terhadap perilaku para profesional, tanggung jawab manajemen terhadap nilai dari audit medis tersebut, seberapa jauh mempengaruhi beban kerja, rasa akuntabilitas,
prospek karier dan moral dan jenis pelatihan yang diperlukan. Aspek legal terpenting dari audit medis adalah penggunaan informasi medis pasien, yang tentu
saja terkait dengan kewajiban menyimpan rahasia kedokteran. Pada Permenkes Republik Indonesia tentang rekam medis disebutkan
bahwa salah satu tujuan dari rekam medis adalah riset dan sebagai data dalam upaya peningkatan mutu pelayanan medis. Permenkes juga memberikan peluang
pembahasan informasi medis seseorang pasien dikalangan profesi medis untuk tujuan dan pengembangan ilmiah. Dipihak lain, audit medis yang meriview rekam
medis dapat saja menemukan kesalahan-kesalahan orang, kesalahan prosedur, kesalahan peralatan dan lain-lain, sehingga dapat menimbulkan rasa kurang
nyaman bagi para para profesional dokter, perawat dan profesi kesehatan lain. Oleh karena itu perlu diingat bahwa audit medis bertujuan untuk
mengevaluasi pelayanan medis dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan bukan untuk mencari kesalahan dan menghukum seseorang.
2.3.3 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku baik langsung secara lisan , maupun tak langsung melalui media. Interpersonal adalah antara dua orang, dalam hal ini sedang bercakap antara dua
pribadi seperti suami istri yang sedang bercakap-cakap, atau antara dua orang dalam suatu pertemuan, misalnya antara penyaji makalah dengan salah satu
peserta suatu seminar Effendy,2004
Universitas Sumatera Utara
Definisi komunikasi interpersonal menurut Devito 2011 dalam bukunya The Interpersonal Communication Book
adalah komunikasi yang terjadi antar dua orang untuk membentuk sebuah hubungan, komunikasi tersebut dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki kesamaan tertentu. Pentingnya situasi komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya
memungkinkan berlangsung secara dialogis.Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada monologis. Monolog menunjukkan suatu
bentuk komunikasi dimana seseorang berbicara dan yang lain menjadi pendengar, jadi tidak terjadi interaksi. Dialog adalah bentuk komunikasi interpersonal yang
menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara
bergantian. Pentingnya bagi komunikator adalah karena ia dapat mengetahui diri komunikan selengkap-lengkapnya, yang penting untuknya mengubah sikap,
pendapat atau prilakunya sehingga komunikator dapat mengarahkanya ke suatu tujuan sebagaimana ia inginkan Effendy,2004
Dibanding dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan,
opini dan perilaku komunikan.Hal ini disebabkan komunikasi interpersonal umumnya berlangsung secara tatap muka face to face.Pada saat tatap muka
antara pembicara dengan pendengar terjadi kontak pribadi personal contact.
Pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan.Ketika pesan disampaikan, umpan balik berlangsung seketika immediate feedback, pada saat
itu komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan terhadap pesan yang disampaikan Effendy, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini efektivitas komunikasi interpersonal menurut Devito 2011 : 1.
Keterbukaan adalah kemauan orang untuk mengungkapkan informasi tentang dirinya yang mungkin secara normal disembunyikan , asalkan
saja beberapa pengungkapan tepat. Keterbukaan juga termasuk kemauan untuk mendengarkan secara terbuka dan bereaksi secara jujur
terhadap pesan orang lain. 2.
Empati adalah merasakan apa saja yang orang lain rasakan dari sudut pandang seorang tanpa kehilangan identitas kita. Empati memampukan
kita untuk mengerti seperti apa orang lain secara emosional untuk bersimpati, berbeda untuk merasakan kepada seseorang, untuk merasa
menyesal dan bahagia untuk seseorang. 3.
Kesadaran yang menyatakan kesadaran mental, dalam kesadaran kita menyadari alasan unntuk berpikir dan berprilaku dengan cara tertentu.
4. Sikap positif dalam komunikasi interpersonal harus dilakukan dengan
pesan penggunaan pesan positif daripada negatif. Hambatan Komunikasi Interpersonal Hambatan komunikasi menurut
Cangara 2011 adalah sebagai berikut: a. Hambatan penyaringan pesan merupakan faktor utama dari
penyaringan adalah jumlah tingkatan dalam struktur suatu organisasi, semakin banyak tingkatan vertikal dalam hierarki
organisasi semakin banyak kesempatan terjadi penyaringan. b. Kesalahan persepsi, dimana penerima dalam proses komunikasi
secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan,
Universitas Sumatera Utara
motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik pribadi mereka.
c. Kelebihan informasi, dimana setiap pribadi memiliki kapasitas untuk memproses data, ketika informasi harus diolah melebihi
kapasitas pemrosesan dan hasilnya melebihi informasi. Pesan yang disampaikan oleh komunikator menimbulkan dampak atau
efek tertentu terhadap komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian menurut Efendi 2004 yaitu:
a. Dampak kognitif yaitu yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkatka intelektualitasnya.
b. Dampak afektif yaitu bukan hanya sekedarsupaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu misalnya
perasaan iba, sedih, marah. c. Behavioral yaitu dampak yang timbul pada diri komunikan dalam
bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
KomunikasiPerawat dengan Dokter
Dalam melaksanakan tugasnya secara profesional perawat harus dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain seperti halnya dokter untuk memberikan
pelayanan yang baik pada individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat dengan menggunakan komunikasi yang baik. Komunikasi dibutuhkan untuk
mewujudkan kolaborasi yang efektif, hal tersebut perlu ditunjang oleh sarana komunikasi yang dapat menyatukan data kesehatan pasien secara komprehensif
sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim dalam pengambilan
Universitas Sumatera Utara
keputusan. Oleh karena itu perlu dikembangkan catatan status kesehatan pasien yang memungkinkan komunikasi perawat dokter terjadi secara efektif. Sebagai
tim kolaborasi, sangat penting bagi perawat dan dokter untuk dapat bertukar informasi dengan jelas dan komprehensif melalui pelaksanaan komunikasi.
Pelaksanaan bertukar informasidiwujudkan dengan saling share, konsultasi, konfirmasi, memberi masukan, bertanya jawab serta menyampaikan
informasi baik secara langsung maupun melalui telepon.Hal tersebut sesuai dengan tujuan komunikasi antara perawat dan dokter yang tidak selalu untuk
tujuan pengambilan keputusan bersama, melainkan sangat mungkin bertujuan untuk konfirmasi, penegasan atau pemberi dukungan seperti yang telah dijelaskan
oleh ketiga partisipan.Pelaksanaan komunikasi secara efektif dan efisien sangat penting karena menjamin terlaksananya pemberian perawatan kesehatan yang
aman dan berkualitas tinggi Rahaminta, 2012.
2.3.4 Monitoring