Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pembatik yang Mengikuti

85

2. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pembatik yang Mengikuti

Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD di Desa Girilayu Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat pembatik yang mengikuti sesuai dengan tujuan diadakannya program Kursus Kewirausahaan Desa KWD di Desa Girilayu. Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD memberikan perubahan atau peningkatan kualitas hidup dalam bidang ekonomi terhadap masyarakat pembatik di Desa Girilayu, seperti manfaat yang dirasakan masyarakat pembatik dalam peningkatan pendapatan keluarga. Pendapatan keluarga masyarakat pembatik dengan hanya menjadi buruh batik dianggap sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun dengan adanya program Kursus Kewirausahaan Desa KWD di Desa Girilayu sebagai fasilitas masyarakat pembatik dalam mengembangkan potensi diri dan potensi alam dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan pendapatan keluarga masyarakat pembatik untuk dapat mewujudkan keluarga yang sejahtera. Peningkatan pendapatan keluarga sudah dirasakan oleh masyarakat pembatik yang telah menerapkan apa yang diperoleh selama mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD. Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD telah membuat masyarakat pembatik di Desa Girilayu memiliki penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat dan positif seperti membatik. Masyarakat pembatik dapat menambah pendapatan ekonomi keluarga dari hasil mengisi 86 waktu luangnya, dan dapat memasarkan atau menjual produk yang mereka hasilkan secara mandiri kepada pembeli sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Manfaat program Kursus Kewirausahaan Desa KWD juga dirasakan oleh masyarakat pembatik terutama dalam peningkatan pendapatan keluarga. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh ibu Ek salah satu masyarakat pembatik yang mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD yaitu sebagai berikut: “Saya merasa senang mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa, karena saya mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dalam meningkatkan keterampilan yang saya miliki. Waktu luang saya dapat saya isi dengan membatik, saat ini saya sudah dapat membuat beberapa kain batik untuk seragam kantor di Solo dan Karanganyar. Saya juga dapat membantu suami saya menambah pendapatan keluarga, meskipun tidak banyak tetapi cukup untuk membeli bahan makanan dirumah. Selain itu, saya juga dapat memberikan uang saku untuk anak saya jajan di sekolah.” Senada dengan pendapat diatas, ibu Ur salah satu masyarakat pembatik yang mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD juga memberikan pendapat sebagai berikut: “Saya dapat menambah pengetahuan dan keterampilan membatik dengan mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa, selain itu pengalaman membatik saya juga bertambah dan waktu luang saya tidak terbuang sia-sia. Saya dapat menghasilkan batik dengan harga jual melebihi sebelumnya. Pesanan yang saya terima juga bertambah, sehingga pendapatan saya meningkat. Saya dapat mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki dengan mandiri di rumah atau di base camp.” Hal yang sama disampaikan oleh Ibu Ags, sebagai berikut: “Program ini membantu saya dalam meningkatkan pendapatan keluarga saya, sekarang saya sudah dapat menjual sendiri hasil produk batik saya. Saya sudah dapat membantu masyarakat sekitar 87 untuk mengembangkan keterampilan membatiknya. Program Kursus Kewirausahaan Desa memiliki pengaruh terhadap diri saya, saya semakin peduli dan cinta kepada batik. Saya dapat membantu tetangga untuk memasarkan batik yang telah dihasilkan untuk dijual. Waktu luang saya tidak terbuang hanya dengan duduk atau menonton televisi, tetapi saya dapat mengisi waktu luang tersebut untuk bekerja seperti membatik atau mengajari tetangga, pemuda pemudi, atau anak-anak yang ingin belajar membatik serta pewarnaan.” Dari hasil wawancara di lapangan dapat peneliti simpulkan bahwa pelaksanaan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD pada masyarakat pembatik di desa Girilayu mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembatik khususnya dalam bidang ekonomi. Masyarakat pembatik khususnya ibu-ibu rumah tangga memiliki pendapatan dari hasil memanfaatkan waktu luang yang dimiliki dengan membatik hingga finishing, mereka mencoba untuk memasarkan hasil produknya secara mandiri atau menitipkan di basecamp. Selain itu, mereka berani untuk menerima pesanan dan harga jual yang ditawarkan lebih dari sebelum mereka mampu mengerjakan batik hingga finishing. Pendapatan yang diterima dari masyarakat pembatik berbeda-beda tergantung dari jumlah batik yang diproduksi. Adanya program Kursus Kewirausahaan Desa KWD di desa Girilayu telah menciptakan kemandirian bagi masyarakat pembatik khususnya ibu-ibu rumah tangga untuk tidak selalu bergantung kepada suami terutama dalam hal perekonomian keluarga. Mayoritas suami dari ibu-ibu rumah tangga yang mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD bekerja sebagai petani dan buruh dengan pendapatan tidak menentu 88 atau pas-pasan, hal ini menyebabkan mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan terutama dalam hal pendidikan anak. Adanya program Kursus Kewirausahaan Desa KWD yang difokuskan pada keterampilan membatik setidaknya dapat menambah perekonomian keluarga, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat membiayai pendidikan anak- anak mereka untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Faktor pendukung dan penghambat program Kursus Kewirausahaan

Dokumen yang terkait

Peran Pendampingan Bidan Desa terhadap Keberhasilan Program Pengembangan Desa Siaga di Kecamatan Langsa Kota Tahun 2014

3 149 114

Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 124

Efektivitas Program Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera di Desa Hutanamale Kecamaytan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

0 71 93

Persepsi Masyarakat Terhadap Pemakaian Gigitiruan Di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Februari 2010

3 35 78

Masyarakat Transmigran Jawa Di Desa Hitam Ulu I, Kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi (1981-1990)

2 76 71

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 1 9

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 2 15

“TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU” (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MANGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 15

TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MENGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 13