89
memanfaatkan pewarna batik yang berasal dari pewarna alami yang tersedia di lingkungan sekitar; c hasil produksi terhambat ketika sebagian
masyarakat pembatik mendapatkan pesanan langsung dari pengusaha batik di Solo, sehingga masyarakat memilih untuk mengerjakan pesanan terlebih
dahulu karena merasa sungkan dengan pengusaha batik tersebut yang dulu pernah menjadi atasannya.
C. Pembahasan
Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD dilaksanakan di desa Girilayu Matesih Karanganyar. Program ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan, meningkatkan penghasilan ekonomi keluarga, sehingga dapat membantu suami atau keluarga dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Selain itu dengan adanya program ini, aktivitas masyarakat pembatik khususnya ibu rumah tangga tidak hanya dirumah memasak,
mengurus anak, dan sebagainya tetapi juga dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat dan positif. Ibu rumah tangga dapat menyalurkan
keterampilan atau bakat yang dimiliki dengan mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD yang berfokus pada pembatikan.
Sasaran program ini adalah masyarakat pembatik khususnya ibu rumah tangga di Desa Girilayu Matesih yang belum memiliki pekerjaan tetapi
memiliki keinginan untuk mandiri dan maju. Persiapan program ini diawali dengan melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu rumah tangga melalui PKK atau
perkumpulan ibu-ibu lainnya. Pelaksanaan program ini dilakukan dengan berkelompok agar ibu-ibu dapat membatik bersama-sama, sehingga terjalin
90
hubungan baik di tempat yang telah disediakan maupun saat dirumah. Tahap pelaksanaan ini berisi pembelajaran teori dan praktek. Evaluasi program ini
dilakukan melalui uji penguasaan teori dan praktek, hasil evaluasi praktek saat ini digunakan untuk seragam kelompok. Evaluasi juga dilaksanakan pada saat
pertemuan dengan berfokus pada pewarnaan, motif, dan pemasaran. Fasilitas dan sarana prasarana yang disediakan untuk pelaksanaan
program Kursus Kewirausahaan Desa KWD sudah mendukung dan sudah memadai. Peserta program mendapatkan fasilitas dan sarana prasarana secara
lengkap, fasilitas dan sarana prasarana yang diberikan dapat digunakan peserta untuk menerima materi dan melakukan praktek bersama atau mandiri ketika
melakukan pembatikan, pembabaran, dan pewarnaan. Sumber dana diperoleh dari bantuan APBD 2013 melalui Desa Vokasi 2013 dan tahun 2014 dana
pendamping sebesar 15 juta rupiah. Selain itu, sumber dana diperoleh dari hasil atau keuntungan dari penjualan produksi batik. Dana tersebut dikelola dan
digunakan untuk pembelian bahan, peralatan, upah kerja, koperasi, dan pembangunan.
Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD menjadi fasilitas masyarakat pembatik untuk dapat meningkatkan pendapatan keluarga dengan
mengembangkan potensi diri dan potensi alam yang dimiliki sehingga masyarakat pembatik dapat memiliki keluarga yang sejahtera. Masyarakat
pembatik dapat mengimplementasikan apa yang telah didapat selama mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD. Masyarakat pembatik
91
dapat memiliki penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan memanfaatkan keterampilan bakat dan waktu luang yang dimiliki.
Masyarakat pembatik yang telah memiliki bakat membatik dapat menjadikannya pengalaman tambahan atau modal dalam mengikuti program
Kursus Kewirausahaan Desa KWD. Mayoritas masyarakat pembatik telah memiliki bakat keterampilan dalam membatik sejak lama namun mereka
merasa bingung untuk mengembangkan keterampilan tersebut. Setelah adanya program Kursus Kewirausahaan Desa KWD, masyarakat pembatik merasa
terbantu. Mereka dapat meningkatkan dan mengembangkan keterampilan yang dimiliki. Saat ini masyarakat pembatik sudah dapat memasarkan hasil karyanya
untuk dijual, tidak hanya itu masyarakat pembatik juga mendapatkan pesanan untuk seragam kantor di wilayah Solo dan Karanganyar.
Hasil dari penjualan batik digunakan untuk menambah pendapatan keluarga. Masyarakat pembatik dapat menjual batik buatannya melebihi
penjualan sebelum mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD, pesanan batik yang diterima juga bertambah. Sebagian masyarakat pembatik
membantu masyarakat
sekitar untuk
mengembangkan keterampilan
membatiknya dan memasarkan batik yang telah dihasilkan untuk dijual. Sehingga waktu luang yang dimiliki masyrakat pembatik dapat bermanfaat
seperti mengajari tetangga, pemuda, pemudi, atau anak-anak sekitar rumah yang ingin belajar membatik serta pewarnaan. Selain itu masyarakat pembatik
dapat menyalurkan pengetahuan yang telah didapat selama mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD.
92
Berdasarkan indikator kesejahteraan menurut BKKBN, masyarakat pembatik di Desa Girilayu telah dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera
tahap II yakni masyarakat pembatik sudah dapat memenuhi beberapa kriteria berupa paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging ikan
telur sebagai lauk pauk; anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun; anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas
mempunyai penghasilan tetap; anggota yang berumur 10-60 tahun dapat membaca tulisan latin; dan anak berusia 5-15 tahun bersekolah.
Keberhasilan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:
1. Meningkatnya penghasilan dan menggerakkan ekonomi masyarakat
pembatik yang mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD. 2.
Berkurangnya kemiskinan dan pengangguran di Desa Girilayu. 3.
Keterlibatan masyarakat Desa Girilayu untuk ikut serta dalam pengembangan sumber daya manusia semakin meningkat.
4. Terbentuknya kelompok usaha batik yang berbasis pada potensi dan
kearifan lokal yang terintegrasikan dalam dimensi sosial ekonomi, dan budaya.
Manfaat dari adanya program Kursus Kewirausahaan Desa KWD ini, antara lain:
1. Masyarakat pembatik mendapatkan pendidikan dan pelatihan usaha batik
yang benar dan baik serta pendampingan dari berbagai narasumbertutor.
93
2. Masyarakat pembatik mampu membuat batik dengan berbagai inovasi dan
kreasi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan permintaan. 3.
Masyarakat pembatik khususnya ibu-ibu rumah tangga memiliki kemandirian dan percaya diri dengan memiliki keterampilan membatik,
mereka membatik hingga finishing dan siap untuk dijual serta mereka berani untuk menerima pesanan batik dan memasarkan sendiri hasil produknya.
4. Masyarakat pembatik dapat memiliki penghasilan sendiri dengan
memanfaatkan waktu luang dengan membatik sehingga mereka tidak sepenuhnya bergantung kepada suami atau keluarga.
5. Adanya perubahan pola pikir membuat masyarakat pembatik untuk kreatif,
tekun, dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan bakat yang telah dimiliki.
6. Meningkatnya penghasilan yang dimiliki warga masyarakat pembatik
melalui lapangan pekerjaan baru. 7.
Masyarakat pembatik mendapatkan pengalaman dan keterampilan baru serta antusias dalam mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD.
Faktor pendukung dari pelaksanaan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD antara lain:
1. Adanya keterampilan yang sudah turun temurun dimiliki masyarakat
pembatik, sehingga masyarakat pembatik sudah terampil dalam kegiatan membatik.
2. Adanya sarana dan prasarana serta fasilitas yang telah memadai dalam
pelaksanaan program.
94
3. Adanya kekompakan antar masyarakat pembatik saat melakukan praktek,
sehingga masyarakat pembatik merasa antusias dan dapat mengikuti program dengan menyenangkan.
Faktor penghambat dari pelaksanaan Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD antara lain:
1. Pemasaran produk masih sebatas instansi, pameran, pertemuan, dan kantor.
2. Adanya kendala dalam proses pewarnaan yang belum maksimal dan belum
dapat memanfaatkan pewarna batik yang berasal dari pewarna alami yang tersedia di lingkungan sekitar.
3. Hasil produksi terhambat ketika sebagian masyarakat pembatik
mendapatkan pesanan langsung dari pengusaha batik di Solo, sehingga masyarakat memilih untuk mengerjakan pesanan terlebih dahulu karena
merasa sungkan dengan pengusaha batik tersebut yang dulu pernah menjadi atasannya.
95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Manfaat pelaksanaan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD pada masyarakat pembatik antara lain adanya perubahan pola pikir masyarakat
pembatik untuk memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat yaitu membatik dan peningkatan perekonomian keluarga dengan
memanfaatkan waktu luang dan bakat yang dimiliki. Setelah adanya program Kursus Kewirausahaan Desa KWD masyarakat dapat
mengembangkan kemampuan atau bakat yang dimiliki dan masyarakat pembatik khususnya ibu-ibu rumah tangga memiliki kemandirian untuk
tidak bergantung kepada suami dalam memenuhuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat pembatik dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat
membiayai pendidikan anak-anak mereka untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2. Pelaksanaan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD pada masyarakat
pembatik juga dipengaruhi oleh faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung yang ditemukan antara lain: a adanya keterampilan
membatik yang sudah turun temurun; b adanya sarana dan prasarana serta fasilitas yang telah memadai; c adanya kekompakan dan saling kerja sama
antar masyarakat pembatik. Sedangkan faktor penghambat dari pelaksanaan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD antara lain: a pemasaran