Pengertian Apresiasi Sastra Landasan Teoretis

tetulis hasil apresiasi dongeng yang diperdengarkan. Aspek afektif berupa minat, sikap, dan persepsi siswa terhadap pembelajaran. Aspek psikomorik berupa kemampuan siswa menikmati dan memahami dongeng yang dipedengarkan. Berdasarkan adanya kelemahan-kelemahan penelitian sebelumnya dan adanya kelebihan media audio visual menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran mengapresiasi dongeng jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, maka peneliti mengakui dengan media audio visual menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw tujuan pembelajaran sastra yang disesuaikan dengan standar kompetensi yang ada akan tercapai. Memperhatikan kelebihan yang ada, media dan teknik ini lebih cocok jika dibandingkan dengan teknik pembelajaran yang pernah ada sebelumnya.

2.2 Landasan Teoretis

Dalam landasan teoretis ini akan diuraikan teori-teori tentang apresiasi sastra, dongeng, media, model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw, serta penggunaan media audio visual dan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran mengapresiasi dongeng.

2.2.1 Pengertian Apresiasi Sastra

Apresiasi diserap dari bahasa Inggris Apreciation yang berarti pertimbangan, penilaian, pemahaman, dan pengenalan yang tepat. Dalam konteks yang lebih luas, istilah apresiasi menurut Gove dalam Aminuddin 2004:34 mengandung makna : 1 pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, 2 pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Apresiasi adalah 1 kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya, 2 penelitian atau penghargaan terhadap sesuatu. Mengapresiasi adalah melakukan pengamatan, penghargaan, dan penghargaan terhadap karya seni KBBI 2002:62. Apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan, pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra Effendi dalam Aminuddin 2004:35. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai apresiasi sastra di atas, jelas bahwa mengapresiasi karya sastra merupakan suatu bentuk kegiatan menikmati dan memahami karya sastra secara mendalam dan sungguh- sungguh sehingga tercipta pemahaman dan penghayatan terhadap karya sastra itu yang bertujuan untuk memperoleh kenikmatan dan pada akhirnya akan menumbuhkan kepekaan perasaan dan kepekaan kritis serta menumbuhkan sikap penghargaan terhadap karya sastra itu sendiri. Mengapresiasi karya sastra merupakan bentuk kegiatan menikmati dan memahami karya satra secara mendalam terhadap gagasan-gagasan yang disampaikan pengarang lewat karya sastranya dengan tujuan untuk menumbuhkan kepekaan kritis dan penghargaan pembaca terhadap karya sastra itu sendiri. Pada intinya kegiatan apresiasi sastra didasari oleh pengertian bahwa karya sastra itu indah dan bermanfaat dulce et utile. Dengan kata lain, di dalam karya sastra terkandung nilai-nilai hidup. Untuk itu, apresiasi sastra bertujuan mengasah sikap peka terhadap persoalan hidup, mempertebal nilai moral dan nilai estetis dalam diri . Untuk dapat memahami dan memperoleh nilai-nilai dalam karya sastra, tidak ada cara lain kecuali membaca, bergaul, dan mengakrabi karya sastra itu sendiri. Kegiatan apresiasi sastra sebagai suatu proses apresiasi melibatkan tiga unsur inti yakni 1 aspek kognitif, 2 aspek emotif, 3 aspek evaluatif Squire dan Taba dalam Aminuddin 2000:34. Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam usaha memahami unsur-unsur satra yang bersifat obyektif. Unsur dalam karya satra yang bersifat obyektif disebut dengan unsur intrinsik, juga berkaitan dengan unsur-unsur diluar teks sastra yang secara langsung menunjang kehadiran teks sastra itu sendiri. Aspek emotif berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca. Aspek evaluatif berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik, buruk, indah, tidak indah, sesuai atau tidak sesuai serta sejumlah ragam penilaian lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal dimiliki oleh pembaca. Aminuddin 2000:38 mengatakan bahwa untuk mengapresiasi cipta sastra, pembaca pada dasaranya dipersyaratkan memiliki bekal awal yaitu 1 kepekaan emosi atau perasaan sehingga pembaca mampu memahami dan menikmati unsur-unsur keindahan yang terdapat dalam cipta satra, 2 pemilikan pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan masalah kehidupan dan kemanusiaan, 3 pemahaman terhadap aspek kebahasaan, 4 pemahaman terhadap unsur-unsur intrinsik cipta sastra. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa apresiasi sastra yang berupa dongeng adalah suatu usaha atau kegiatan untuk mengenal dan memahami karya sastra yang berbentuk dongeng dengan sungguh-sungguh sehingga timbul pemahaman dan penghayatan yang pada akhirnya akan memunculkan penghargaan terhadap dongeng tersebut. Dalam mengapresiasi dongeng, aspek-aspek yang diapresiasi hampir sama dengan apresiasi prosa fiksi, yakni unsur-unsur intrinsik yang meliputi latar, tokoh dan perwatakannya, alur, isi dongeng, pesan, dan tema. Namun, dalam apresiasi sastra yang berupa dongeng, selain unsur-unsur intrinsik dongeng, aspek relevansi isi dongeng dengan kehidupan sekarang, serta hal- hal yang menarik dalam dongeng juga bisa diapresiasi.

2.2.2 Dongeng