Manfaat Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD di Desa

76

B. Data Hasil Penelitian

1. Manfaat Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD di Desa

Girilayu Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD di Desa Girilayu diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan usaha batik dengan inovasi berbagai motif yang disesuaikan dengan zaman atau permintaan, terbentuknya kelompok usaha batik yang berbasis pada potensi dan kearifan lokal, meningkatkan penghasilan warga Desa Girilayu dengan adanya lapangan pekerjaan baru, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal pengembangan usaha. Hal ini dilatarbelakangi dengan adanya bakat membatik yang dimiliki oleh mayoritas masyarakat di desa Girilayu sejak kecil dan telah turun temurun dari orang tua. Selain itu, adanya keinginan masyarakat untuk mengembangkan bakat dalam membatik karena belum maksimalnya bakat yang dimiliki seperti pada teknik pewarnaan. Waktu luang yang dimiliki masyarakat cukup banyak, mereka berkeinginan untuk memanfaatkan waktu luang tersebut dengan kegiatan yang bermanfaat seperti belajar membatik. Sebagian masyarakat yang telah membatik memiliki perasaan kurang puas dengan hasil batik yang telah dihasilkan, karena pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki masih kurang sehingga mereka tertarik untuk belajar membatik. Desa Girilayu dikenal dengan desa batik karena warga masyarakat memiliki keterampilan membatik yang telah turun temurun, sehingga sebagian masyarakat memiliki keinginan untuk memajukan batik di desa 77 Girilayu dengan mengajak masyarakat di lingkungan sekitar rumahnya. Melalui Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD yang berfokus pada pembatikan, masyarakat pembatik khususnya ibu rumah tangga dapat menambah pengetahuan dan keterampilan tentang batik dan wirausaha. Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD adalah program pengembangan potensi desa melalui pelatihan kewirausahaan yang disesuaikan dengan potensi lokal desa tersebut agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal. Program ini berupaya untuk melatih dan mengembangkan keterampilan dalam bidang membatik yang diharapkan masyarakat pembatik dapat mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki secara mandiri, giat dan tekun. Berdasarkan hasil penelitian dapat peneliti kemukakan bahwa persiapan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD di Desa Girilayu adalah sebagai berikut: a. Sosialisasi program Kursus Kewirausahaan Desa KWD Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui kegiatan PKK Desa dan PKK Dusun yang diikuti oleh ibu-ibu rumah tangga di Desa Girilayu. Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk mengenalkan tentang Kursus Kewirausahaan Desa KWD kepada para ibu-ibu rumah tangga sebelum mengikuti program tersebut. Kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk mengidentifikasi tempat dan musyawarah mengenai program. 78 b. Pendataan warga belajar dan identifikasi Pendataan warga belajar dilakukan setelah adanya sosialisasi kepada ibu- ibu rumah tangga yang berminat untuk bergabung dalam program Kursus Kewirausahaan Desa KWD. Awalnya dilakukan pendataan keterampilan yang dimiliki oleh penduduk di Desa Girilayu, setelah itu dilakukan penetapan keterampilan keunggulan lokal untuk program Kursus Kewirausahaan Desa KWD. Kemudian warga belajar didata dan diidentifikasi oleh kepala dusun dan dibantu oleh ibu ketua PKK dusun yang berada di desa Girilayu. Warga belajar yang bergabung akan dijelaskan mengenai program Kursus Kewirausahaan Desa KWD dan keterampilan yang akan diberikan di dalam program. c. Pelatihan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD Masyarakat pembatik yang bergabung dalam program Kursus Kewirausahaan Desa KWD diberikan pelatihan mengenai teknik membatik terlebih dahulu. Pelatihan yang diberikan selanjutnya pada program Kursus Kewirausahaan Desa KWD yaitu mengenai desain, mewarna, toled, jumputan, pembabaran, dan materi serta motivasi tentang kewirausahaan. Pelatihan diisi oleh narasumber dan tutor sesuai dengan bidang yang dikuasai, mereka mendampingi warga belajar dari awal hingga akhir. Pelatihan ada yang berupa materi dan praktek secara langsung. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Bapak Ktn selaku tutor yaitu sebagai berikut: 79 “Materi yang disampaikan dalam program ini mengenai toled, jumputan, dan pewarnaan. Materi tersebut sangat penting dalam pembuatan batik, pada pelaksanaan program warga belajar diajak untuk melakukan praktek secara langsung.” Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Wu, sebagai berikut: “Keterampilan yang diberikan berupa pembatikan yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu pembatikan printing, pembatikan cap, dan pembatikan batik tulis dengan pewarnaan toled. Tetapi kegiatan yang diberikan yaitu pembatikan hingga finishing yang berfokus pada pewarnaan, desain pola, dan nglorod, namun yang diutamakan adalah pembatikan batik tulis dengan pewarnaan toled. ” Pernyataan tersebut ditambah oleh Ibu Ds selaku anggota kelompok Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD, bahwa: “Materi atau kegiatan yang diberikan pada awalnya adalah pembatikan, kemudian dilanjutkan dengan pembabaran, toled, dan jumputan. Disini saya juga mendapat materi tentang berwirausaha, sehingga tidak hanya keterampilan saya yang bertambah dan tersalurkan tetapi pengetahuan saya juga bertambah. Materi diisi oleh narasumber dan tutor sesuai dengan bidang yang dikuasai, mereka mendampingi hingga akhir.” Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang diberikan adalah tentang pembatikan hingga finishing. Selain itu, program Kursus Kewirausahaan Desa KWD juga memberikan materi tentang berwirausaha. Materi disampaikan oleh narasumber dan tutor sesuai dengan bidang yang dikuasai yang mengacu kepada pembatikan dan kewirausahaan, narasumber dan tutor menyampaikan materi dengan teori dan praktek serta melakukan pendampingan secara rutin. Hal ini dikarenakan perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh warga belajar seperti perbedaan usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman. 80 Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD pada masyarakat pembatik dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2013 bertempat di Balai Desa Girilayu dan 5 lima dusun tempat kelompok pembatik yang telah dibagi sebelumnya. Untuk pembelajaran praktek sebesar 80 dilaksanakan di kelompok, sedangkan pembelajaran teori 20 dilaksanakan di Balai Desa Girilayu. Kegiatan pembinaan dan pendampingan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2013 hingga sekarang, lokasi kegiatan berpindah di basecamp Kursus Kewirausahaan Desa KWD yaitu pinjam rumah milik mantan kepala desa Girilayu Alm. Bapak Prawiro Sarjono yang sekarang menjadi milik Bapak Slamet Pujono yang beralamatkan di Dusun Wetankali Rt. 06 Rw. 01 Girilayu. Rumah tersebut digunakan sebagai tempat basecamp sekretariat dan Galeri pameran produk atau tempat usaha. Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD di desa Girilayu memfokuskan pada keterampilan membatik yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu pembatikan printing, pembatikan cap, dan pembatikan batik tulis dengan pewarnaan toled. Kegiatan yang diberikan yaitu pembatikan hingga finishing pada pewarnaan dan nglorod, namun yang diutamakan adalah desain pola dan pewarnaan. Saat ini program Kursus Kewirausahaan Desa KWD telah memiliki motif batik sendiri yaitu batik Argo Dharma yang memiliki filosofi dengan tugu dharma yang berada di Astana Mangadeg. Motif batik ini diberi nama “Argo yang berarti Gunung” dan “Dharma yang berarti Pengabdian, kerja, ngumawulo Jawa ”, sehingga Argo Dharma 81 berarti “Pengabdian yang mulia, masyarakat yang masih mengedepankan kekerabatan dan kegotongroyongan terhadap Bangsa dan Negara”. Program ini pada tahap awal dilakukan secara berkelompok, setiap kelompok dapat menggunakan fasilitas dan sarana prasarana yang telah disediakan. Setiap kelompok memiliki tugas untuk membuat batik tulis dengan menggunakan sarana dan alat membatik yang telah disediakan. Saat ini setiap kelompok memiliki seragam batik yang digunakan untuk identitas kelompok, seragam tersebut hasil dari desain dan pembatikan dari masing- masing kelompok. Pada tahap selanjutnya, ibu-ibu yang tergabung diperkenankan untuk membawa pulang pekerjaan mereka untuk dapat diselesaikan di rumah. Masyarakat diperbolehkan untuk membatik di rumah atau di basecamp, namun masyarakat tetap melakukan pembabaran atau pewarnaan di basecamp. Aktivitas masyarakat dalam membatik belajar tidak menentukan waktu, warga belajar membatik ketika ada waktu luang. Tetapi ketika sedang tidak ada waktu luang mereka tinggalkan terlebih dahulu dan baru dilanjutkan esok harinya. Sebagian masyarakat membatik pada pagi hari, siang hari, dan sore hari, namun terkadang malam hari mereka membatik apabila ada banyak pesanan. Program Kursus Kewirausahaan Desa KWD pada masyarakat pembatik terbuka khususnya untuk masyarakat di desa Girilayu dan masyarakat kecamatan Matesih umumnya. Kriteria yang harus dimiliki untuk mengikuti program ini diantaranya memiliki bakat atau kemampuan, memiliki komitmen untuk menambah penghasilan keluarga dan 82 mensejahterakan keluarga, serta memiliki kecintaan kepada warisan dunia yaitu batik. Proses pencarian warga belajar dilakukan melalui sosialisasi saat pertemuan ibu-ibu yang berminat mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD, pelaksanaan membatik dimulai dari desain atau pola batik, membatik, pewarnaan hingga finishing dikerjakan oleh ibu- ibu yang mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD. Hasil karya yang telah dihasilkan oleh masyarakat yang tergabung dalam program Kursus Kewirausahaan Desa KWD diantaranya adalah batik tulis, kemeja batik, gamis, seragam batik kelompok, dan jarik. Selain itu, program Kursus Kewirausahaan Desa KWD juga mendapatkan pesanan pembuatan sebagian batik seragam identitas kabupaten Karanganyar sebanyak 500 kain yang berukuran 2m x 1m. Pelaksanaan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD memiliki manfaat pada peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat pembatik dan peningkatan jumlah produksi batik. Masyarakat juga mampu mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang didapat ketika mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD secara mandiri seperti pada proses pembuatan pola, pembatikan, dan pembabaran secara mandiri. Hal ini dapat terlihat saat praktek dan evaluasi yang dilakukan oleh warga belajar dalam pembuatan seragam kelompok. Selain itu, warga belajar dapat mempraktekkan dirumah. Hal ini sebagaimanana dikemukakan oleh bapak Ktn selaku tutor program Kursus Kewirausahaan Desa KWD sebagai berikut: 83 “Warga belajar mampu mengamalkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki secara mandiri, hal ini dapat terlihat saat praktek dan evaluasi yang dilakukan oleh warga belajar. Selain itu, warga belajar mempraktekkan dirumah. Hasil yang diperoleh sebagian warga belajar sudah dapat menjual produk yang dihasilkan secara langsung atau dititipkan di base camp, warga belajar juga memiliki desain seragam sendiri untuk setiap kelompok sebagai identitas kelompok. ” Senada dengan pendapat diatas, Ibu Ndy salah satu warga belajar program Kursus Kewirausahaan Desa KWD juga mengemukakan pendapat sebagai berikut: “Program ini membantu saya mendapatkan penghasilan tambahan, awalnya saya hanya membatik untuk proses pembabaran saya masih harus ke Solo. Tapi setelah mengikuti program ini, saya dapat melakukan pembabaran, toled, atau jumputan sendiri. Saya juga dapat memasarkan produk saya langsung kepada pelanggan atau saya titipkan di base camp, hasilnya saya buat untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan modal untuk membatik lagi. Hasil penjualan tidak menentu, tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan harian dan modal lagi. Apabila masih ada sisa hasil penjualan batik, sisanya bisa ditabung.” Hal yang sama disampaikan oleh ibu Pn, yaitu: “Penghasilan saya bertambah setelah saya mengikuti program ini, karena saya dapat melakukan pembabaran, toled, dan jumputan sendiri. Saya juga dapat menjual hasil batik saya ke pelanggan, hasil penjualan dapat menambah penghasilan saya dirumah.” Berdasarkan pendapat diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa setelah mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD warga belajar mampu mengamalkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki secara mandiri. Hal ini dapat terlihat saat warga belajar mempraktekkan dirumah, warga belajar dapat memiliki penghasilan tambahan dengan menjual dan memasarkan produk yang dihasilkan secara langsung atau dititipkan di basecamp. Penghasilan tambahan tersebut digunakan untuk memenuhi 84 kebutuhan sehari-hari dan modal untuk membatik lagi dan sisanya bisa ditabung. Pelaksanaan program Kursus Kewirausahaan Desa KWD pada masyarakat pembatik di desa Girilayu telah mengubah pola pikir bagi masyarakat desa Girilayu pada umumnya yang telah menganggap bahwa masyarakat pembatik hanya dapat membatik dan masih bergantung pada pengusaha di Solo untuk tahap finishing. Selain itu juga perubahan pola pikir mereka tentang perempuan yang hanya bergantung pada laki-laki terutama dari sisi penghasilan. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa adanya program Kursus Kewirausahaan Desa KWD telah mendidik masyarakat pembatik khususnya ibu rumah tangga untuk mandiri dan tidak bergantung pada suami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adanya perubahan pola pikir membuat masyarakat pembatik untuk kreatif, tekun, dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan bakat yang telah dimiliki. Waktu luang masyarakat pembatik terisi dengan kegiatan yang bermanfaat seperti membatik atau mengajari tetangga, seperti pemuda pemudi atau anak-anak yang ingin belajar membatik serta pewarnaan. Masyarakat pembatik mendapatkan teman untuk berbagi pengalaman dalam membatik, masyarakat tidak mudah putus asa dalam mencoba hal-hal baru, masyarakat dapat mencoba mengasah ide yang dimiliki untuk membuat desain batik, dan sebagian masyarakat dipercaya untuk mewakili lomba dan pameran di berbagai acara dan mendapatkan juara. 85

2. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pembatik yang Mengikuti

Dokumen yang terkait

Peran Pendampingan Bidan Desa terhadap Keberhasilan Program Pengembangan Desa Siaga di Kecamatan Langsa Kota Tahun 2014

3 149 114

Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 124

Efektivitas Program Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera di Desa Hutanamale Kecamaytan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

0 71 93

Persepsi Masyarakat Terhadap Pemakaian Gigitiruan Di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Februari 2010

3 35 78

Masyarakat Transmigran Jawa Di Desa Hitam Ulu I, Kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi (1981-1990)

2 76 71

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 1 9

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 2 15

“TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU” (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MANGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 15

TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MENGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 13