Menurut Depkes RI Tahun 2006, Ringkasan pulang pasien rawat inap, ringkasan dapat ditulis pada bagian akhir catatan perkembangan atau lembaran
tersendiri. Ringkasan pulang harus disingkat dan hanya menjelaskan informasi penting tentang penyakit, pemeriksaan yang dilakukan dan pengobatanya.
Ringkasan ini harus ditulis segera setelah pasien keluar dan menjawab semua pertanyaan yang menjawab pelayanan yang diterima pasien mulai dari masuk
sampai pulang. Dari seluruh pencatatan ringkasan pulang oleh dokter spesialis dapat
dilihat dari pada dokter spesialis memiliki perbedaan kelengkapan dalam pencatatan ringkasan pulang. Persentase kelengkapan yang paling tinggi terletak
pada dokter spesialis syaraf. Hasil wawancara dari beberapa informan mengatakan untuk dokter spesialis syaraf memang benar teliti lebih menguasai karena
pengetahuan terhadap rekam medis cukup baik sehingga mencerminkan terhadap berkas yang menjadi tanggungjawabnya sebagai dokter.
5.10 Nama Tanda Tangan Dokter
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa pada bagian nama tanda tangan dokter persentase kelengkapan pada dokter spesialis
penyakit dalam, anak dan bedah sebesar 60. Sedangkan pada dokter spesialis obgyn sebesar 70 , dokter spesialis syaraf dan Paru sebesar 80.
Pengisiannama dan tanda tangan dilakukan oleh dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien. Wawancara yang dilakukan terhadap dokter yang
mengatakan nama dan tanda tangan memang harus diisi karena agar diketahuinya dokter yang bertanggung jawab akan pasien tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan dokter terhadap pengisisan nama dan tanda tangan sudah baik namun masih saja ditemukan ketidaklengkapan dari hasil observasi pada lembar berkas
rekam medis khsusnya pada nama dan tanda tangan. Hasil wawancara lain dengan dokter mengatakan jika sudah ada nama itu
saja sudah cukup yang penting sudah tahu dokter yang bertanggung jawab begitu juga sebaliknya jika tanda tangan saja yang diisi. Sehingga dokter lebih sering
untuk tanda tangan saja dan bagian identitas yang berupa nama bisa dilengkapi oleh perawat. Hal ini dikarenakan perawat atau petugas rekam medis sudah
mengetahui jelas dokternya jadi jika ditemukan tidak terisi maka akan diisi langsung oleh perawat atau petugas kesehatan. Dan dokter juga mengatakan
bahwa di lembaran sebelumnya sudah terdapat tanda tangan jadi mudah untuk mengetahuinya. Pernyataan ini tidak sesuai dalam penjelasan pada pedoman
penyelenggaraan dan prosedur rekam medis rumah sakit bahwasanya semua pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter tenaga kesehatan lainya sesuai
dengan kewenangannya dan di tulis nama terangnya serta di beri tanggal. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak managemen, jika dokter tidak
mencantumkan nama dan tanda tangan secara lengkap, hal ini menandakan dokter yang bertanggung jawab terhadap pengisian berkas rekam medis pasien rawat
inap tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan benar.Oleh sebab itu pihak managemen dapat menegur tegas agar tidak terulang kembali dan akan
mengupayakan memberikan pelatihan standar operasional prosedur rekam medis RSUD Bangkinang.
Dikaitkan dengan UU praktik kedokteran pasal 46 bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dalam menjalankan praktik
Universitas Sumatera Utara
kedokteranya wajib membuat rekam medis, selanjutnya rekam medis harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan dan setiap catatn rekam
medis harus dibubuhi nama , waktu dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan .
Ketidaklengkapan nama dan tanda tangan dapat merugikan pasien, berkurangnya kualitas mutu pelayanan dirumah sakit maupun petugas medis
sendiri.Karena ini akan berpengaruh langsung terhadap pengajuan klaim untuk menentukan dokter yang bertanggungjawab terhadap pasien rawat inap.
Dari seluruh pencatatan nama tanda tangan oleh dokter spesialis dapat dilihat dari setiap dokter spesialis memiliki perbedaan kelengkapan. Persentase
kelengkapan yang paling tinggi terletak pada dokter spesialis syaraf dan Paru. Hal ini dikarenakan dokter memilki rasa tanggungjawab yang lebih terhadap pasien
yang ditanganinya agar tidak menjadi masalah dikemudian hari.
5.11Pengetahuan tentang Manfaat dari Rekam Medis
Handoko 2011 mengatakan bahwa kumpulan informasi yang dipahami , diperoleh dari proses belajar selama hidup dan dapat digunakan sewaktu-waktu
sebagai alat penyesuaian dari baik terhadap diri sendiri maupun lingkungannya sehingga dapat dikatakan pegetahuan tenaga keehatan terhadap manfaat secara
keseluruhan pada rekam medis akan dapat terlihat dalam pencatatan rekam medis dan akan mendorong sikap dan prilaku sehingga berpengaruh besar terhadap diri
dokter sendiri. Pengetahuan informan dapat dilihat pada wawancara tentang manfaat rekam
medis dalam melengkapi berkas rekam medis rawat inap. Salah satu hasil wawancara dan observasi informan didapatkan hasil pengetahuan informan belum
Universitas Sumatera Utara
memahami secara benar manfaat rekam medis yang berkaitan dengan isi Permenkes 269 Tahun 2008 tentang manfaat rekam medis dimana terdapat aspek
administrasi, aspek legal , aspek finansial, aspek riset, aspek edukasi dan aspek dokumentasi. Hampir seluruh informan hanya mengetahui bahwa manfaat rekam
medis sebagai aspek administrasi yang merupakan sebagai bukti tulis bahwa melakukan tindakan terhadap pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian Maranatha
2016 mengatakan bahwa dokter Rumah Sakit Haji Medan tidak sepenuhnya mengetahui manfaat rekam medis terkait dengan ALFRED.
Pengetahuan seorang tenaga kesehatan mengenai manfaat rekam medis sangat berpengaruh besar tterhadap kelengkapan rekam medis tersebut karena
pada dasarnya pengetahuan yang luas akan menumbuhkan suatu perubahan yang baik pada diri seseorang. Salah satu yangmeningkatkan sutau pengetahuan
seseorang dengan memberikan informasi terkait rekam medis dengan melakukan pertemuan rutin dan sosialisasi terhadap tenaga kesehatan sehingga dilakukan hal
ini akan berdampak terhadap pola pikir dan tindakan seorang akan pentingnya tugas dan tanggung jawab tersebut.
Oleh karena itu diperlukan sosialisasi, pelatihan, bimbingan , penyusunan SOP prosedur tetap rekam medis khususnya untuk medis, para medis dan
perekam medis, karena saat ini masih ada menggunakan yang lama dan belum disosialisasikannya SOP yang terbaru oleh pihak yang terkait. Evaluasi rutin
sangat di perlukan untuk mengetahui sejauh mana pengawasan dari pihak Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang.
Universitas Sumatera Utara
5.12 Pengetahuan tentang Rekam Medis sebagai Sistem Informasi Dan Peningkatan Mutudi RSUD Bangkinang Tahun 2016
Kelengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap merupakan suatu rumah sakit terkait dengan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Lengkapnya
berkas rekam medis akan memudahkan data seluruh karajteristik pasien dan sistem yang dibutuhkan dalam analisis hasil ukuran Hatta, 2003
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar informan mengetahui bahwa rekam medis merupakan sebagai sitem informasi dan
peningkatan mutu dalam rumah sakit. Namun tidak hanya sekedar mengetahui rekam medis sebagai peningkatan mutu melainkan informan harus mengetahui
kriteria rekam medis bermutu. Informan belum sepenuhnya memahami rekam medis dikatakan bermutu yaitu apabila data informasi yang akurat, terpercaya dan
penyajian tepat waktu sesuai yang dijelaskan oleh Gafur 2003 yang mempertegas upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan apabila manusia
sebagai pameran kunci dalam pengelolaan rekam medis dan informasi disiapkan dengan secara seksama dan lebih profesional.
Pada dasarnya seorang dokter maupun tenaga kesehatan dapat memahami dan menaati peraturan dan pengisian rekam medis, dikarenakan rekam medis yang
tidak lengkap bisa menjadi suatu masalah, sebab rekam medis terkadang menjadi satu-satunya catatan yang dapat memberikan informasi tentang apa saja hal-hal
yang terkait dengan pasien dan penyakit serta pemeriksaan dan pemberian obat yang dilakukan.Tentunya hal itubisa mengukur kinerja rumah sakit itu sendiri dan
akan berpengaruh besar terhadap kualitas rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Rahmadhani dkk 2008,mengatakan bahwa kelengkapan dokumen rekam medis merupakan hal yang sangat penting karena berpengaruh
terhadap proses pelayanan yang dilakukan oleh petugas medis dan mempengaruhi kualitas dari pelayanan suatu rumah sakit.
Hasil wawancara lain dengan managemen rumah sakit mengatakan bahwa kelengkapan rekam medis akan meningkatkan mutu rumah sakit apabila
pencatatan rekam medis dilaksanakan dengan benar. Tentu saja tergantung pada pengelolaan rekam medis di rumah sakit. Dan akan di upayakan nantinya
melakukan pengawasan terhadap data informasi yang lebih lengkap agar tidak adanya hal yang tidak diinginkan.
Rekam medis yang berkualitas berarti rekam medis tersebut berisi data yang lengkap, sehingga dapat diolah menjadi sebuah informasi. Arti dari
pernyataan diatas adalah sebuah rekam medis yang bermutu selalu akan terisi lengkap oleh data dan mampu diolah menjadi informasi yang bermanfaat sebagai
pembuktian dalam perkara hukum sehingga tidak menyulitkan dokter dalam menghadapi tuntutan malpraktek Donabedian,1992
5.13 Beban Kerja dilihat dariAspek Fisik dalam Kelengkapan Pencatatan Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Bangkinang
Secara umum informan mengakui bahwa beban kerja yang menjadi penghambat dalam melakukan pencatatan rekam medis. Menurut Sumakmur
1996 setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban dimaksud bisa fisik. Beban fisik dilihat dari jumlah pasien yang setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Hal ini semenjak adanya jaminan kesehatan yang membuat pasien menjadi banyak yang memeriksakan ke rumah sakit ini. Alasan lain Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara
Umum Daerah Bangkinang hanya satu-satunya rumah sakit yang ada di kabupaten Kampar dan juga sebagai rujukan. Dokter mengakui bahwa tidak hanya pasien
rawat inap saja yang banyak melainkan dokter mempunyai tugas utama di poliklinik yang mana dokter merasa kesulitan dalam melayani pasien dengan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Hal ini sangat mempengaruhi ketidak lengkapan rekam medis karena semakin banyak jumlah pasien yang akan
dilayani maka berkas akan diisi semakin banyak, tentunya dokter tidak mempunyai banyak waktu untuk melengkapi berkas rekam medis. Hal ini tidak
berbeda dengan penelitian Sugiyanto 2005 yang mengatakan bahwa jumlah pasien yang dilayani dokter setiap hari sebagian besar 80 sehingga dapat
dikatakan bahwa dokter tidak memiliki banyak waktu untuk melengkapi berkas rekam medis.
Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan dengan dokter bahwa ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis ini juga terletak pada kurangnya
sumberdaya atau keterbatasan tenaga dokter yang merupakan salah satu penyebabnya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dokter yang memberikan
pelayanan dari satu pasien ke pasien yang lain. Sebaiknya terdapat kesesuaian antara jumlah tenaga kesehatan dan pasien atau klien yang dilayani. Tidak jauh
berbeda dengan hasil wawancara kepala ruangan atau perawat yang menyatakan bahwa banyaknya pekerjaan yang merangkap, tidak sesuainya pekerjaan yang
dilakukan dengan keadaan saat ini. Sehingga tidak efektif dalam bekerja sedangkan salah satu fungsi yang paling utama dari sebuah rumah sakit adalah
untuk menyediakan perawatan yang berkualitas terhadap semua orang termasuk pasien.
Universitas Sumatera Utara
5.14 Beban Kerja dilihat dari Aspek Penggunaan Waktu Kerja dalam Kelengkapan Pencatatan Rekam Medis Rawat Inap di RSUD
Bangkinang
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian informan mengatakan bahwa pada umumnya dokter tidak hanya bekerja di Rumah Sakit Umum
Bangkinang melainkan di Rumah Sakit Swasta maupun Klinik Pribadi. Dari hasil wawancara dengan dokter bahwa waktu dokter bekerja
khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang tidak lebih dari 8 jam sehingga jam kerja dokter di rumah sakit tidak menjadi beban bagi dokter karena
dokter bekerja sesuai yang telah di tetapkan. Namun permasalahan yang muncul pada dokter saat ini adalah dokter tidak hanya bekerja pada RSUD Bangkinang
melainkan sebagian besar dokter juga memiliki pekerjaan di rumah sakit swasta dan klinik pribadi. Sehingga jam kerja diluar sangat banyak. Sesuai hasil
observasi peneliti terhadap dokter saat dirumah sakit , dokter terburu-buru pulang setelah melakukan pelayanan di RSUD Bangkinang langsung bergegas ke rumah
sakit swasta dan klinik pribadi sehingga ini juga menjadi penyebab ketidaklengkapan berkas karena dokter sibuk dalam melakukan pelayanan
terhadap pasien. Setiap dokter spesialis yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah
Bangkinang terdapat perbedaan dalam melayani pasien rawat inap dan rawat jalan. Sebagian besar dokter di RSUD ini melakukan pelayanan terhadap pasien
rawat inap terlebih dahulu kemudian melanjutkan ke pelayanan rawat jalan. Dan dokter selalu terburu-buru dalam memberikan pelayanan di rawat inap karena
pasien yang dipoli telah menunggu lama dan protes karena dokter selalu terlambat. Hal inilah yang menyebabkan dokter sulit dan tergesa-gesa dalam
Universitas Sumatera Utara
melakukan tanggung jawab terhadap kelengkapan berkas rekam medis. Sehingga masih saja di temukan item-item kosong pada lembaran berkas tersebut.
Menurut Sumakmur 1996 Memperpanjang jam kerja lebih dari kemampuan biasanya tidak disertai effisiensi yang tinggi, bahkan ada penurunan
produktivitas serta kecendrungan untuk timbulnya kelelahan sehingga dokter tidak bekerja secara efektif lagi dalam melengkapi pencatatan rekam medis.
5.15Komunikasi interpersonal antara perawat dengan dokter dalam Kelengkapan Pencatatan Rekam Medis Rawat Inap di RSUD
Bangkinang
Secara umum informan mengakui bahwa sudah ada melakukan komunikasi interpersonal
antara petugas kesehatan baik itu dengan dokter, perawat dan petugas rekam medis. Namun hal ini belum terlihat perubahan terhadap
kelengkapan rekam medis. Perawat atau kepala ruangan selama ini berusahamengingatkan dokter apabila dokter tidak mengisi lengkap berkas rekam
medis, dan akan menemui dokter bersangkutan apabila ada waktu untuk menemuinya. Perawat mengakui bahwa selalu mengingatkan dokter namun
dengan keterbatasan waktu dokter yang menjadi hambatan untuk melengkapi rekam medis yang diserahkan perawat ke dokter. Komunikasi dari setiap dokter
spesialis dengan perawat pada setiap ruangan tentunya memiliki perbedaan, karena setiap pasien yang dirawat yang membuat hubungan tersebut memiliki
perbedaan. Setiap dokter memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi dengan perawat, hal ini akan mempengaruhi komunikasi yang dapat dikatakan baik
ataupun tidak baik antara dokter dengan perawat begitu juga dengan petugas kesehatan lainyadalam memberi pelayanan terhadap pasien rawat inap
Universitas Sumatera Utara
Dapat disimpulkan komunikasi interpersonal dokter dengan perawat sudah dikategorikan baik karena sudah dijelaskan saat wawancara dengan dokter
maupun perawat bahwa adanya komunikasi antara perawat dengan dokter dalam mengingatkan berkas rekam medis jika ditemukan tidak lengkap, walaupun masih
saja tidak berpengaruh besar terhadap dokter dalam mengingatkan tersebut karena dokter selalu terburu-buru sehingga tidak mempunyai waktu dalam melengkapi
berkas rekam medis yang telah diberikan oleh perawat kepada dokter. Terdapat beberapa dokter yang membawa pulang jika tidak mempunyai waktu dalam
melengkapi rekam medis, tetapi hal ini menjadi penyebab keterlambatan rekam medis kembali ke bagian rekam medis. Selama ini pengembalian rekam medis
selalu mengalami keterlambatan tidak sesuai yang standar waktu maksimal pengembaliannya kebagian rekam medis untuk pasien rawat inap adalah 2x24 jam
dengan standar kelengkapan pengisian rekam medis 100 Depkes,2006 adalah hanya sebesar 30.
5.16 Monitoring terkait dengan Penyelenggaraan Rekam Medis dalam Kelengkapan Pencatatan Rekam Medis Rawat Inap di RSUD
Bangkinang
Kelengkapan pengisian berkas rekam medis merupakan tanggung jawab dokter atau petugas kesehatan menyelenggarakan pengisian berkas rekam medis.
Sebaiknya seorang dokter maupun tenaga kesehatan lain atau tempat pelayanan kesehatan lain dapat memahami dan menaati peraturan dan pengisian rekam
medis, dikarenakan rekam medis yang tidak lengkap bisa menjadi suatu masalah, sebab rekam medis terkadang menjadi satu-satunya catatan yang dapat
memberikan informasi tentang apa saja hal-hal yang terkait dengan pasien dan
Universitas Sumatera Utara
penyakit serta pemeriksaan dan pemberian obat yang dilakukan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari penyelenggaraan dari rekam medis yang seharusnya dilakukan
pengawasan secara berkelanjutan karena dari hal ini diketahuinya kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh petugas kesehatan selama proses rekam medis
berlangsung. Menurut DirjenPelayanan Medik 1991 tentang penyelenggraan rekam
medis menyatakan bahwa direktur rumah sakit wajib melakukan pembinaan terhadap petugas yang berkaitan dengan rekam medik serta pengetahuan dan
keterampilan mereka ,direktur rumah sakit wajib membuat prosedur kerja tetap penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit masing-masing dan dalam
melakukan pembinaan dan pengawasan direktur rumah sakit dapat membentuk dan atau dibantu Komite Rekam Medik. Dalam penyelenggaraan di Rumah Sakit
Umum Daerah Bangkinang ini baru dibentuknya komite medik yang baru sehingga pengawasan secara langsung saat sekarang ini sudah tidak lagi di
serahkan pada komite medik. Berdasarkan wawancara dengan dokter,perawat dan kepala rekam medis
dalam pengawasan penyelenggaraan rekam medis masih kurang efektif dilakukan karena masih saja di temukannya ketidaklengkapan berkas rekam medis. Saat
dilakukan rapat ada membahas namun tidak begitu khusus dalam kelengkapan ini karena selama ini belum ada kebijakan yang khusus dalam penyelenggaraan
rekam medis. Dan sejauh ini masih tidak adanya Standar Operasional Prosedur rumah sakit yang menjadi penyebab dokter dinyatakan tidak melakukan pengisian
berkas rekam medis dengan lengkap.
Universitas Sumatera Utara
Pengawasan yang belum diberlakukan secara tegas oleh pihak manajemen rumah sakit sehingga dokter, perawat maupun petugas rekam medis hanya
mengisi berkas rekam medis seadanya dan tidak secara rinci. Dan selama ini masih belum adanya terbentuk panitia rekam medis sehingga penyelenggraan
tidak bisa dilakukan evaluasi karena tidak adanya kelompok kerja yang mengawasi kelengkapan rekam medis. Pihak rumah sakit terus berupaya agar
meningkatkan lagi pengawasan terkait kelengkapan berkas rekam medis agar menggambarkan penyebab-penyebab ketidaklengkapan jika dilakukannya
pengawasan yang
rutin dan
lebih tegas.
Hal ini sejalan
dengan penelitianSupriyanto dan Damayanti 2007 yang mengatakan bahwa upaya
pengawasan dapat mendeteksi sejauh mana penyelenggaraan rekam medis ini dijalankan dan sampai sejauh mana penyimpangan yang terjadi dalam
pelaksanaan kerja tersebut. 5.17 Wawancara terhadap Perawat
Dalam menjelaskan manfaat rekam medis kepala ruangan dan perawat tidak menjelaskan secara detail kegunaan rekam medis terkait ALFRED ,
informan menjelaskan bahwa untuk mengtahui perjalanan penyakit pasien sehingga memudahkan dokter dalam memberikan pelayanan terhadap pasien.
Penyataan kepala ruangan terhadap ketidaklengkapan berkas rekam medis selama ini terletak apada waktu dokter tidak banyak akan hal ini sehingga perawat
selalu memberikan berkas tersebut kepada dokter yang bertanggungjawab terhadap pasien. Namun kenyataannya tidak terdapat perubahan terhadap berkas
rekam medis karena dokter masih menunda dalam pengisian rekam medis. Sehingga tidak dapat diselesaikan pada saat itu juga. Hal ini lah yang membuat
Universitas Sumatera Utara
berkas rekam medis menumpuk lama .Penyebab lain yang ditekankan perawat mengenai kelengkapan berkas rekam medis kurangnya tenaga dokter di rumah
sakit. Dalam hal mengingatkan dokter , perawat selalu berusaha mengingatkan dokter walaupun nantinya juga tidak berpengaruh besar terhadap kelengkapan
berkas tersebut. Terkait sosialisasi yang terhadap petugas kesehatan masih kurang, karena
tidak seluruh yang mengikutinya hanya saja kepala ruangan sehingga tidak tersebarnya informasi itu kepada perawat yang lainya. Karena pada umumnya
perawat bekerja dengan shift kerja sehingga informasi tidak diberikan merata karena kepala ruangan tidak menginformasikan secara luas dan ini menjadi
penyebab pengetahuan perawat kurang. 5.18 Wawancara Terhadap Kepala Rekam Medis
Pengetahuan kepala rekam medis terkait manfaat dari rekam medis masih kurang menjelaskan secara detail apa saja yang merupakan manfaat rekam medis
tersebut sehingga dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan tidak ada mengkaitkan kegunaan rekam medis yaitu ALFRED pada jawaban informan yang
mengatakan berisikan data pasien, catatan pasien dan riwayat perjalanan pasien. Kepala rekam medis mengatakan selama ini berkas rekam medis rawat
inap yang diisi lengkap masih kurang, belum ada evaluasi yang khusus dilakukan oleh pihak manajemen rumah sakit terhadap pengisian rekam medis.
Pengembalian rekam medis yang telah diisi ke ruang rekam medis lebih dari 2 dua hari. Pengawasan yang dilakukan oleh bidang rekam medis adalah dengan
mengecek ulang setiap rekam medis yang dikembalikan ke bagian rekam medis.
Universitas Sumatera Utara
Apabila rekam medis ditemukan tidak lengkap maka dilaporkan ke rapat evaluasi triwulan, namun tidak juga ada perubahan selama ini terhadap tenaga
kesehatan. Dan petugas rekam medis akan menghubungi petugas yang di ruang inap untuk mengambil kembali berkas rekam medis yang tidak lengkap supaya
diisi oleh dokter yang bersangkutan.Berdasarkan observasi yang dilakukan hal ini telah dilakukan namun berkas yang dikembalikan ulang belum diisi lengkap juga
ini menunjukkan bahwa rendahnya kemauan dokter terhadap pengisian berkas rekam medis karena masih saja tidak terisi lengkap.
Penyebab ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis, kepala ruangan rekam medis mengatakan masih belum ada kebijakan yang terkait rekam
medis ini sehingga belum terlihat perubahan, karena dengan adanya kebijakan dari pihak rumah sakit tentunyaakan berpengaruh besar terhadap permasalahan rekam
medis ini. Dilihat dari sumber daya manusianya rumah sakit ini masih kurang tenaga
kesehatan sehingga masih banyak pekerjaan yang menjadi merangkap dalam melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan waktu kerjanya.
5.19 Wawancara Terhadap Managemen Rumah Sakit