95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Manfaat pelaksanaan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD pada masyarakat pembatik antara lain adanya perubahan pola pikir masyarakat
pembatik untuk memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat yaitu membatik dan peningkatan perekonomian keluarga dengan
memanfaatkan waktu luang dan bakat yang dimiliki. Setelah adanya program Kursus Kewirausahaan Desa KWD masyarakat dapat
mengembangkan kemampuan atau bakat yang dimiliki dan masyarakat pembatik khususnya ibu-ibu rumah tangga memiliki kemandirian untuk
tidak bergantung kepada suami dalam memenuhuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat pembatik dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat
membiayai pendidikan anak-anak mereka untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2. Pelaksanaan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD pada masyarakat
pembatik juga dipengaruhi oleh faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung yang ditemukan antara lain: a adanya keterampilan
membatik yang sudah turun temurun; b adanya sarana dan prasarana serta fasilitas yang telah memadai; c adanya kekompakan dan saling kerja sama
antar masyarakat pembatik. Sedangkan faktor penghambat dari pelaksanaan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD antara lain: a pemasaran
96
produk yang masih sebatas instansi, pameran, pertemuan, dan kantor; b proses pewarnaan belum maksimal dan belum dapat memanfaatkan pewarna
alami; c hasil produksi terhambat ketika sebagian masyarakat pembatik mendapatkan pesanan langsung dari pengusaha batik di Solo.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memberikan saran bahwa perlunya mengajak masyarakat pembatik dan pemuda pemudi
yang belum tergabung untuk mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD di desa Girilayu, sehingga mereka dapat menjadi generasi penerus
program Kursus Kewirausahaan Desa KWD dan memiliki pengalaman untuk dapat memajukan daerahnya dengan ide kreatif mereka.
Pada proses pewarnaan sebaiknya mencari narasumber yang berpengalaman dalam hal pembatikan khususnya dalam hal pewarnaan dengan
bahan alami, apabila ingin menggunakan bahan-bahan alami dalam proses pewarnaan dan melakukan pembinaan serta pendampingan kepada masyarakat
pembatik agar dapat diimplementasikan dalam proses pembatikan hingga finishing.
Sebaiknya melakukan kerjasama dengan penjual batik di dalam maupun di luar daerah atau dapat memanfaatkan internet dalam hal pemasaran,
sehingga hasil produk masyarakat pembatik dapat dipasarkan dan dikenal oleh masyarakat secara luas.
97
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin dan Saebani. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.
BKKBN. 1985.
Pelembagaan dan
Pembudayaan NKKBS.
Jakarta: PUSDIKLAT Tenaga Program BKKBN.
BPS Provinsi Jawa Tengah. 2014. Profil Kemiskinan dan Keadaan Ketenagakerjaan di Jawa Tengah. Jawa Tengah.
Danang Sunyoto Ambar Wahyuningsih. 2003. Panduan Kewirausahaan Teori, Evaluasi, dan Wirausaha Mandiri. Bogor: Esia Media.
Danang Sunyoto. 2013. Kewirausahaan Untuk Kesehatan. Nuha Medika: Jakarta.
Daryanto. 2012. Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan. 2010. Lembaga Pembinaan
Kursus dan Kelembagaan. Diakses dari hhtp:www.infokursus.net pada tanggal 23 April 2015 pukul 08:39 WIB.
Endik S. 1986. Seni Membatik. Jakarta: PT. Safir Alam. Handari Nawawi. 2007. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan. Yogyakarta: Gajah Mada Press. HAW. Widjaja. 2003. Otonomi Desa:
Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh
. Jakarta: Raja Grafindon Persada.
Kemendiknas. 2008.
Pedoman Direktorat
Pembinaan Kursus
dan Kelembagaan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Non Formal dan
Informal. Kemendiknas. 2010. Kursus Kewirausahaan Kota KWK. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Nonformal dan Informal. Kemendiknas. 2010. Kursus Kewirausahaan Desa KWD. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Nonformal dan Informal. Kemendiknas. 2010. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat PKM. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Nonformal dan Informal.
98
Kemendiknas. 2010. Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat Melalui Kursus dan Pelatihan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Nonformal
dan Informal. KRT. DR. HC. Kalinggo Hanggopuro
.
2002. Bathik sebagai Busana Tatanan
dan Tuntunan. Surakarta: Yayasan Peduli Karaton Surakarta Hadiningrat. Lexy J Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Michael P. Todaro Stephen C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga. Erlangga: Jakarta. Nasikun. 1996. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. Yogyakarta: PT.
Tiara Wacana. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Desa.
Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah. Rahardjo Adisasmita. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu. R. Bintarto. 1989. Geografi Desa. Yogyakarta: U.P. Spring.
_________. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
R. Wiraatmaja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Rusdiana. 2015. Batik. Diakses dari hhtp:id.wikipedia.orgwikiBatik pada tanggal 11 Mei 2015 pukul 13:15 WIB.
S. Soetopo. 1983. Batik. Jakarta: PT Indira. Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung:
Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. _________________. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Taslim Arifin. 2004. Metode Kesejahteraan Masyarakat. Bogor: IPB.
99
Teguh Suwarto, dkk. 1998. Seni Lukis Batik Indonesia, Batik Klasik sampai Kontemporer. Yogyakarta: IKIP Negeri Yogyakarta.
Trijoto, dkk, 2010. Mengenal Dan Membuat Motif Batik, Yogyakarta: Gama Media.
Umberto Sihombing. 2001. Pendidikan Luar Sekolah Masalah, tantangan, dan peluang. Jakarta: CV Wirakarsa
Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang Undang No 22 Tahun 2009 tentang Pemerintahan Daerah.
Wasty Soemanto. 1984. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta Menuju Tinggal Landas Pembangunan. Surabaya: Usaha Nasional.
100
LAMPIRAN
101
Lampiran 1. Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
Hal Deskripsi
1. Lokasi dan keadaan penelitian
a. Letak dan alamat
b. Status bangunan
c. Kondisi bangunan
d. Fasilitas dan sarana prasarana
2. Pelaksanaan
Program Kursus
Kewirausahaan Desa a.
Persiapan program b.
Pelaksanaan program 3.
Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat a.
Pendapatan sehari-hari b.
Pekerjaan warga belajar
102
Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Arsip Tertulis
a. Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD
1 Struktur organisasi
2 Data warga belajar dan instruktur
3 Hasil karya pembatik
b. Arsip surat keterangan atau piagam penting
2. Foto
a. Gedung atau fisik
b. Fasilitas yang dimiliki
c. Hasil karya batik dari Program Kursus Kewirausahaan Desa
103
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
A. Untuk Pengelola Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD