Potensi Desa Pembangunan Desa

29 3 Tata kehidupan, tata kehidupan berkaitan erat dengan adat istiadat, norma-norma yang berlaku didaerah tersebut, pola pengaturan sistem pergaulan warga masyarakat dan pola-pola budaya daerah lainnya.

c. Potensi Desa

Secara umum, potensi adalah segala sesuatu yang dimiliki tetapi belum dimanfaatkan. Selama belum dimanfaatkan maka potensi suatu wilayah tidak akan memberi manfaat apapun bagi masyarakat. Menurut R. Bintarto 1989: 11, potensi desa dapat diartikan sebagai berbagai sumber daya alam fisik dan sumber daya manusia non fisik yang tersimpan dan terdapat di suatu desa. Potensi yang dimiliki perdesaan diantaranya adalah: 1 Potensi Fisik yang meliputi: a Tanah yang berupa berbagai sumber tambang dan mineral, serta lahan untuk tumbuhnya tanaman. b Air yang dalam artian sumber air yang berupa keadaan atau kondisi, tata airnya untuk irigasi, pertanian, dan kebutuhan hidup sehari-hari. c Iklim yang memiliki peranan sangat penting bagi desa yang bersifat agraris. d Ternak sebagai sumber tenaga, bahan makanan, dan pendapatan. e Manusia sebagai sumber tenaga kerja potensial potential man power, baik pengolah tanah, dan produsen dalam bidang pertanian, maupun tenaga kerja industri di kota. 30 2 Potensi non fisik yang berupa: a Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong-royong. Gotong- royong merupakan suatu kekuatan berproduksi atau kekuatan membangun atas dasar kerja sama dan saling pengertian. b Lembaga-lembaga sosial yaitu lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi-organisasi sosial yang dapat memberikan bantuan sosial dan bimbingan terhadap masyarakat. c Aparatur atau pamong desa yang memiliki peranan untuk menjaga ketertiban dan keamanan demi kelancaran jalannya pemerintahan desa.

d. Pembangunan Desa

Pembangunan pedesaan sebagai bagian dari pembangunan nasional mempunyai arti yang strategis, karena desa secara keseluruhan merupakan basis atau landasan ketahanan nasional bagi seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Keberhasilan pembangunan pedesaan menghasilkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju pada terciptanya keadilan bagi seluruh rakyat. Hal ini karena 80 penduduk Indonesia tinggal di wilayah pedesaan. Tujuan akhir dari pembangunan pedesaan adalah untuk meningkatkan kesejahteran penduduknya secara langsung dan secara tidak langsung adalah untuk meletakkan dasar - dasar pembangunan yang kokoh untuk memperkuat pembangunan daerah dan pembangunan nasional Adisasmita, 2006: 41. 31 Beberapa kendala yang berkaitan dengan pembangunan wilayah pedesaan, yaitu: 1 Kurangnya sarana dan prasarana di pedesaan. 2 Banyaknya pengangguran. 3 Kualitas gizi penduduk desa yang rendah. 4 Aparatur desa yang belum berfungsi dengan baik. 5 Lokasi desa yang terisolisasi dan terpencar satu sama lain. 6 Keterampilan penduduk yang rendah. 7 Tingkat pendidikan yang rendah. 8 Tidak seimbangnya antara jumlah penduduk dengan luas wilayah pertanian. Salah satu fungsi utama sosial ekonomi masyarakat pedesaan di Indonesia adalah melakukan berbagai kegiatan produksi dengan orientasi hasil produksinya untuk memenuhi kebutuhan pasar, baik di tingkat desa itu sendiri atau di tingkat lain yang lebih luas. Dengan demikian dapat dimengerti, apabila sebagian besar warga masyarakat pedesaan melakukan kegiatan utamanya dalam kegiatan pengolahan dan pemanfaatan lahan-lahan pertanian, perdagangan, peternakan, dan lain sebagainya. Karena fungsi sosial-ekonomi utama masyarakat pedesaan seperti hal tersebut di atas, maka sumber daya fisik utama yang paling penting dalam kehidupan masyarakat pedesaan tersebut adalah potensi yang ada di desa. 32

4. Tinjauan mengenai Kursus Kewirausahaan Desa

Dokumen yang terkait

Peran Pendampingan Bidan Desa terhadap Keberhasilan Program Pengembangan Desa Siaga di Kecamatan Langsa Kota Tahun 2014

3 149 114

Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 124

Efektivitas Program Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera di Desa Hutanamale Kecamaytan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

0 71 93

Persepsi Masyarakat Terhadap Pemakaian Gigitiruan Di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Februari 2010

3 35 78

Masyarakat Transmigran Jawa Di Desa Hitam Ulu I, Kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi (1981-1990)

2 76 71

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 1 9

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 2 15

“TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU” (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MANGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 15

TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MENGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 13