Proses Pembuatan Batik Batik

48 c. Pewarna Pewarna yang digunakan dalam membatik dapat diperoleh dari zat warna alami atau sintetis. Bahan pewarna ini harus dapat diserap dan terikat kuat dengan bahan kain yang dibatik. d. Gondorukem Gondorukem digunakan sebagai bahan campuran lilin atau malam yang digunakan untuk membatik. e. Minyak Goreng Minyak goreng digunakan sebagai bahan untuk pengolahan lilin atau malam agar tidak mudah pecah. f. Tepung Kanji Tepung kanji digunakan sebagai bahan mengetel bahan kain mori. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa alat yang digunakan untuk membatik adalah gawangan, bandul, wajan, anglo, tepas, saraingan malam, dingklik, dan canting. Sedangkan bahan dan perlengkapan membatik adalah kain mori, malam atau lilin, pewarna, gondorukem, minyak goreng, dan tepung kanji.

4. Proses Pembuatan Batik

Semula batik dibuat di atas bahan yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan dasar lain seperti sutera, polyster, dan bahan sintesis lain dengan menggunakan alat yang dinamakan canthing untuk membuat motif batik. Adapun tahap proses membatik tulis menurut S. Soetopo 1983: 21-28 adalah sebagai berikut: 49 a. Nggirah yaitu proses membersihkan kain dari pabrik yang biasanya masih mengandung kanji dengan merendam terlebih dahulu selama satu malam, menggunakan air panas yang dicampur dengan merang atau jerami. Setelah direndam, kain mori putih kemudian dipukuli sampai kanji yang terdapat pada kain mori lepas sepenuhnya. Hal ini dilakukan agar kain menjadi lemas dan daya serap terhadap zat warna lebih tinggi. b. Nganji yaitu proses pemberian dasar pada kain mori putih menggunakan larutan kanji agar lebih kuat, potongan kain yang telah diberi larutan kanji kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Hal ini bertujuan agar susunan benang tetap baik, mencegah lilin panas menembus ke bagian lain, dan memudahkan lilin terlepas ketika kain mori direndam dalam air mendidih untuk mencairkan lilin pada kain nglorod. c. Ngemplong yaitu proses memadatkan serat-serat kain yang baru dibersihkan. Kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik. d. Nyorekmola yaitu pembuatan pola menggunakan pensil ke atas kain. Pola dibuat di atas kain dengan cara meniru pola yang sudah ada ngeblat. Contoh pola biasanya dibuat di atas kertas dan kemudian dijiplak sesuai pola di atas kain. Proses ini bisa dilakukan dengan membuat pola di atas kain langsung dengan canthing maupun dengan menggunakan pensil. Agar proses pewarnaan bisa berhasil dengan bagus atau tidak pecah, perlu mengulang batikan di kain sebaliknya. Proses ini disebut gagangi. 50 e. Membatiknyanting yaitu menempelkan lilin malam batik pada pola yang telah digambar menggunakan canthing. Malam batik ditorehkan ke kain mori yang dimulai dengan nglowong menggambar garis luar pola dan isen-isen. Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek yaitu membuat isian di dalam pola yang sudah dibuat, misalnya titik-titik. Ada pula istilah nruntum yang hampir sama dengan isen-isen namun lebih rumit. f. Nembok yaitu menutup mengeblok bagian pola yang nantinya dibiarkan putih atau tidak akan diwarnai maupun akan diwarnai dengan warna lain dengan lilin tembokan. g. Medel yaitu mencelup kain yang telah dipola dan dilapisi lilin ke pewarna yang sudah disiapkan secara berulang kali hingga mendapatkan warna yang dikehendaki. h. Ngerok nggirah yaitu proses menghilangkan lilin dengan alat pengerok. Prosesnya adalah malam pada kain mori dikerok dengan lempengan logam dan dibilas dengan air bersih, kemudian diangin-anginkan hingga kering. i. Mbironi yaitu menutup bagian-bagian yang akan dibiarkan tetap berwarna putih dan tempat-tempat yang terdapat cecek titik titik dengan malam. j. Nyoga yaitu mencelup lagi dengan pewarna sesuai dengan warna yang diinginkan. Pencelupan kain dilakukan untuk memberi warna coklat pada bagian-bagian yang tidak ditutup malam. 51 k. Nglorod yaitu proses menghilangkan lilin dengan air mendidih untuk kemudian dijemur. Malam dilepaskan dengan memasukkan kain ke dalam air mendidih yang sudah dicampuri bahan untuk mempermudah melepaskan lilin. Kemudian dibilas dengan air bersih dan diangin- anginkan. Gambar 1. Bagan Proses Pembuatan Batik Proses pewarnaan, penghilangan lilin dapat dilakukan berkali-kali sampai menghasilkan warna dan kualitas yang diinginkan. Makanya kemudian ada Batik dengan istilah 1x proses, 2x proses, 3x proses. Batik Tulis 1x proses pun, dapat diselesaikan oleh ahlinya paling cepat dalam waktu 1 minggu, apalagi yang melalui 2x proses, 3x proses dan seterusnya, bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Nggirah Ngemplong Nyorekmola Ngerok Medel Nembok Nyantingmembatik Mbironi Nyoga Nglorod Nganji 52

D. Penelitian Relevan

Dokumen yang terkait

Peran Pendampingan Bidan Desa terhadap Keberhasilan Program Pengembangan Desa Siaga di Kecamatan Langsa Kota Tahun 2014

3 149 114

Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 124

Efektivitas Program Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera di Desa Hutanamale Kecamaytan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

0 71 93

Persepsi Masyarakat Terhadap Pemakaian Gigitiruan Di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Februari 2010

3 35 78

Masyarakat Transmigran Jawa Di Desa Hitam Ulu I, Kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi (1981-1990)

2 76 71

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 1 9

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 2 15

“TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU” (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MANGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 15

TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MENGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 13