensinya akan berkembang optimal. Siswa yang sudah tertanam kedisiplinan akan mempunyai kesadaran untuk