Pertanyaan Informan tentang Manfaat Rekam Medis di RSUD Bangkinang

4.4.10 Pertanyaan Informan tentang Manfaat Rekam Medis di RSUD Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan seluruh dokter spesialis menunjukkan bahwa pengetahuan secara keseluruhan manfaat dari rekam medis masih kurang , karena dokter hanya mampu menjawab manfaat rekam medis sebagai informasi pasien dan administrasi disuatu rumah sakit, seperti yang dikatakan sebagai berikut : “ yaaa,, tahu. Untuk mengetahui riwayat penyakit pasien, memudahkan pendataan saat pelaporan... tanda bukti tulis pasien, identitas pasien, karena doktertidak bisa mengingat secara detail saat meriksa pasien, jadi harus diisi secara lengkap” Daripenyataan di atas dapat diketahui bahwa informan mengetahui apa itu manfaat rekam medis, berdasarkan informan tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat rekam medis merupakan bukti tulis, riwayat pasien,informasi bagi rumah sakit, legalitas dan pencatatan tindakan yang dilakukan terhadap pasien. Dari wawancara dengan informan tidak ada yang mengaitkan secara khusus manfaat dari rekam medis yaitu ALFRED . Informan belum mengaitkan dengan aspek administrasi yang mana adanya nilai yang menyangkut tindakan- tindakan bersadarakan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis, aspek keuangan sebagai klaim pembayaran,aspek pendidikan dan aspek penelitian yang merupakan manfaat dari rekam medis. Dapat disimpulkan bahwa informaan masih kurangnya mengetahui manfaat dari rekam medis secara kompleks. 4.4.11 Pertanyaan Informan Tentang Rekam Medis Sebagai Informasi Meningkatkan Mutu Rekam Medis di RSUD Bangkinang Universitas Sumatera Utara Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis penyakit Dalam menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai rekam medis sebagai informasi dan meningkatkan mutu rumah sakit masih kurang karena pernyataan dokter terkait kriteria mutu pada rumah sakit tidak mampu menjawab rekam medis dikatakan bermutu apabila sesuai kriterianya yaitu akurat, terpercaya dan penyajian tepat waktu, sesuai yang dikatakan sebagai berikut : “Iya akan meningkatkan kualitas di rumah sakit tentunya rekam medis itu. Mutu rumah sakit terletak pada tertibnya administrasi seperti berkas rekam medis. memang harus butu pengawasan yang lebih tegas terhadap rekam medis ini. Karena berkas rekam medis salah satu upaya meningkatkan kualitas di suatu rumah sakit apabila diperhatikan dengan baik” Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis syaraf menunjukkan bahwa rekam medis akan meningkatkan mutu rumah sakit apabila semua berkas rekam medis tersebut terisi lengkap. Dalam akreditasi nanti akan berpengaruh besar terhadap penilaian di rumah sakit. “Ya, tentu saja meningkatkan mutu rumah sakit,apabila rekam medis ini diisi dengan lengkap ya kan, karena ini juga akan mempengaruhi nilai saat akreditasi nantinya, jadi kan harus di isi secara lengkap ya kan dan juga tepat pada waktunya. Ya walaupun begitu masih saja dokter tidak maksimal dalam pengisian berkas rekam medis, penyebab lain yang tidak bisa melakukan kelengkapan dokter kebanyakan sibuk dengan pasienya tapi hal ini sangat membutuhkan kerja sama ya kan dan seluruh pihak yang dirumah sakit agar meningkatkan mutu di rumah sakit ini” Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis lainya menunjukkan bahwa dokter hanya bisa menjelaskan memang benar rekam medis memberikan kualitas dirumah sakit tanpa menjelaskan lebih detail. “Iya setahu saya ya pasti meningkatkan mutu karena rekam medis ini kan sangat penting... Kualitas suatu rumah sakit akan terlihat dengan kelengkapan rekam medis” Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pernyataan diatas pengetahuan informan mengenai rekam medis sebagai peningkatan mutu di rumah sakit tidak seluruh dokter yang mengetahui kapan dan bagaimana rekam medis bermutu hanya beberapa informan menjelaskan bahwa kelengkapan dan akurat rekam medis akan mempengaruhi mutu di rumah sakit. Hanya beberapa informan yang menjelaskan bahwa rekam medis merupakan peningkatan mutu apabila tersedianya data informasi yang lengkap dan akurat. Dapat disimpulkan tidak semua informan yang mengetahui bahwa syarat rekam medis dikatakan bermutu. 4.4.12 Pertanyaan Informan tentang Beban Kerja berdasarkan Aspek Fisik Rekam Medis di RSUD Bangkinang Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis penyakit Dalam dan dokter spesialis Anak menunjukkan bahwa pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang sangat meningkat, hal ini semenjak adanya BPJS kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.Banyaknya pasien yang membuat dokter tidak bisa memperhatikan dan melengkapi berkas rekam medis. karena pasien yang dilayani dokter tidak hanya pasien rawat inap melainkan rawat jalan, seperti dikatakan sebagai berikut : “Dalam perharinya yaah banyak semenjak BPJS ini, dan belum lagi pasien yang di poli banyak karena saya juga tidak melayani rawat inap saja melainkan poli juga harus saya kejar.Karena sudah mengantri lama, nanti protes karena tidak sabar menunggu ” Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialislainnya menunjukkan bahwa beban kerja dilihat dari jumlah pasien tiap harinya tidak terdapat kesesuaian pada sumber daya manusia yang ada sehingga ini menjadi penyebab Universitas Sumatera Utara dokter tidak mementingkan berkas rekam medis melainkan dokter lebih fokus pada pelayanan terhadap pasien, seperti dikatakan sebagai berikut : “Ya pasien terlalu banyak dan tidak terdapat kesesuaian banyaknya petugas kesehatan. Jadi terkadang itu menjadi beban juga karena saya harus melayani pasien,sehingga kurang memerhatikan pengisian rekam medis” Berdasarkan pernyataan diatas pengetahuan informan mengenai beban kerja tenaga kesehatan dilihat dari aspek fisik yang berupa jumlah pasien dalam seharinya dan kesesuaian sumber daya manusianya yaitu tenaga kesehatan yang menjadi suatu beban kerja dalam melakukan pekerjaan tersebut. Dilihat dari hasil wawancara dengan informan bahwa hampir seluruh informan mengatakan bahwa jumlah pasien dalam perharinya membuat petugas kesehatan tidak mengatasi kelengkapan rekam medis karena lebih mementingkan pasien tersebut. Sebagian besar dokter bekerja di rumah sakit swasta dan klinik pribadi sebab inilah yang menjadikan dokter terburu-buru memberikan pelayana terhadap pasien yang lain. 4.4.13 Pertanyaan Informan tentang Beban Kerja berdasarkan Aspek Waktu Kerja Rekam Medis di RSUD Bangkinang Menurut hasil wawancara dengan seluruh dokter spesialis menunjukkan bahwa jam kerja dokter perhari di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang tidak lebih dari yang telah di tetapkan. Dokter melayani pasien rawat inap dan juga poli, dapat dikatakan jam kerja dokter tidak berpengaruh besar terhadap kelengkapan berkas rekam medis tapi pada umumnya dokter tidak hanya bekerja di RSUD Bangkinang melainkan di rumah sakit swasta dan klinik pribadi sehingga inilah yang menyebabkan dokter terburu-buru mengejar pekerjaan yang lain, seperti yang dikatakan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara “Ya.. Jam kerja saya untuk di rumah sakit ini tidak lebih dari 8 jam biasanya. Biasanya setelah visite , Saya juga harus mengejar pasien yang di poli sudah mngantri lama dan kemudian di rumah sakit swasta sudah memanggil saya” Berdasarkan hasil wawancara dengan informan , bahwa sebagian besar informan jika dilihat dari waktu kerjanya dalam perhari di Rumah Sakit Umum Bangkinang tidak lebih dari 8 jamhari. Selebihnya jam kerja dokter digunakan untuk bekerja di rumah sakit swasta dan klinik pribadinya. Dokter menjelaskan bahwa setelah melakukan visite kemudian langsung mengejar pasien yang ada di poli. Setelah dari poli langsung menerima panggilan dari rumah sakit swasta ataupun klinik pribadi. Seluruh informan memiliki pekerjaan yang diluar Rumah Sakit Umum Bangkinang. Dapat disimpulkan bahwa beban kerja dokter jika dilihat dari jam kerja di Rumah Sakit Umum Bangkinang tidak lebih dari standar yang di tetapkan yaitu tidak lebih dari 8 jam. Namun masih saja ditemukan ketidaklengkapan berkas rekam medis pasien rawat inap. Hal ini disebabkan dokter tidak punya banyak waktu untuk melengkapi walaupun jam kerja dokter tidak melebihi yang telah di tetapkan. Dan dalam pernyatan dokter yang harus mengejar pasien di luar Rumah Sakit ini membuat terburu-buru tentunya akan mempengaruhi kelengkapan berkas rekam medis . 4.4.14 Pertanyaan Informan tentang Komunikasi Interpersonal Antara Perawat dan Dokter di RSUD Bangkinang Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis penyakit Dalam, dokter spesialis Obgyn, dokter spesialis Anak menunjukkan bahwa komunikasi perawat terhadap dokter sudah dilakukan dalam mengingatkan dokter jika masih terdapat Universitas Sumatera Utara kelengkapan pengisian berkas rekam medis, ya namun tidak berpengaruh besar terhadap hal ini, seperti dikatakan sebagai berikut : “Iya saya sering diingatkan jika ada tidak lengkap tapi itu tergantung kesibukan masing-masing ya. Terkadang ya masih saja lupa untuk melengkapinya walaupun nanti membawa rekam medis itu kembali ke saya” Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Bedah dan dokter spesialis Paru menunjukkan bahwa perawat tidak sering dalam mengingatkan karena dokter beranggapan bahwa perawat sudah memahami bagaimana dokter sehingga terkadang perawat yang membantu dalam pengisian rekam medis, seperti dikatakan sebagai berikut : “Iya ada kok, tapi mungkin terlewatkan dalam mengisinya saat itu, kadang saya bawa pulang. Dan mereka mengembalikan ke saya jika ada yang tidak lengkap. dan perawat juga membantu dalam pengisian rekam medis” Berdasarkan hasil wawancara dengan informan , bahwa sebagian besar komunikasi interpesonal antara perawat dengan dokter dalam kelengkapan rekam medis sudah dilakukan namun walaupun masih kurang optimal sehingga tidak ada perubahan dalam melengkapi berkas rekam medis sesuai hasil observasi peneliti terhadap berkas rekam medis. 4.4.15 Pertanyaan Informan tentang Monitoring dalam Penyelenggaraan Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Bangkinang Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Obgyn, dokter spesialis Anak, Dokter spesialis Paru menunjukan bahwa belum adanya pengawasan langsung terhadap kelengkapan rekam medis sehingga masih ditemukan ketidaklengkapan berkas rekam medis. Dalam hal ini tidak akan terdapat perubahan bagi dokter yang bersangkutan apabila tidak dilakukannya pengawasan Universitas Sumatera Utara yang rutin terhadap kelengkapan rekam medis dan juga tidak berpengaruh besar pada rapat evaluasi terhadap berkas rekam medis seperti dikatakan sebagai berikut : “Setau saya sejauh ini tidak ada pihak manajemen rumah sakit yang melakukan pengawasan secara langsung terhadap kelengkapan rekam medis,saat rapat pun tidak terlalu dibahas akan hal ini “ Menurut hasil wawancara dengan dokter Spesialis Dalam, dokter spesialis Bedah dan dokter spesialis Syaraf menunjukan bahwa adanya dilakukan evaluasi saat rapat mengenai kelengkapan rekam medis tapi tidak terlalu di perhatikan dalam evaluasi tersebut karena tidak maksimalkan pembahasan yang dilakukan sehingga tidak berpengaruh besar terhadap kelengkapan tersebut, hal ini disebabkan karena kurang tegas dan tidak memiliki sanksi maupun reward dari pihak rumah sakit. seperti yang dikatakan sebagai berikut : “Pada saat rapat evaluasi biasanya dibahas sedikit mengenai kelengkapan rekam medis.Namun masih kurang ketat juga pengawasannya dalam hal ini.yaa ada sih diingatkan pada saat itu.kalau masalah pengawasan langsung untuk mengecek belum pernah dilakukan oleh pihak rumah sakit. Harusnya memang ada yang seperti itu ya” Dari penyataan diatas dapat diketahui bahwa monitoring dalam penyelenggaraan rekam medis ini masih membutuhkan pengawasan yang lebih tegas, karena saat dilakukan rapat evaluasi tidak membahas secara khusus dalam kelengkapan rekam medis. Masih ada informan yang mengatakan bahwa tidak ada pengawasan secara khusus terkait penyelenggaraan rekam medis. Dapat disimpulkan bahwa kurang memaksimalkan pengawasan terhadap kelengkapan Universitas Sumatera Utara rekam medis oleh pihak rumah sakit sehingga tidak berpengaruh besar terhadap tenaga kesehatan yang berkaitan dengan pengisian berkasa rekam medis.

4.4.16 Hasil Wawancara Terhadap Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang