Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Dongeng

Pada pembelajaran mengapresiasi dongeng fungsi guru lebih sebagai fasilitator, yaitu memberikan pengarahan seperlunya pada siswa. Keaktifan siswa lebih ditekankan pada pembelajaran mengapresiasi dongeng melalui diskusi. Dengan demikian keaktifan tersebut akan menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa.

4.2.1 Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Dongeng

Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari hasil tes tindakan siklus I, dan hasil tes tindakan siklus II. Dalam penelitiannya, peneliti melakukan penelitian mengenai pembelajaran mengapresiasi dongeng dengan media audio visual melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw yang terdiri atas dua siklus, yaitu tindakan siklus I, dan tindakan siklus II. Hasil tes kemampuan mengapresiasi dongeng dengan media audio visual melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat dilihat pada tabel 29 berikut ini. Tabel 29 Perolehan Nilai Rata-Rata dan Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Dongeng pada Tindakan Siklus I, Dan Tindakan Siklus II Jumlah Nilai Peningkatan No. Kategori Nilai Rentang NIlai S I S II S I - S II 1. Sangat Baik 85-100 88 1528 1440 2. Baik 70-84 912 1370 458 3. Cukup 60-69 1342 266 - 1076 4. Kurang 50-59 278 54 - 224 5. Sangat Kurang 50 48 - 48 Jumlah 2668 3218 550 Rata-rata 66.7 80.45 13.75 Keterangan : SI : Siklus I SII : Siklus II Berdasarkan hasil rekapitulasi data hasil tes kemampuan mengapresiasi dongeng dari tindakan siklus I dan tindakan siklus II sebagaimana terlihat pada tabel 28 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa kemampuan mengapresiasi dongeng siswa pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Uraian pada tabel 28 dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut. Pada pelaksanaan siklus I, nialai rata-rata hasil tes mengapresiasi dongeng yang dicapai siswa sebesar 66.7 dan masih dalam kategori cukup atau berada dalam rentang nilai 60-69. Selain itu, perolehan nilai oleh siswa belum merata karena dari jumlah seluruh siswa kelas VIIA SMP Negeri 3 Kudus masih terdapat 5 siswa yang memperoleh nilai dalam kategori kurang atau berada dalam rentang nilai 50-59 dan 1 siswa yang memperoleh nilai dalam kategori sangat kurang atau berada dalam rentang 50. Nilai rata-rata mengapresiasi dongeng pada tindakan siklus I belum mencapai target yang telah ditetapkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 70. Oleh karena itu, dilakukan mengapresiasi dongeng tindakan siklus II. Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus II dapat diketahui bahwa hasil tes mengapresiasi dongeng yang dicapai siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 80.45. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 13.75 dari tindakan siklus I ke siklus II. Dengan demikian, nilai rata-rata tes mengapresiasi dongeng pada siklus II yang telah mencapai nilai 80.45 dapat dikatakan telah memenuhi target penelitian yang ditetapkan yaitu nilai 70. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan yang sangat baik yaitu dari tindakan siklus I ke siklus II sebesar 13.75. Peningkatan kemampuan mengapresiasi tes dongeng pada siswa tidak terlepas dari penerapan media audio visual dan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada pembelajaran mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan. Sebelum dilaksanakan penelitian tindakan siklus I dan tindakan siklus II, kemampuan siswa dalam mengapresiasi dongeng belum mencapai rata-rata nilai yang diharapkan. Namun, setelah dilakukan tindakan pembelajaran mengapresiasi dongeng dengan media audio visual melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw kemampuan mengapresiasi dongeng siswa mengalami peningkatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan media audio visual dan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran mengapresiasi dongeng terbukti mampu meningkatkan kemampuan mengapresiasi dongeng siswa, serta mampu menciptakan suatu proses pembelajaran yang kondusif dan bermanfaat bagi siswa.

4.2.2 Perubahan Perilaku Belajar Siswa