Klasifikasi Keluarga Sejahtera Kesejahteraan Masyarakat

38 Sebaiknya dalam melaksanakan usaha tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat, tetapi sebaliknya dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

2. Klasifikasi Keluarga Sejahtera

Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN terdapat lima golongan keluarga sejahtera yang diuraikan sebagai berikut: a. Keluarga pra sejahtera merupakan keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari lima kebutuhan dasarnya basic needs sebagai keluarga sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang, dan kesehatan. b. Keluarga sejahtera tahap I merupakan keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal diantaranya: 1 Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga. 2 Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih. 3 Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah, bekerja sekolah, dan berpergian. 4 Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah. 5 Bila anak sakit atau pasangan usia subur PUS ingin berkeluarga berencana dibawa ke sarana petugas kesehatan. 39 c. Keluarga sejahtera tahap II merupakan keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera, harus pula memenuhi syarat sosial psikologis yaitu: 1 Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut secara teratur. 2 Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging ikan telur sebagai lauk pauk. 3 Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun. 4 Luas lantai rumah paling kurang 8 m 2 untuk tiap penghuni rumah. 5 Seluruh anggota keluarga dalam tiga bulan terakhir dalam keadaan sehat. 6 Anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap. 7 Seluruh anggota yang berumur 10-60 tahun dapat membaca tulisan latin. 8 Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah. 9 PUS dengan anak hidup berjumlah 2 dua atau lebih, saat ini memakai alat kontrasepsi. d. Keluarga sejahtera tahap III merupakan keluarga yang memenuhi syarat pengembangan keluarga, yaitu: 1 Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama. 40 2 Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga. 3 Makan bersama dilakukan kurang sekali sehari dan kesempatan itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga. 4 Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya. 5 Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang sekali dalam enam bulan. 6 Dapat memperoleh berita dari surat kabar atau majalah atau televisi atau radio. 7 Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai dengan kondisi daerah setempat. e. Keluarga sejahtera tahap III plus merupakan keluarga yang dapat memenuhi kriteria pengembangkan keluarganya, yaitu: 1 Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materill. 2 Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan yayasan institusi masyarakat. 3 Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih. 4 Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja sekolah, dan bepergian. 5 Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah. 41

3. Indikator Kesejahteraan

Dokumen yang terkait

Peran Pendampingan Bidan Desa terhadap Keberhasilan Program Pengembangan Desa Siaga di Kecamatan Langsa Kota Tahun 2014

3 149 114

Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 124

Efektivitas Program Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera di Desa Hutanamale Kecamaytan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

0 71 93

Persepsi Masyarakat Terhadap Pemakaian Gigitiruan Di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Februari 2010

3 35 78

Masyarakat Transmigran Jawa Di Desa Hitam Ulu I, Kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi (1981-1990)

2 76 71

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 1 9

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 2 15

“TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU” (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MANGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 15

TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MENGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 13