Alat dan Bahan Membatik

46

3. Alat dan Bahan Membatik

Alat yang digunakan dalam pembuatan batik, yaitu: a. Gawangan Gawangan terbuat dari kayu atau bambu, bentuknya memanjang dengan dilengkapi dua kaki pada ujungnya. Fungsinya untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan dibuat sepraktis mungkin agar mudah dibawa dan harus kuat dan ringan. b. Bandul Fungsi dari bandul adalah untuk menahan mori yang sedang dibatik agar tidak bergeser ditiup angin. Bandul terbuat dari timah atau batu atau kayu, tetapi bandul tidak harus ada artinya proses pembatikan tetap dapat dilakukan walaupun tidak ada bandul. c. Wajan Fungsi wajan adalah untuk mencairkan lilin batik atau malam. Wajan yang bertangkai dan berbahan tanah liat lebih baik daripada yang terbuat dari logam karena tidak mudah panas. d. Anglo Anglo adalah perapian yang terbuat dari tanah liat sebagai pemanas malam atau lilin batik. Bahan perapian ini adalah arang kayu. Tetapi sekarang anglo sudah banyak ditinggalkan, sebagai gantinya dapat menggunakan kompor minyak kecil. 47 e. Tepas Tepas atau biasa disebut kipas berfungsi untuk membesarkan api menurut kebutuhan, terbuat dari bambu dan biasanya berbentuk persegi panjang. f. Saringan malam Fungsi saringan ini adalah untuk menyaring malam yang sudah banyak kotorannya. g. Dingklik Dingklik adalah tempat duduk kecil yang biasa dipakai oleh si pembatik. Banyak juga para pembatik yang mengerjakannya dengan duduk di tikar. h. Canting Canting adalah alat yang digunakan untuk melukis cairan malam untuk membuat motif-motif batik. Canting adalah inti untuk membuat karena menentukan apakah hasil pekerjaan ini dapat disebut batik atau bukan batik Trijoto dkk, 2010: 1-7. Menurut Trijoto dkk 2010: 1-7 bahan dan perlengkapan yang digunakan dalam pembuatan batik, diantaranya: a. Kain Mori Untuk batik tulis, kain yang digunakan adalah sebagai media tulis dan media lukis dalam membatik adalah kain mori yang bahan dasarnya murni dari kapas katun. b. Malam atau lilin Lilin yang digunakan untuk membatik dapat diperoleh dengan membeli ramuan olahan siap pakai dan ada pula yang menyiapkan sendiri. 48 c. Pewarna Pewarna yang digunakan dalam membatik dapat diperoleh dari zat warna alami atau sintetis. Bahan pewarna ini harus dapat diserap dan terikat kuat dengan bahan kain yang dibatik. d. Gondorukem Gondorukem digunakan sebagai bahan campuran lilin atau malam yang digunakan untuk membatik. e. Minyak Goreng Minyak goreng digunakan sebagai bahan untuk pengolahan lilin atau malam agar tidak mudah pecah. f. Tepung Kanji Tepung kanji digunakan sebagai bahan mengetel bahan kain mori. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa alat yang digunakan untuk membatik adalah gawangan, bandul, wajan, anglo, tepas, saraingan malam, dingklik, dan canting. Sedangkan bahan dan perlengkapan membatik adalah kain mori, malam atau lilin, pewarna, gondorukem, minyak goreng, dan tepung kanji.

4. Proses Pembuatan Batik

Dokumen yang terkait

Peran Pendampingan Bidan Desa terhadap Keberhasilan Program Pengembangan Desa Siaga di Kecamatan Langsa Kota Tahun 2014

3 149 114

Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 124

Efektivitas Program Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera di Desa Hutanamale Kecamaytan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

0 71 93

Persepsi Masyarakat Terhadap Pemakaian Gigitiruan Di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Februari 2010

3 35 78

Masyarakat Transmigran Jawa Di Desa Hitam Ulu I, Kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi (1981-1990)

2 76 71

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 1 9

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 2 15

“TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU” (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MANGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 15

TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MENGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 13