Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

53 KABUPATEN WONOGIRI ditulih pada tahun 2012 oleh Ainur Rokhimah Hasyim mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan pembatik tertinggi diperoleh oleh pembatik kelompok dengan persentase keluarga pra sejahtera sebesar 20.69, sejahtera I sebesar 72.41 dan sejahtera II 6.90, sedangkan tingkat kesejahteraan pembatik lembaga menunjukkan bahwa keluarga pra sejahtera terdapat sebanyak 27.59, sejahtera I sebanyak 68.97, sejahtera II sebanyak 3.45 dan pembatik lepas memiliki tingkat kesejahteraan paling kecil yakni keluarga pra sejahtera sebesar 48.28, dan sejahtera I sebesar 51.72. Tingkat kesejahteraan ekonomi tertinggi terdapat pada kelompok pembatik kelompok, kemudian pembatik lembaga dan terakhir pembatik lepas, tingkat kesejahteraan sosial tertinggi pada kelompok pembatik kelompok, kemudian pembatik lembaga dan terakhir pembatik lepas dan tingkat kesejahteraan budaya tertinggi pada kelompok pembatik lepas, kemudian pembatik lembaga dan terakhir pembatik kelompok.

E. Kerangka Berpikir

Pada semua jenis penelitian apapun pasti diperlukan kerangka berpikir sebagai pijakan dalam menentukan arah penelitian. Hal ini ditujukan untuk menghindari perluasan pengertian yang dapat mengakibatkan penelitian menjadi tidak terfokus. Berikut ini alur kerangka berpikir pada penelitian ini: Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang mempunyai pemikiran, perasaan, serta sistem atau aturan yang sama. Melalui kesamaan 54 tersebut, manusia berhubungan saling berinteraksi antara sesama mereka berdasarkan kepentingan bersama. Masyarakat disini diajak untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian yang telah ada melalui Kursus Kewirausahaan Desa KWD, selain orang tua program Kursus Kewirausahaan Desa KWD juga mengajak para pemuda pemudi yang belum bekerja untuk mengikuti program Kursus Kewirausahaan Desa KWD. Kondisi masyarakat yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai buruh dan petani, sedangkan ibu rumah tangga mengisi sebagian waktu luangnya untuk membatik. Namun mereka hanya membatik dasar seperti membatik dan nembok, sedangkan pola sudah ditentukan oleh juragan yang ada di solo sehingga upah yang diterima hanya upah dalam membatik dan nembok. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan batik menjadi batik yang siap jual maka program Kursus Kewirausahaan Desa KWD yang ada di desa Girilayu difokuskan pada program pembatikan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian, mengembangkan kreativitas dan bakat, serta meningkatkan kemandirian masyarakat dalam membatik dengan berbagai motif yang disesuaikan dengan zaman dan permintaan. Hasil yang diharapkan dengan adanya program Kursus Kewirausahaan Desa KWD adalah produk kerajinan batik tulis hasil karya masyarakat di desa Girilayu dan meningkatnya upah yang diterima oleh pembatik. Manfaat dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat pembatik di desa Girilayu 55 dengan meningkatnya pendapatan ekonomi, meningkatnya kualitas hidup, dan kemandirian dalam memanfaatkan keterampilan yang telah dimiliki. Dalam pembahasan ini, peneliti akan melihat manfaat dari Kursus Kewirausahaan Desa KWD terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat pembatik. Pada mulanya, peneliti akan membahas dan mendeskripsikan mengenai kegiatan Kursus Kewirausahaan Desa KWD yang lebih fokusnya pada kursus kewirausahaan dalam bidang membatik. Kemudian, dalam proses pelaksanaannya akan dilihat apakah terdapat manfaat dari Kursus Kewirausahaan Desa KWD yang khususnya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Skema kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir Masyarakat Desa Program membatik Program Kursus Kewirausahaan Desa Keterampilan membatik Kesejahteraan Masyarakat Pembatik 56

F. Pertanyaan Penelitian

Dokumen yang terkait

Peran Pendampingan Bidan Desa terhadap Keberhasilan Program Pengembangan Desa Siaga di Kecamatan Langsa Kota Tahun 2014

3 149 114

Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 124

Efektivitas Program Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera di Desa Hutanamale Kecamaytan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal

0 71 93

Persepsi Masyarakat Terhadap Pemakaian Gigitiruan Di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Februari 2010

3 35 78

Masyarakat Transmigran Jawa Di Desa Hitam Ulu I, Kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi (1981-1990)

2 76 71

Penilaian Masyarakat Desa Terhadap Pemerintahan Desa Dalam Era Otonomi Daerah (Studi kasus : Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

2 50 64

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 1 9

ANALISIS PROGRAM PNPM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KRAKITAN Analisis Program Pnpm Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

0 2 15

“TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU” (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MANGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 15

TRADISI ZIARAH MAKAM SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA GIRILAYU (STUDI KASUS MAKAM PANGERAN SAMBERNYOWO DI ASTANA MENGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 13