Pengujian aktivitas antibakteri sediaan floating

38

3.12.5 Pembuatan standar kekeruhan larutan larutan Mc. Farland

Larutan H 2 SO 4 1 sebanyak 9,95 mLdicampurkan dengan larutan BaCl 2 1 sebanyak 0,05 mL dalam tabung reaksi konsentrasi 1,5 x 10 8 CFUmL.Kemudian dikocok sampai terbentuk larutanyang keruh. Kekeruhan ini dipakai sebagaistandar kekeruhan inokulum bakteri uji Mc Farland, 1907.

3.12.6 Pembuatan inokulum bakteri uji

Bakteri Staphylococcus aureus diambildengan kawat ose steril lalu disuspensikankedalam tabung yang berisi 2 mLnutrient broth hingga di peroleh kekeruhan yang samadengan standar kekeruhan larutan Mc.Farland. Perlakuan yang sama dilakukan padabakteri Escherichia coli.

3.12.7 Pembuatan kurva larutan standar amoksisilin

Larutan standar amoksisilin dibuat dalam berbagai konsentrasi 0- 200 μg dengan melarutkan amoksislin menggunakan medium lambung butan pH 1,2. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam vial. Dimasukkan pencadang kertas ke dalam masing-masing larutan dan dibiarkan selama 30 menit. Kedalam cawan petri dimasukkan 0,1 mL inokulum, ditambahkan 15 mL media MHA steril yang telah dicairkan dan ditunggu hingga suhu mencapai 45 o C, dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Selanjutnya, dimasukkan pencadang kertas yang telah direndam ke dalam petri. Diinkubasi pada suhu 36-37 o C selama 18 jam. Selanjutnya diameter daerah hambat di sekitar pencadangkertas diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali.

3.12.8 Pengujian aktivitas antibakteri sediaan floating

Larutan alikuot yang diperoleh dari hasil disolusi pada interval waktu 0;0,5;1;2;3;4;5;6;7;8;9;10;11;12 jam sebanyak 2 mL dilakukan pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar. Dimasukkan pencadang kertas kedalam Universitas Sumatera Utara 39 masing-masing larutan dan dibiarkan selama 30 menit. Kedalam cawan petri dimasukkan 0,1 mL inokulum, kemudian ditambahkan 15 mL media MHA steril yang telah dicairkan dan ditunggu hingga suhu mencapai 45 o C, dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Selanjutnya ke dalam petri dimasukkan pencadang kertas yang telah direndam dan ditiriskan dengan jarak 5 cm. Diinkubasi pada suhu 36-37 o C selama 18 jam. Selanjutnya diameter daerah hambat di sekitar pencadang kertas diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali Fransiska, 2015. Universitas Sumatera Utara 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Cangkang kapsul alginat yang telah dibuat dari natrium alginat 80-120 cP dilakukan penentuan spesifikasi, pengujian waktu floating dan uji kerapuhan.Selanjutnya, cangkang kapsul alginat diisi dengan bahan obat amoksisilin dilakukan uji disolusi dan uji aktivitas antibakteri dari alikuot hasil uji disolusi.

4.1 Hasil Penentuan Spesifikasi Cangkang Kapsul Alginat 80-120 cP

Penentuan spesifikasi cangkang kapsul alginat 80-120 cP No.0 dilakukan terhadap bagian badan cangkang kapsul, bagian tutup cangkang kapsul dan cangkang kapsul secara keseluruhan yang meliputi pengukuran panjang, diameter, berat, volume, ketebalan dan pengamatan warna. Pengukuran ketebalan dilakukan terhadap badan dan tutup cangkang kapsul.Pengukuran volume dilakukan hanya terhadap bagian badan cangkang kapsul, karena umumnya bahan obat hanya diisikan ke dalam bagian badan cangkang kapsul.Pengukuran volume dilakukan menggunakan air, dimana air diisi kebagian badan cangkang kapsul alginat sampai meniskus atas menyentuh ujung kapsul. Cangkang kapsul No.0 yang dibuat dari alginat 80-120 dapat dilihat pada Gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara